Penyidik Sudah Tetapkan Lima Tersangka, Identitas Belum Diumumkan
BANDUNG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID – Rumah di kawasan jalan Gunung Kencana, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, itu terlihat tertutup, Senin (10/3) sore. Tak tampak kegiatan mencolok di kediaman pribadi mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil tersebut di tengah kabar penggeledahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ketika dikonfirmasi, beberapa penjaga rumah menyatakan tidak mengetahui keberadaan sang pemilik rumah. ”Tidak ada orang di dalam,” ujar salah satu penjaga saat ditanya wartawan, termasuk Radar Bandung (grup Timex).
Di sisi lain, beberapa warga sekitar mengaku terkejut dengan kabar ini. Mereka menyebut Ridwan Kamil biasanya berada di rumah saat hari libur dan dikenal aktif bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
Penyidik KPK menggeledah rumah RK, sapaan akrab Ridwan Kamil, terkait penyidikan kasus dugaan korupsi dana iklan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB).
”Betul, terkait perkara BJB,” kata Ketua KPK Setyo Budiyanto saat dikonfirmasi di Jakarta.
Sampai berita ini ditulis pukul 20.00, belum diketahui apa saja hasil penggeledahan tersebut. Selama ini RK belum pernah diperiksa KPK terkait kasus tersebut. Pada Rabu (5/3) pekan lalu, KPK mengumumkan telah memulai penyidikan kasus itu.
Juru bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto mengatakan bahwa penyidik sudah menetapkan lima orang tersangka. Namun, dia belum bersedia menyebutkan identitas lima orang tersebut.
RK Siap Kooperatif
Sementara itu, sebagaimana dilansir dari Jawapos.com, Ridwan Kamil membenarkan bahwa rumahnya digeledah KPK. RK memastikan pihaknya kooperatif atas langkah KPK tersebut. ”Tim KPK sudah menunjukkan surat tugas resmi dan kami selaku warga negara yang baik sangat kooperatif dan sepenuhnya mendukung tim KPK secara profesional,” ucap Ridwan Kamil.
RK menyatakan menyerahkan sepenuhnya kepada KPK terkait penggeledahan tersebut. ”Hal-hal terkait lainnya kami tidak bisa mendahului tim KPK dalam memberikan keterangan, silakan insan pers bertanya langsung kepada tim KPK,” tegasnya.
Dirut Mundur
Pada Rabu pekan lalu juga Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi membenarkan bahwa Direktur Utama (Dirut) PT BJB Yuddy Renaldi mengundurkan diri. Dedi juga memastikan tidak akan menghalangi penyidikan kasus tersebut.
Terkait alasan pengunduran diri Yuddy tersebut, Dedi mengaku tidak mengetahui. Termasuk apakah terkait dengan pemeriksaan BJB oleh KPK.
”Yang jelas, bagi saya, pengunduran itu sikap yang lebih baik dibandingkan meneruskan memimpin BJB. Sebab, ada beberapa hal soal pengelolaan yang menurut saya juga tidak terpenuhi,” kata Dedi. (dsn/ttg/jpg/ays/dek)