Belajarlah Menghargai Kehidupan Satwa dan Menjaga Ekosistem

  • Bagikan
IST PELUNCURAN. Wawali Kota Kupang, Serena Francis saat membuka kegiatan storytelling buku cerita anak berjudul “Cepat Sembuh, Ciko!” bertempat di UPT Taman Budaya Gerson Poyk, Kamis (10/4).

Dari Kegiatan Peluncuran Buku 'Cepat Sembuh Ciko!' di UPT Taman Budaya Gerson Poyk

Rusaknya flora dan fauna merupakan masalah global yang menjadi perhatian utama bagi seluruh dunia, termasuk juga Indonesia. Seiring berjalannya waktu, masalah ini semakin memburuk dan semakin kompleks. Sehingga, edukasi sangat penting ditanamkan bagi anak-anak.

FENTI ANIN, Kupang

WAKIL Wali (Wawali) Kota Kupang, Serena Francis secara resmi membuka kegiatan storytelling buku cerita anak berjudul “Cepat Sembuh, Ciko!”. Kegiatan yang berlangsung Kamis (10/4) ini bertempat di UPT Taman Budaya Gerson Poyk.

Buku tersebut mengangkat tema perlindungan satwa liar dan pencegahan penyakit zoonosis sebagai bagian dari proyek The Application of One Health Approach to Raise Wildlife Protection Awareness in Indonesia.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kupang, Tiurmasari E. Saragih, Program Manager OHCC Universitas Udayana, Ni Komang Semara Yanti, dan Regional Coordinator OHAWE Project wilayah NTT, Adeline Th. Bolla.

Kegiatan ini juga melibatkan perwakilan dari Dinas Pendidikan, Bagian Kerja Sama dan Bagian Hukum Setda Kota Kupang, serta UPT Taman Budaya Gerson Poyk.

Dalam sambutannya, Wawali Kota Kupang, Serena Francis menyampaikan keprihatinannya terhadap maraknya praktik perdagangan dan konsumsi satwa liar yang dapat mengancam kelestarian fauna dan memicu penyakit zoonosis, seperti rabies, flu burung dan leptospirosis.

“Melalui pendekatan inovatif One Health, kegiatan ini diharapkan tidak hanya menitikberatkan pada kesehatan manusia, tapi juga mencakup kesehatan hewan dan lingkungan,” kata Serena.

Serena juga menegaskan tentang pentingnya edukasi sejak dini kepada anak-anak sebagai agen perubahan masa depan. Menurutnya, buku “Cepat Sembuh, Ciko!” menjadi media edukatif yang menarik dan transformatif karena mengajarkan pentingnya perlindungan satwa liar dalam bentuk yang mudah dipahami anak-anak.

“Jika sejak kecil mereka belajar menghargai kehidupan satwa dan pentingnya menjaga ekosistem, maka kita sedang menanamkan nilai luhur untuk keberlanjutan bumi ini,” tambahnya.

Serena juga menyampaikan komitmen Pemerintah Kota Kupang dalam mendukung gerakan pelestarian lingkungan, yang sejalan dengan visi Kota Kupang sebagai kota kasih yang maju, mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan. Ia turut menyampaikan sejumlah program prioritas dalam 100 hari kerja, termasuk penanganan sampah, penguatan UMKM, dan penataan birokrasi.

Sementara itu, Program Manager OHCC Universitas Udayana, Ni Komang Semara Yanti mengapresiasi dukungan Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang terhadap pelaksanaan proyek ini.

Ia menjelaskan bahwa storytelling ini merupakan bagian dari program yang didanai oleh The Alliance Against Health and Wildlife Trade melalui GIZ Jerman dan telah dilaksanakan di 10 provinsi, dengan NTT sebagai lokasi penutup.

“Kami berharap kolaborasi ini dapat berlanjut dan membawa manfaat luas bagi anak-anak, masyarakat, dan semua pihak dalam upaya menjaga kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan,” ujarnya.

Dalam laporan panitia, Tiurmasari E. Saragih menyampaikan bahwa buku “Cepat Sembuh, Ciko!” merupakan hasil kolaborasi Dinas Kesehatan Kota Kupang dengan OHCC Universitas Udayana.

Buku tersebut ditulis oleh Robertus Fahik dan diterbitkan dalam tiga bahasa, yakni Bahasa Indonesia, Inggris dan Bahasa Kupang. Tokoh utama dalam cerita ini adalah seekor anjing yang menjadi simbol edukasi pentingnya pencegahan rabies.

Kegiatan storytelling dibawakan oleh kelompok Teater Satu Timor dan disertai dengan pre- dan post-test untuk mengukur pemahaman peserta mengenai zoonosis, khususnya rabies. Sebanyak 75 siswa dari SD Negeri Bertingkat Naikoten dan SDK St. Yoseph I Naikoten II, serta 25 orang tua, ikut ambil bagian dalam kegiatan ini.

Diharapkan, penerbitan buku dan penyelenggaraan kegiatan ini dapat menjadi metode edukasi yang efektif untuk membangkitkan kesadaran, imajinasi, serta kepedulian anak terhadap satwa liar dan lingkungan sekitarnya.

Menutup sambutannya, Wakil Wali Kota Serena menegaskan kembali prinsip kepemimpinannya, “To Govern is to Serve – memerintah adalah melayani.”

Ia menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan yang menggabungkan pendidikan, literasi, dan pelestarian alam demi mencetak generasi masa depan yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. (gat/dek)

  • Bagikan

Exit mobile version