Taman Nasional jadi Primadona Masyarakat saat Libur Lebaran,Kemenhut Pastikan Aspek Keamanan

  • Bagikan
PERSIAPAN HARI LIBUR Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni (tengah) membahas persiapan pengelola Taman Nasional menyambut libur lebaran di Jakarta (18/3). (Humas Kemenhut)

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Keberadaan Taman Nasional di berbagai daerah, menjadi salah satu primadona masyarakat untuk rekreasi. Termasuk nanti saat momen libur lebaran.

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memastikan kondisi Taman Nasional siap menerima kunjungan masyarakat, khususnya dari aspek keamanan (safety). Secara khusus Kemenhut menggelar rapat koordinasi untuk memastikan kesiapan Taman Nasional menyambut momen libur lebaran.

Rapat digelar di Jakarta pada Selasa (18/3) dipimpin langsung oleh Menhut Raja Juli Antoni. Pada momen ini, Raja mengumpulkan jajarannya membahas kesiapan Taman Wisata Alam (TWA) dan Taman Nasional menghadapi libur lebaran 2025.

Dia memastikan tidak kompromi soal keselamatan pengunjung saat liburan. "Saya ingin mempertegas kembali pesan saya yang sudah saya sampaikan pada libur tahun baru lalu," kata dia.

Bahwa Kemenhut tidak akan berkompromi pada keamanan dan keselamatan pengunjung. Jadi aspek keamanan dan keselamatan pengunjung adalah hal paling penting.

Dalam rapat itu, Raja didampingi oleh Wamenhut Sulaiman Umar beserta Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko. Rapat itu diikuti secara daring oleh 26 Balai Besar/Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA/BKSDA) dan 48 Balai Besar/Balai Taman Nadional.

Raja Antoni meminta jajaran di 57 Taman Nasional dan 134 Taman Wisata Alam yang dikelola Kemenhut mengedepankan keselamatan, keamanan dan kenyamanan pengunjung. Salah satunya terkait sarana dan prasarana.

"Sekali lagi kita tidak boleh kompromi dengam keselamatan dna kenyamanan pengunjung di 57 Taman Nasional dan 134 Taman Wisata Alam," ujar Raja.

Tidak hanya itu, dia juga meminta agar informasi terkait penutupan sejumlah Gunung atau Taman Nasional segera disampaikan kepada masyarakat. Selain itu, ia juga meminta kuota atau batasan pengunjung ditaati.

Menurutnya hal ini berkaitan dengan keselamatan dan kelestarian alam. "Nanti mohon direkap ulang Rinjani, Tambora, dicatat kembali kapan ditutupnya, kapan dibukanya dan ini di informasikan mulai besok paling tidak di media kita," ujar Menhut.

"Saya mohon diperhatikan soal daya tampung, seperti Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, kuota yang ada mohon ditaati," sambungnya.

Karena ini berkaitan dengan kenyamanan, kenyamanan pasti akan terganggu. Lalu soal potensi sampah pasti akan menumpuk.

"Mohon diperketat, umumkan soal kuota tersebut pada masyarakat sejak dini kalau kuota sudah habis," pungkasnya. (jpc/thi/dek)

  • Bagikan