Pemprov NTT Bentuk Tim Uji Petik, Pengembangan Geothermal di Flores

  • Bagikan
ADY HAU FOR TIMEX POSE BERSAMA. Gubernur NTT, Melki Laka Lena pose bersama Dirjen EBTKE Kementerian ESDM dan peserta usai rapat pengembangan goethermal di ruang rapat gubernur, Senin (28/4).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Pengembangan geothermal yang sudah berjalan baik dan bagus akan tetap dilanjutkan.

“Yang masih kurang akan diperbaiki sesuai aspirasi dan yang tidak memungkinkan untuk dikembangkan akan ditutup," tegas Gubernur NTT, Melki Laka Lena pada rapat koordinasi pengembangan geothermal di pulau Flores di ruang rapat gubernur, Senin (28/4).

Rapat dihadiri Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, Asisten II Setda NTT sekaligus Plt Kepala Dinas ESDM, Flori Rita Wuisan, pimpinan pengembang geothermal diantaranya PT PLN, PT Sokoria Geothermal Indonesia (SGI), PT Daya Mas Nage Geothermal, PT Geo Dipa Energi, Bupati Lembata, Wakil Bupati Manggarai, Wakil Bupati Ende, Asisten I Setdda Ngada dan Bupati Manggarai Barat via zoom, perwakilan WALHI NTT, akademisi UGM serta jajaran pimpinan perangkat daerah lingkup Pemerintah Provinsi NTT.

Melki Laka Lena mengungkapkan, upaya pembangunan industri sangat dibutuhkan untuk mendukung investasi di NTT. Salah satunya dengan pengembangan geothermal sebagai pembangkit listrik.

”Cara membuat NTT keluar dari kemiskinan adalah membuka investasi dan yang didukung dengan infrastruktur seperti jalan, air dan listrik. Di NTT ini kita butuh sekarang pembangkit listrik yang bisa dipakai untuk rumah tangga dan untuk investasi hingga industri,” katanya.

Dikatakan, Pemerintah Provinsi NTT dan pemerintah pusat akan meneruskan kebijakan tersebut. “Disamping itu juga kami tidak tutup mata bila ada penolakan ataupun protes di lapangan. Kami membuka ruang diskusi dan melakukan komunikasi dengan setiap aspirasi,” kata Melki.

”Kita mesti segera selesaikan ini dengan cepat karena ini salah satu pintu kita dalam mensejahterakan NTT. Untuk pengembangan geothermal saat ini yang sudah berjalan baik dan bagus akan tetap dilanjutkan dan yang masih kurang atau terkendala dapat diperbaiki sesuai aspirasi. Yang kita lihat kurang baik atau tidak bisa dikembangkan lagi maka akan ditutup,” tambahnya.

Melki mengungkapkan, pengembangan geothermal di pulau Flores akan ditinjau lebih lanjut oleh tim teknis yang dibentuk untuk melihat langsung situasi di lapangan. Hal ini untuk menindaklanjuti pendapat masing-masing pihak pengembang serta para bupati dan WALHI NTT.

“Inti dan yang terpenting pada rapat hari ini adalah saling mendengarkan poin atau aspirasi dari semua pihak diantaranya dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian ESDM, pemerintah provinsi dan kabupaten, pihak pengembang serta WALHI NTT dan akademisi untuk mencari solusi terbaik dalam pengembangan geothermal ini,” ungkapnya.

Dijelaskan, tim yang dibentuk akan turun ke lapangan untuk mengamati kondisi dan isu di masing-masing lokasi yang akan melakukan uji petik sebagai langkah lebih lanjut. “Nantinya bersama dengan para bupati dan wakil bupati bersama jajaran, kita turun dan kita cek satu-satu supaya kita dapat data dan informasi yang akurat. Dalam hal ini ada pro dan kontra dan saya juga ingatkan agar kita bergerak dengan tenang dan hindari pergerakan yang bersifat demo dan provokatif,” katanya.

Untuk diketahui, terkait pengembangan geothermal di pulau Flores, Pemerintah Provinsi NTT berkomitmen memperhatikan beberapa hal diantaranya, menjamin transparansi penuh dalam seluruh proses pengembangan panas bumi, termasuk membuka data lingkungan dan hasil audit independen kepada publik.

Mengutamakan keterlibatan masyarakat adat dan tokoh lokal dalam setiap tahap pembangunan, sejak sosialisasi awal hingga operasionalisasi proyek.

Menerapkan prinsip pelestarian lingkungan berbasis kearifan lokal, termasuk sistem reinjeksi air panas, rehabilitasi hutan dan pemetaan rona awal yang ketat.

Selain itu, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui skema pembagian manfaat, pengembangan infrastruktur, program pendidikan dan usaha berbasis energi terbarukan. (dek/ays)

  • Bagikan