KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Tiga warga Desa Oesusu Kecamatan Takari Kabupaten Kupang yaitu Istanis Laus Simson Taloim, Sandi Imanuel Nabunome dan Dewon Deferengki Bait menjadi korban pengeroyokan dan penganiayaan diduga dilakukan Kepala Desa Ekateta, Yesta Yorim Mammo, cs.
Kasus pengeroyokan dan penganiayaan yang terjadi, Jumat (21/2) lalu mengakibatkan Istanis Laus Simson Taloim babak belur. Kasusnya sudah dilaporkan ke Polsek Fatuleu sesuai laporan polisi nomor: LP/B/11/B/2025/SPKT/Polsek Fatuleu/Polres Kupang tanggal 21 Februari 2025.
"Kasusnya sudah kami laporkan ke Polsek Fatuleu. Saya sendiri sudah diambil keterangan oleh penyidik dan sudah menjalani visum. Kedua korban (Sandi Imanuel Nabunome dan Dewon Deferengki Bait) juga sudah diambil keterangan. Kami hanya minta kasusnya diproses secara hukum sampai tuntas," kata Istanis Laus Simson Taloim kepada wartawan di Kupang, Selasa (25/3).
Aksi tidak terpuji yang diduga dilakukan oleh Kades Ekateta, Yesta Yorim Mammo, cs terjadi saat acara pemakaman jenazah Karel Tallas, Jumat (21/2). Saat itu, Istanis Laus Simson Taloim yang berboncengan dengan Sandi Imanuel Nabunome dan Dewon Deferengki Bait ikut mengantar jenazah Karel Tallas untuk dimakamkan ke Desa Ekateta Kecamatan Fatuleu.
Aksi pengeroyokan dan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Kades Ekateta, Yesta Yorim Mammo, cs terekam dan beredar luas di media social. Kades Ekateta, Yesta Yorim Mammo yang diduga mengenakan celana warna hitam dan baju kuning diduga sementara mabuk hingga terdengar mengeluarkan kata-kata kasar.
Sebelumnya, Istanis Laus Simson Taloim sibuk membantu menyembelih hewan untuk acara syukuran pemakaman Karel Tallas. Usai membantu menyembelih hewan, barulah Istanis Laus Simson Taloim mengikuti rombongan dari Desa Oesusu ke Desa Ekatata. Sehingga Istanis Laus Simson Taloim yang membonceng Sandi Imanuel Nabunome dan Dewon Deferengki Bait agak terlambat tiba di lokasi pemakaman dengan pisau masih terselip di pinggang.
Begitu tiba di lokasi pemakaman di Desa Ekatata, Istanis Laus Simson Taloim bersama Sandi Imanuel Nabunome dan Dewon Deferengki Bait yang tidak tahu apa-apa justru dihajar oleh Kades Ekateta, Yesta Yorim Mammo bersama Andreas Nitbani, Tomi Mammo, Welem Seko dan Yotan Mammo.
Padahal kata Istanis Laus Simson Taloim, antara warga Desa Oesusu dan Desa Ekateta adalah saudara yang memiliki hubungan darah langsung. Apalagi yang meninggal almarhum Karel Tallas adalah sesepuh (orang tua) di kedua desa.
Terkait kasus ini, tokoh masyarakat Desa Oesusu, Nitanel Tanuab berharap aparat Polsek Fatuleu segera menuntaskan kasus ini sehingga bisa memberikan efek jera bagi para pelaku.
"Kasus seperti ini bukan baru yang pertama dilakukan Kepala Desa, Ekateta, Yesta Yorim Mammo. Sebelumnya, dalam acara pemakaman atau pernikahan dia (Kades Ekateta, Yesta Yorim Mammo) berbuat hal tidak terpuji seperti seperti ini," katanya. (ays/dek)