Bitcoin Turun 27%, Trump Diduga Ciptakan Kekacauan di Pasar Keuangan

  • Bagikan
Donald Trump

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID– Apakah Donald Trump sengaja menjatuhkan pasar untuk memaksa The Fed menurunkan suku bunga? Teori ini muncul dari Anthony Pompliano.

Anthony yang merupakan analis pasar sekaligus pendiri Professional Capital Management, yang mengklaim bahwa pemerintahan Trump menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan untuk menekan Ketua The Fed, Jerome Powell.

Menurut laporan Cointelegraph, strategi ini bertujuan untuk menghindari refinancing utang AS sebesar USD 7 triliun (Rp 113.4 kuadriliun) dalam beberapa bulan ke depan, dengan cara menciptakan lingkungan di mana suku bunga harus diturunkan.

Pompliano berpendapat bahwa tarif perdagangan yang diberlakukan Trump baru-baru ini adalah bagian dari strategi yang lebih besar untuk memaksa The Fed memangkas suku bunga.

Seperti diketahui, Indeks S&P 500 turun 2,66% dalam sehari, sementara Nasdaq anjlok 3,8%, menurut data dari Google Finance.

Selama sebulan terakhir, S&P 500 turun 7,32%, Nasdaq merosot 10,7%, dan Bitcoin anjlok 27,4% dari level tertingginya di USD 108.786 (Rp 1,76 miliar).

Kapitalisasi pasar crypto telah kehilangan lebih dari USD 1,2 triliun (Rp 19,4 kuadriliun) sejak 17 Desember.

Pompliano mengatakan, jika kondisi ini terus berlanjut, keputusan akhir akan bergantung pada siapa yang lebih dulu “berkedip” dalam permainan tarik-ulur ini: Trump atau Powell.

Dalam wawancaranya dengan Fox News pada 9 Maret, Trump menegaskan bahwa tingkat suku bunga yang tinggi menghambat pertumbuhan ekonomi.

“Tidak ada yang menjadi kaya ketika suku bunga tinggi, karena orang tidak bisa meminjam uang,” ujarnya.

Pompliano menambahkan bahwa memangkas suku bunga akan memberi akses ke modal murah, yang menurutnya akan meningkatkan aktivitas ekonomi.

Data dari CME FedWatch Tool, alat yang mengukur ekspektasi perubahan suku bunga The Fed, menunjukkan 96% kemungkinan suku bunga tetap di level 4,25% – 4,50% pada pertemuan The Fed 19 Maret. Peluang hampir 50-50 bahwa suku bunga akan dipangkas pada pertemuan The Fed 7 Mei.

Namun, The Fed dikenal enggan memangkas suku bunga ketika inflasi masih tinggi, karena salah satu tujuan utamanya adalah menjaga stabilitas harga.

Meski begitu, jika strategi Trump berhasil menciptakan resesi buatan (disebut “Trumpcession” oleh beberapa analis), The Fed mungkin akan terpaksa menurunkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.

Pasar crypto mengalami guncangan besar akibat ketidakpastian ini. Hingga Selasa (11/3) Bitcoin turun dari USD 108.786 (Rp 1,76 miliar) ke USD 80.262 (Rp 1,3 miliar), kehilangan hampir 27% nilainya.

Sentimen negatif di pasar juga menyebabkan kapitalisasi pasar crypto turun lebih dari USD 1,2 triliun (Rp 19,4 kuadriliun).

Para analis memperingatkan bahwa jika The Fed tetap mempertahankan suku bunga tinggi, BTC bisa kembali turun ke USD 70.000 (Rp 1,13 miliar).

Namun, jika The Fed akhirnya menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan, Bitcoin dan aset crypto bisa kembali mengalami kenaikan signifikan.

Meski begitu, jika strategi Trump berhasil menciptakan resesi buatan (disebut “Trumpcession” oleh beberapa analis), The Fed mungkin akan terpaksa menurunkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.

Pasar crypto mengalami guncangan besar akibat ketidakpastian ini. Hingga Selasa (11/3) Bitcoin turun dari USD 108.786 (Rp 1,76 miliar) ke USD 80.262 (Rp 1,3 miliar), kehilangan hampir 27% nilainya.

Sentimen negatif di pasar juga menyebabkan kapitalisasi pasar crypto turun lebih dari USD 1,2 triliun (Rp 19,4 kuadriliun).

Para analis memperingatkan bahwa jika The Fed tetap mempertahankan suku bunga tinggi, BTC bisa kembali turun ke USD 70.000 (Rp 1,13 miliar).

Namun, jika The Fed akhirnya menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan, Bitcoin dan aset crypto bisa kembali mengalami kenaikan signifikan. (jpc/thi/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version