KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Sekolah Komunitas Kristen Tunas Bangsa Kupang kembali menemui ulang tahun ke-28, tepatnya tanggal 10 Maret setiap tahunnya. Pada perayaan HUT kali ini, siswa-siswi TK, SD, SMP dan SMA merayakan dengan berbagi bersama para pengendara kendaraan bermotor.
Kegiatan sosial ini digelar di area Bundaran Tirosa dengan melibatkan para guru dan mendapat pengawalan dari anggota Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polresta Kupang Kota, Senin (10/3).
Usai berbagi, para siswa-siswi kembali ke sekolah dan melanjutkan acara ibadah syukur bersama atas peristiwa sukacita yang ditemui sebagai bentuk komitmen dalam menjalankan sistem pendidikan kedepan. Acara ini dihadiri Wakil Wali (Wawali) Kota Kupang, Serena Francis.
Dalam sambutannya, Serena Francis memberikan motivasi kepada para siswa agar terus meningkatkan minat belajar dan memberikan sumbangan prestasi untuk daerah.
Menurutnya, belajar atau meningkatkan pengetahuan itu tidak mengenal usia atau gander. Siapa saja bisa dilakukan dan dimana saja.
“Gender dan usia bukan menjadi penghalang. Sebagai generasi penerus, harus banyak belajar,” katanya.
Ia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pihak sekolah yang berkomitmen mendukung pemerintah dalam bidang pengembangan sumber daya manusia.
“Ini merupakan pencapaian yang luar biasa karena sekolah ini terus menunjukan komitmen dalam mengembangkan generasi yang cerdas, beriman dan berkarakter. Semoga dengan sistem pendidikan yang ada bisa meningkat sumberdaya di daerah ini,” ujarnya.
Ia mengaku, 28 tahun bukan perjalanan yang singkat tetapi ada dedikasi, konsistensi dan cinta di dalamnya. Untuk itu patutlah diapresiasi kepada semua warga sekolah Tunas Bangsa. Pendidikan diera saat ini tidak saja bicara soal memberi pelajaran atau ilmu di dalam kelas, tapi perlu mendidik anak menjadi pribadi yang utuh, cerdas dalam akademik, kuat secara mental, kuat dalam komunikasi dan berkaryanya.
Ditegaskan agar pihak sekolah memperhatikan dan mengakomodasi kepentingan anak-anak disabilitas. Hal yang sama juga menjadi tanggung jawab pemerintah untuk pemenuhan pendidikan dan kurikulum yang sama.
Lanjut Serena, dibawa kepemimpinan Chris-Serena, pihaknya ingin menjadikan Kota Kupang sebagai rumah bersama, maju, bersama, sejahtera dan berkualitas.
“Hal ini sejalan arah pembangunan nasional yang tertuang dalam asta cita presiden untuk mewujudkan Indonesia emas,” katanya.
Sebagai generasi masa depan, Serena menganalogikan para siswa sebagai lentera-lentera yang akan membawa terang kemanapun dan di mana pun siswa berada. Maka dengan tema Keep Shining, anak-anak harus membawa terang bagi Kota Kupang. Harus terus bersinar, beriman dan memiliki karakter yang baik.
“Saya percaya bahwa usia dan gender bukan batasan untuk meraih mimpi dan prestasi serta berguna bagi masyarakat. Terbukti, saya merupakan perempuan pertama yang menjadi Wakil Wali Kota Kupang dan termuda di Indonesia. Semuanya itu saya memulai dengan kerja keras dan setia dengan hal-hal kecil. Kuncinya, terus belajar,jangan takut salah dan jangan malu bertanya,” ungkapnya memotivasi siswa.
Kepada pihak sekolah, Serena berharap agar tidak saja memberikan teori tetapi praktek-praktek pun dilakukan untuk menemukan bakat dan minat para siswa. Karena sejatinya, siswa lebih fokus, percaya diri dan memiliki berprestasi lebih.
“Siapa yang setia terhadap hal-hal kecil maka ia akan diberkati pada hal-hal besar. Setia dengan mengerjakan tugas yang diberikan para guru. Guru juga terus meningkatkan pelayanan kepada siswa, orangtua dan masyarakat pada umumnya. Kami juga akan melakukan hal yang sama di pemerintahan,” tegasnya.
Ketua Yayasan, Stephany Fanggidae mengaku, hingga usia ke-28 ini tentu bukan hal yang mudah. Sudah melalui berbagai proses panjang dan telah menghadirkan fasilitas yang memadai.
Pada perayaan HUT kali ini, pihaknya menggelar berbagai kegiatan, mulai lomba bahasa Inggris, fashion show, mewarnai dan aksi sosial dengan melibatkan sejumlah peserta dari luar.
“Bersyukur karena saya baru memimpin 3 tahun namun kepengurusan sebelumnya telah meletakan dasar yang kuat sehingga kami hanya melanjutkan saja,” katanya.
Meski demikian, dirinya terus berkomitmen untuk meningkatkan sistem pendidikan di sekolah tersebut dengan kurikulum Australia.
“Bertepatan dengan HUT ke-28 ini kita launching sekolah nasional plus SMP dengan memberlakukan full bahasa Inggris,” katanya.
Terhadap pesan Wawali Kota Kupang terhadap pemenuhan kebutuhan disabilitas, dirinya mengaku sebelum ada imbauan dari pemerintah, pihaknya sudah memberlakukannya. Bahkan sekolahnya itu pernah menamatkan anak disabilitas.
“Kami sudah mendidik dan menamatkan anak yang hanya duduk di kursi roda mulai dari TK hingga tamat SMA karena sekolah ini anti bullying. Anak-anak sangat welcome dengan disabilitas. Selain itu, semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti pendidikan di sekolah Tunas Bangsa sebab tidak ada tes atau seleksi. Kita punya kelas yang menangani anak-anak autis,” jelasnya. (cr6/gat/dek)