BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pipa jaringan distribusi utama (JDU) air minum bersumber dari Wae Mao di Kabupaten Manggarai Timur (Matim), dua kali mengalami putus. Setelah ditelusi, ternyata penyebabnya aliran air dalam pipa terhalang akar serabut.
Selain itu, juga ditemukan onggokan batu pada tempat akar serabut bersarang. Pada 20 Maret 2025, kejadian pertama pipa putus total di Paka, Desa Sita. Kerusakan itu langsung diperbaiki pada 21 Maret 2025 oleh petugas dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Sistem Penyediaan Air Minum (UPTD SPAM) Kabupaten Matim.
Selanjutnya pada malam harinya (21 Maret 2025), pipa JDU kembali mengalami putus total pada lokasi yang berbeda di kampung Mareng, Desa Sita. Sementara lokasi ditemukan akar serabut dan onggokan batu yang menyumbat aliran air itu, yakni kampung Mareng dan tidak jauh dari lokasi pipa yang putus.
Belum tahu dari mana sumber akar kayu dan batu dalam pipa tersebut. Akibat kerusakan itu, selama dua hari, Jumad (21/3/2025) dan Sabtu (22/3/2025), pelayanan bagi 1.460 pelanggan, mulai dari Desa Sita hingga sebagian wilayah kota Borong, terhenti dengan kehilangan air bisa mencapai 900 meter kubik.
"Dua kali pada lokasi berbeda pipa putus total. Setelah ditelusuri ternyata ada hambatan berupa akar kayu mengembang juga onggokan batu mengalir dalam pipa dan terhenti di tempat akar serabut bersarang," ujar Kepala UPTD SPAM, Fransiskus Yun Aga, kepada media ini, Minggu (23/3).
Fransiskus yang akrab disapa Kevin menjelaskan, dua material misterius tersebut yang membuat tekanan air kembali dan membuat pipa putus. Pihaknya menduga, batu yang ikut menghalang dalam pipa adalah bagian dari batu yang masuk dalam pipa saat jaringan air putus total akibat proses pengerjaan jalan 8 tahun silam.
"Selama ini memang sering ditemukan kendala yang sama, dan dengan jarak bentangan pipa yang ada niscaya untuk ditemukan semuanya. Tapi terhadap kondisi kerusakan, tentu langkah cepat segera diambil dengan mencari titik hambatan dalam pipa, dan ditemukan di Mareng," bilang Kevin.
Disini kata Dia, pelaksana teknisi air bersama pejabat teknis, langsung melakukan upaya perbaikan hingga selesai pukul 19.00 Wita. Pekerjaan penyambungan pipa adalah hal mudah. Namun yang sulit adalah mencari titik hambatan serta menggali pipa dalam volume besar.
"Kendala ini tidak menyurutkan petugas, karena merupakan panggilan dalam pelayanan.Sehingga kini pelayanan sudah kembali normal. Atas kejadian ini, kami telah menyampaikan permohonan maaf kepada pelanggan yang terdampak," kata Kevin.
Dikatakanya, sumber Wae Mao sendiri berlokasi di wilayah Desa Golo Loni, Kecamatan Rana Mese. Jaringan transmisi terbentang dari sumber hingga reservoir produksi di Tokol, Desa Compang Kempo, Kecamatan Rana Mese, menggunakan pipa jenis HDPE dengan dimensi 6 dim.
Kemudian Kevin menerangkan, pipa JDU bermula dari reservoir tokol menggunakan HDPE 6 inchi hingga reservoir di Kapas, Desa Golo Kantar, Kota Borong. Lalu, jaringan air minum ini melayani pelanggan dalammwikayah Kota Borong, seperti Desa Nanga Labang, Kelurahan Kota Ndora, dan sebagian Kelurahan Rana Loba.
"Sepanjang jalan dari Desa Sita, dan Watu Mori Kecamatan Rana Mese, juga Desa Compang Ndeing, Kecamatan Borong, diberikan pelayan melalui jaringan distribusi cabang dan jaringan pelayanan hingga rumah tangga," terangnya.
Kevin menambah, walaupun saat dibangun dengan nomenklatur jaringan air minum IKK Borong dengan tujuan melayani pelanggan dalam wilayah Kota Borong, namun pipa JDU melewati Desa Sita, Watu Mori dan Compang Ndejing. Sehingga masyarakat di wilayah itu diberi pelayanan.
Sehingga dengan demikian lanjut Kevin, alhasil air yang sampai di reservoir disribusi di Kampas tidak mampu memberikan pelayanan secara penuh untuk pelanggan di kota Borong. Secara berjadwal air dialirkan untuk pelanggan sepanjang jalan.
Lalu pada malam hari diproduksi di reser Kampas untuk esok harinya didistribusikan secara bergilir. antara desa Nanga Labang, Kelurahan Rana Loba bagian selatan jalan nasional, dan kelurahan Kota Ndora. Disini jadwal pelayanan yang sama seminggu dua kali dengan durasi 3 jam.
"Pelayanan berjadwal ini diupayakan untuk bisa memenuhi sedikit kebutuhan air minum bagi masyarakat. Berjadwal karena kondisi kapasitas air dari sumber masuk di reservoir Kampas. Kita tidak mungkin meniadakan pelayanan di hulu jaringan air minum, hanya karena tujuan pelayanan ada di hilir," tutup Kevin. (*/kr1/dek).