Sosok Gembala dan Orang Tua bagi Semua Umat

  • Bagikan
Pdt. Dr. Mery Kolimon.

KUPANG, TIMEXKUPANg.FAJAR.CO.ID - Ketua Sinode GMIT periode 2015–2023, Pdt Mery Kolimon mengenang Uskup Emeritus Mgr Petrus Turang sebagai sosok gembala sejati yang memiliki relasi erat dengan berbagai kalangan, termasuk gereja Protestan di NTT.

Menurut Pdt Merry Kolimon, Mgr Petrus Turang bukan hanya pemimpin umat Katolik, tetapi juga figur ayah bagi banyak orang, termasuk bagi dirinya secara pribadi.

"Beliau adalah orang tua yang sangat berjiwa gembala. Relasinya dengan gereja Protestan, khususnya GMIT, sangat baik. Selama saya menjabat ketua Sinode selama delapan tahun, hubungan kami selalu terjalin dengan hangat. Bukan hanya sebagai sesama pemimpin gereja, tetapi juga seperti orang tua dan anak," ungkapnya.

Ia juga mengenang bagaimana Mgr Petrus Turang menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya secara nyata. Ia mengisahkan bahwa saat menerima penghargaan di Eropa, Mgr Petrus Turang turut bersukacita dan bahkan memberikan uang saku berupa sejumlah dolar Amerika untuk perjalanannya.

"Itu adalah bentuk perhatian yang sangat saya hargai. Beliau adalah orang tua yang baik hati. Setiap kali bertemu, beliau tidak hanya berjabat tangan, tetapi memeluk saya seperti saudara dalam Tuhan," kenangnya.

Selain sebagai gembala yang penuh kasih, Mgr Petrus Turang juga dikenal sebagai sosok yang berani menyampaikan kebenaran. Ia tidak ragu menegur atau mengkritik pejabat pemerintah maupun pemimpin gereja jika melihat ada hal yang perlu diperbaiki. Namun, di sisi lain, ia juga tidak segan memberikan apresiasi kepada mereka yang telah bekerja dengan baik.

"Beliau selalu berbicara apa adanya, tegas dalam prinsip, tetapi juga penuh kasih. Kami semua merasa kehilangan sosok Mgr Petrus Turang," ujar Pdt Merry.

Sementara, Ketua Pemuda Katolik Kota Kupang, Valentinus K Masan mengungkapkan bahwa Uskup Emeritus Mgr Petrus Turang adalah figur seorang bapak yang tidak hanya membimbing umat secara rohani, tetapi juga memberikan inspirasi bagi generasi muda.

"Kami merasa kehilangan seorang pemimpin yang menjadi teladan dalam melayani masyarakat. Beliau selalu memberikan semangat dalam panggilan hidup dan pelayanan," ujar Valentinus.

Sepanjang hidupnya, Uskup Emeritus Mgr Petrus Turang memegang teguh motonya, Pertransiit Benefaciendo, yang berarti "dia berkeliling sambil berbuat baik." Moto tersebut tercermin dalam sikap dan perbuatan beliau yang selalu menghadirkan kebaikan bagi banyak orang, khususnya kaum muda Katolik.

"Kami bersyukur karena semasa kepemimpinan beliau, Uskup Emeritus sangat peduli terhadap pemuda Katolik, baik dalam hal bimbingan moral maupun dukungan materil," tambah Valentinus.

Perhatian Mgr Petrus Turang terhadap generasi muda sangat nyata. Ia selalu mendorong kaum muda untuk menjadi garam dan terang di tengah masyarakat serta garda terdepan dalam pelayanan gereja dan bangsa.

"Dengan pemikirannya yang brilian, beliau mengajarkan kami untuk selalu memulai segala sesuatu dengan konsep dan perencanaan yang matang. Kepergiannya meninggalkan duka yang dalam bagi kami. Semoga amal baiknya membuatnya mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan," ungkap Valentinus.

Pemuda Katolik Kota Kupang berharap semangat dan warisan nilai-nilai yang ditinggalkan Uskup Emeritus Mgr Petrus Turang tetap hidup dan terus menginspirasi generasi muda di Keuskupan Agung Kupang.

"Kami berkomitmen untuk meneruskan semangat dan karya-karya beliau, sehingga anak muda Katolik terus berkembang menjadi kader gereja yang berguna bagi banyak orang," tutupnya. (cr6/ays/dek)

  • Bagikan