Butuh Kolaborasi Lawan Rabies di NTT

  • Bagikan
LINDA MAKANDOLOE/TIMEX TEKEN. Asisten II Setda Provinsi NTT, Flori Rita Wuisan, CEO & Founder Natha Satwa Nusantara, Davina Veronica, Wakil Rektor Bidang Akademik Undana, Annytha IR Detha dan CEO Yayasan JAAN Domestic Indonesia, Karin Franken menandatangani kesepakatan bersama melawan rabies di NTT, Senin (17/3).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID – Hari ini, Selasa (18/3), Yayasan Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Domestic Indonesia bekerja sama dengan Humane World for Animals (sebelumnya disebut Humane Society International), mengumumkan peluncuran program "Bersatu Melawan Rabies Bersama untuk Kesejahteraan Hewan" di Provinsi NTT.

Tujuan untuk mengubah pengendalian dan pencegahan rabies melalui pendidikan dan peningkatan kesejahteraan hewan di seluruh Provinsi NTT. Program ini bertujuan untuk mengurangi jumlah kasus rabies melalui berbagai inisiatif termasuk menangani perdagangan daging anjing yang berperan penting dalam penyebaran rabies.

Program ini awalnya akan fokus pada area percontohan di Kota Kupang, Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Belu. Peluncuran menampilkan pembicara dari JAAN, perwakilan Pemerintah Provinsi NTT, Kementerian Pertanian Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner, Universitas Nusa Cendana, Natha Satwa Nusantara dan mitra kunci yang terlibat dalam program.

Inisiatif ini menandai tonggak penting dalam upaya kolektif untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan mempromosikan kesejahteraan hewan yang lebih baik di Provinsi NTT.

Sorotan program mempromosikan kesejahteraan hewan, pengendalian dan pencegahan rabies serta kepemilikan hewan peliharaan yang bertanggung jawab dengan berkolaborasi dengan lembaga pemerintah, pemimpin agama dan komunitas lokal untuk mengurangi penularan rabies dan meningkatkan kesejahteraan hewan.

Melakukan penelitian bekerja sama dengan universitas lokal dan sekolah kedokteran hewan untuk memetakan prevalensi rabies dan persepsi kesejahteraan hewan di area percontohan, membimbing intervensi yang ditargetkan dan pengembangan kebijakan.

Memberikan pelatihan kedokteran hewan tentang langkah-langkah pencegahan dan pengendalian rabies termasuk melakukan survei populasi anjing dan vaksinasi massal rabies.

Meningkatkan kesadaran masyarakat di komunitas lokal tentang peran perdagangan daging anjing dan kucing dalam penyebaran rabies dan risiko dari perdagangan tersebut.

"Kami bangga mendukung program ini, yang sejalan dengan misi kami untuk meningkatkan kesejahteraan hewan melalui penghentian perdagangan daging anjing di Asia. Kolaborasi di NTT adalah model untuk keterlibatan dan pendidikan masyarakat yang efektif untuk mengakhiri rabies dan meningkatkan kesejahteraan hewan," jelas Julie Sanders, Direktur Ending The Dog Meat Trade di Humane World for Animals pada Presscon Launching Project Rabies and Animal Welfare di hotel Aston Kupang, Senin (17/3).

Asisten II Setda Provinsi NTT, Flori Rita Wuisan mengatakan, awalnya kasus rabies hanya berada di pulau Flores dan tahun 2023, pulau Timor dikejutkan dengan adanya kasus rabies. Untuk penanganan kasus rabies harus ada kolaborasi semua pihak.

“Edukasi masyarakat tentang pencegahan rabies dan kesejahteraan hewan adalah kunci untuk memastikan masa depan yang lebih sehat. Kami bersemangat untuk menjadi bagian dari program transformatif ini,” ungkapnya.

Sebelumnya Wakil Rektor Bidang Akademik Undana, Annytha IR Detha menyatakan mendukung penanganan kasus rabies secara kolaborasi. Katanya, penanggulangan harus kolaborasi berama semua pihak termasuk masyarakat. Universitas Nusa Cencana (Undana) Kupang mendukung.

“SDM Undana bisa mendukung pengembangan penanganan kasus rabies dan Undana siap terlibat dalam setiap intervensi penanganannya,” ungkapnya.

CEO Yayasan JAAN Domestic Indonesia, Karin Franken mengatakan, NTT sekarang menjadi tujuan wisata yang sangat populer dan pencegahan serta pengendalian rabies melalui pendidikan kesejahteraan hewan lebih penting dari sebelumnya.

“Dengan bantuan Humane World for Animals, kami bersemangat untuk secara resmi meluncurkan program ini untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan penduduk dan pengunjung,” katanya.

Duta Pariwisata Indonesia Timur dari Kementerian Pariwisata Indonesia dan pendiri serta mitra dari organisasi Natha Satwa Nusantara, Davina Veronica mengatakan, program ini adalah inisiatif luar biasa untuk meningkatkan kesadaran tentang pencegahan rabies melalui pendidikan kesejahteraan hewan. Ini sangat penting untuk melindungi baik komunitas maupun hewan yang merupakan bagian dari ekosistem.

Untuk diketahui, Yayasan JAAN Domestic Indonesia Yayasan JAAN Domestic Indonesia adalah organisasi nirlaba terdaftar dan non-pemerintah di Indonesia. Resmi terdaftar di Kementerian Hukum Indonesia dengan nama Yayasan JAAN Kesejahteraan Hewan. JAAN Domestic adalah bagian dari Jakarta Animal Aid Network, yang didirikan pada tahun 2008 di Jakarta.

Karena ekspansi dan pertumbuhan organisasi, Divisi Wildlife dan Hewan Domestik sekarang terdaftar sebagai yayasan dan manajemen sendiri. JAAN Domestic diakui sebagai leading organizations di Indonesia yang didedikasikan untuk kesejahteraan hewan peliharaan di Indonesia. (dek/ays/dek)

  • Bagikan