92 Hektare Tanaman Padi Terancam Gagal Panen

  • Bagikan
ALEX SEKO/TIMEX TERGENANG BANJIR. Area persawahan Sokolago Desa Tou Timur Kecamatan Kotabaru tergenang banjir akibat hujan deras, Jumat (14/3).

Banjir Landa Area Persawahan

ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Hujan deras yang terjadi, Jumat (14/3) lalu menyebabkan terjadinya banjir di Desa Tou Timur Kecamatan Kotabaru.

Banjir tersebut mengakibatkan kerusakan signifikan pada area persawahan hamparan Sokolago (62 hektare), Ratebobi (10 hektare) dan Wolo Tou (20 hektare).

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ende, Yulius Riwu saat dikonfirmasi Timexkupang.fajar.co.id, Senin (17/3) mengatakan, hujan lebat yang menyebabkan banjir mengakibatkan puluhan area lahan persawahan rusak berat sehingga dipastikan para petani gagal panen.

"Kita sudah mendapat laporan dari dinas terkait soal kerusakan akibat banjir yang melanda Desa Tou Timur. Puluhan hektare sawah rusak parah. Dipastikan akan terjadi gagal panen," kata dia.

Terpisah, Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende, Ibrahim Gadir Dean mengatakan, pihaknya telah turun langsung mendata kerusakan lahan pertanian.

"Kami sudah langsung turun melihat dampak banjir terhadap lahan pertanian serta akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk pemulihan," ujarnya.

Dikatakan, berdasarkan data kerusakan diketahui berada dilokasi Desa Tou Timur Kecamatan Kotabaru Kabupaten Ende.

Secara Keseluruan luas lahan pertanian 92 hektare. Luas sawah yang terdampak 25 hektare. Sementara jenis tanaman yang rusak padi sawah varietas ciherang dan cakra buana.

"Untuk umur tanaman yang terdampak bervariasi dari 14 sampai 70 hari HST dan tingkat kerusakan 25 hektare, kerusakan ringan 6,5 hektare, tingkat sedang 0 hektare, Blberat 18,5 hektare," katanya.

Menurutnya, untuk jumlah petani yang terdampak sebanyak 51 KK dengan estimasi kerugian Rp 825.000.000.

Dia merincikan luas lahan terdampak 25 hektare kali produktivitas 5 ton/hektare 125 ton gabah kering panen (GKP).

Konversi ke beras 125 ton kali 55 persen (rendemen) 68,75 ton beras.

Total harga beras 68,75 ton beras kali Rp 12.000 per kg = Rp 825.000.000 (dengan aumsi harga beras saat ini Rp 12.000).

Akibat dari kejadian tersebut, lanjut Ibrahim, tanaman padi yang siap panen mengalami gagal panen. Selain itu, terjadi penurunan tingkat produksi untuk lahan yang masih bisa diselamatkan. Selain itu, rusaknya sistem irigasi dan saluran air.

Dalam upaya penanganan ke depan kata dia, untuk jangka pendek akan melakukan rehabilitasi hamparan sawah (perbaikan pematang, pembersihan pematang dari sampah atau barang lainnya).

Selain itu juga akan dilakukan pembersihan saluran irigasi dan juga memberikan bantuan terhadap warga yang  terdampak.

Selain itu untuk jangka panjang yakni melakukan perbaikan dan penguatan tanggul serta saluran irigasi, penyediaan benih padi sawah bagi petani (disarankan untuk menanam padi varietas yang berumur genjah misalnya varietas cakra buana) benih padi yang dibutuhkan sebanyak 25 hektare kali 25 hektare = 626 kg benih padi.

"Perkiraan tanam kembali bulan April 2025 dan melakukan bantuan olah lahan di lahan sawah terdampak, pendampingan teknis untuk rehabilitasi lahan pertanian oleh penyuluh pertanian lapangan," katanya.

Dia menyebutkan, banjir yang terjadi di wilayah Desa Tou Timur Kecamatan Kotabaru telah menyebabkan kerusakan yang cukup besar pada sektor pertanian. Oleh karena itu, diperlukan tindakan cepat untuk pemulihan lahan serta bantuan bagi petani agar dapat kembali berproduksi. (kr4/ays/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version