Maumere Inflasi Tertinggi 4,25 Persen YoY,Terendah Kota Kupang 1,19 Persen YoY

  • Bagikan
MATAMIRA B KALE

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat, pada Maret 2025, Provinsi NTT mengalami inflasi bulanan atau (MtM) sebesar 1,24 persen. Inflasi bulan Maret ini kembali terjadi setelah pada Februari 2025 lalu terjadi inflasi sebesar 0,37 persen.

Demikian disampaikan Kepala BPS NTT, Matamira B Kale, saat konferensi pers rilis BPS NTT, Selasa (8/4), di Kantor BPS NTT.

Dia menjelaskan, berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi MtM terjadi karena adanya kenaikan lima kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga, sebesar 10,19, persen, dengan andil 1,69 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, sebesar 0,89 persen dengan andil 0,05 persen.

Dia mengaku, bahwa penghambat dominan inflasi MtM, Maret 2025 adalah kelompok makanan minuman dan tembakau yang mengalami deflasi 1,09 persen dan adil 0,41 persen, diikuti oleh kelompok transportasi yang juga mengalami deflasi 0,68 persen dengan andil 0,09 persen.

"Untuk inflasi tahun kalender atau Year to Date, pada Maret 2025 sebesar 1,33 persen, dengan inflasi tahunan atau YoY, besar 1,86 persen. " Inflasi YoY 2025, meningkat dibandingkan Februari 2025, yang juga mengalami inflasi sebesar 0,47 persen. Inflasi YoY Maret 2025, terjadi karena kenaikan pada 8 dari 11 kelompok pengeluaran," jelasnya.

Dia menjelaskan, kelompok pengeluaran dengan andil tertinggi YoY adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau, sebesar 1,28 persen, diikuti oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,46 persen. Selain itu, andil deflasi YoY Maret 2025 terdalam terjadi pada kelompok transportasi 0,06 persen.

Matamira mengatakan, bahwa jika dilihat berdasarkan wilayah cakupan Indeks Harga Konsumen (IHK) di NTT, inflasi YoY tertinggi terjadi di Maumere, yaitu mengalami inflasi sebesar 4,25 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Kupang sebesar 1,19 persen.

"Pada Maret 2025, seluruh wilayah cakupan IHK mengalami inflasi, baik secara YoY maupun MtM. Wilayah yang mengalami inflasi MtM tertinggi adalah Kabupaten Ngada yaitu inflasi 1,96 persen, diikuti oleh Waingapu 1,75 persen, dan Kota Kupang 1,34 persen," ungkapnya.

Kepala BPS mengatakan, bahwa seluruh wilayah terdampak karena tarif listrik yang kembali normal, setelah pada periode Januari dan Februari ada kebijakan pemerintah memberikan potongan harga, selain itu, juga karena peningkatan harga beras di sebagian besar wilayah.

Dikatakan, komoditas-komoditas yang mendorong dan menghambat inflasi bulanan atau MtM, pada bulan Maret 2025, umumnya didominasi oleh kelompok komoditas makanan, minuman dan tembakau.

Komoditas pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, seperti yang diketahui, bahwa sangat menentang terhadap perubahan dan juga bergantung pada banyak hal, seperti permintaan dari konsumen, ketersediaan pasokan yang berkaitan lagi dengan distribusi suatu komoditas, atau pengaruh dari kondisi cuaca serta kondisi lainnya, misalnya kalau ada bencana ada kebijakan pemerintah dan sebagainya.

Pada Maret 2025, komoditas yang memberikan andil pendorong inflasi tertinggi diantaranya tarif listrik, dengan andil inflasi 1,7 persen, beras 0,1 persen, emas perhiasan 0,05 persen, ayam hidup ayam dan kampung 0,03 persen dan kopi bubuk 0,02 persen.

Tarif listrik per Maret kembali ke harga normal setelah ada diskon selama dua bulan, dan untuk kenaikan harga beras terjadi karena di NTT saat ini memang belum memasuki masa panen raya, dan diperkirakan panen raya akan terjadi pada bulan April dan Mei 2025, sehingga ketersediaan beras di NTT bergantung pada beras impor dari daerah lain.

Sementara emas perhiasan mengalami kenaikan karena masih terkena tekanan global. Komoditas yang menghambat inflasi pada bulan Maret 2025 diantaranya, harga daging ayam ras mengalami deflasi 0,16 persen tarif angkutan udara deflasi 0,1 persen, kangkung 0,09 persen, ikan kembung 0,09 persen dan cabe rawit 0,08 persen.

"Pemerintah terus melakukan lakukan operasi pasar atau pasar murah sepanjang bulan Ramadan lalu, sehingga mampu menjaga dan mengendalikan harga bahan makanan, termasuk daging ayam ras yang pasokannya cukup banyak di pasaran," jelasnya.

Matamira menambahkan, bahwa penurunan tarif angkutan udara di dorong oleh kebijakan pemerintah memberikan diskon untuk tarifnya, antara 13 sampai 14 persen, pada periode penerbangan 24 Maret sampai tanggal 7 April 2025. (thi/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version