Dari Prosesi Pemakaman Uskup Emeritus KAK, Mgr. Petrus Turang
Misa pemakaman Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang (KAK), Mgr Petrus Turang yang digelar Selasa pagi (8/4) berlangsung khidmat. Misa pemakaman dipimpin Uskup KAK, Mgr. Hironimus Pakaenoni bertempat di Gereja Katedral Kristus Raja Kupang.
IMRAN LIARIAN, Kupang
RIBUAN umat mengikuti misa pemakaman Mgr. Petrus Turang di Gereja Katedral Kristus Raja Kupang, Kelurahan Bonipoi, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang pada Selasa pagi (8/4).
"Hari ini (kemarin, Red) kita berkumpul di sini untuk mengantar kepergian Monsignor Petrus Turang, ke tempat peristirahatan yang terakhir," ungkap Uskup KAK, Mgr. Hironimus Pakaenoni dalam kotbahnya.
Sebagaimana kesaksian banyak orang, Monsignor Turang dikenal sebagai pribadi yang tegas dalam prinsip tetapi lembut dalam relasi. Ketegasannya merupakan wujud penghormatannya terhadap kebenaran obyektif dan kelembutannya merupakan bentuk pengakuannya akan martabat orang lain.
"Motonya berkeliling sambil berbuat baik. Ini merujuk pada hidup dan karya Yesus sendiri yang diutus Bapa untuk mewartakan serta menghadirkan kerajaan Allah di dunia," jelas Uskup KAK, Mgr. Hironimus.
Selama kurang lebih 27 tahun pengembalaannya sebagai Uskup KAK, Monsignor Petrus Turang telah menghayati motonya ini dengan konsisten dan juga konsekuen. Cintanya yang membara sebagai seorang gembala senantiasa menghiasi seluruh ruang gerak hidupnya.
Ia penuh cinta terhadap semua, para imam, biarawan-biarawati dan umat sekalian bahkan umat dari golongan lain selalu ada dalam perhatian, dalam dekapan kasih, dalam penghayatan hidupnya yang penuh damai dan cinta.
"Bersama si pemilik kebenaran sejati, Monsignor Petrus Turang telah sukses menabur kesetiaan yang kini terus berkembang dan akan terus menghasilkan buah buah berlimpah dalam hidup dan diri kaum beriman, khususnya di wilayah Keuskupan Agung Kupang," ungkapnya.
Ketua KWI yang juga Uskup Bandung, Mgr. Antonius Subianto mengatakan bahwa Mgr. Petrus Turang yang telah memberikan cinta dan jasanya bukan hanya untuk Gereja tapi untuk bangsa dan negara.
"PR kita bagaimana meneruskan apa yang telah menjadi cita-cita beliau (Almarhum Mgr. Petrus Turang) yaitu berkeliling berbuat baik untuk kesejahteraan umat dan masyarakat," ungkapnya.
Semoga ini menjadi contoh dan teladan bagi para tokoh umat dan masyarakat. Beliau mempunyai misi yang sangat kuat dan sangat tegas dengan prinsip mari berbuat baik kepada banyak orang. Melalui perkataan dan perbuatannya nama Tuhan dimuliakan dan banyak orang mengalami berkatnya.
"Bagaimana kasih Allah itu diwujudkan kepada banyak orang," ungkapnya.
Prinsipnya bagiamana hidup baik, benar dan tulus demi kemuliaan Tuhan dan demi kesejahteraan umat dan masyarakat.
Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan, atas nama Pemerintah dan masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dirinya menyampaikan turut berdukacita yang mendalam atas meninggalnya Monsignor Petrus Turang, Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang.
Rasa kehilangan atas meninggalnya Monsignor Petrus Turang bukan hanya dirasakan oleh umat Keuskupang Agung Kupang dan keluarga tapi juga oleh masyarakat NTT bahkan bangsa dan negara.
Hal ini dibuktikan dengan kehadiran Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto yang secara langsung menyampaikan rasa dukacita yang dalam dan penghormatan terakhir saat jasad Monsignor Petrus Turang dibaringkan di Gereja Katedral Jakarta.
Gereja Katedral Kupang bukan hanya tempat diletakan dan ditatahkan kursi kekuasaan dan pelayanannya sebagai sebagai seorang Uskup tapi juga menjadi tempat kediaman abadinya.
Kecintaan beliau pada Keuskupan Agung Kupang dan daerah ini sungguh menjadi paripurna.
"Beliau telah menjadi orang NTT. Tak salah kalau beliau kita sematkan gelar sebagai salah satu primus interpares masyarakat NTT dengan jejak pelayanan kegembalaan yang luar biasa," jelasnya.
Selama 27 tahun atau lebih dari setengah karya pelayanan sebagai imam Tuhan pasca ditahbiskan sebagai Imam Diosesen Keuskupan Manado pada Desember 1974, dibaktikan sebagai gembala umat di Keuskupan Agung Kupang setelah ditahbiskan sebagai Uskup Kojuator pada tahun 1997.
Dalam rentang waktu yang panjang ini, beliau tidak hanya tampil sebagai pemimpin umat Katolik, dengan wilayah yang luas di Provinsi NTT terdiri dari satu kota dan lima kabupaten yakni Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten TTS, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Rote Ndao dan Kabupaten Alor, tapi juga sebagai seorang gembala yang mengayomi dan pemimpin umat yang visioner.
Karena itu, kepergian beliau menghadap hadirat Tuhan bukan hanya menyisakan duka mendalam bagi Umat Katolik tapi juga umat beragama lain yang juga merasakan karya kegembalaan dan pelayanan beliau yang inklusif.
Untuk itu, atas nama Pemerintah dan Masyarakat NTT, Gubernur NTT menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas segala pelayanan, pengabdian dan jasa yang telah Monsignor Petrus Turang abdikan selama kurang lebih 27 tahun untuk membangun iman umat dan masyarakat NTT.
"Selamat jalan salah satu putera terbaik NTT. Doakan kami dan daerah ini selalu. Finis Vitae Sed Non Amoris. (Kematianmu hanya Akhir dari hidup, tapi tidak dari cinta). Semangat dan karya pengabdianmu akan selalu kami kenang dan kami lanjutkan untuk membangun daerah ini," pungkasnya. (gat/dek)