Kalah dalam Liga Domestik
Lucho Rotasi Sepuluh Starter//
LONDON, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID– Paris Saint-Germain (PSG) memenangi first leg semifinal Liga Champions kontra Arsenal di Stadion Emirates, London, pekan lalu (30/4). Meski begitu, kemenangan dengan skor tipis 1-0 itu masih belum aman untuk PSG dalam second leg di Parc des Princes, Paris, Kamis (8/5) dini hari. Arsenal masih terbuka untuk membalikkan keadaan.
Hal itu pula yang membuat PSG maupun Arsenal seolah kompak ”mengorbankan” laga di liga domestik kemarin (4/5). Kedua tim sama-sama menelan kekalahan. The Gunners –julukan Arsenal– tumbang 1-2 di kandang sendiri kontra AFC Bournemouth.
Sementara PSG mencatat dua laga beruntun kalah di Ligue 1 saat menyerah dengan skor serupa oleh tuan rumah RC Strasbourg. Kekalahan PSG masih bisa dimaklumi karena klub berjuluk Les Parisiens itu telah memastikan gelar juara ke-13 Ligue 1 sebulan lalu (5/4).
Entraineur PSG Luis Enrique juga merotasi sepuluh dari starting XI alias hanya menyisakan gelandang Joao Neves. Bahkan, PSG jadi klub pertama di liga elite Eropa yang menurunkan empat pemain kelahiran 2006 (usia 19 tahun) ke atas sebagai starter. Antara lain Warren Zaire-Emery, Senny Mayulu, Axel Tape, dan Ibrahim Mbaye.
Kepada Foot46, gelandang Zaire-Emery mengaku sudah berusaha untuk bangkit dalam laga tersebut. PSG, katanya, tidak ada unsur meremehkan lawan. Dia menganggap, kekalahan terjadi karena Strasbourg memang main lebih bagus.
’’Aku rasa kami sudah melakukan apa yang telah kami lakukan sepanjang musim ini. Kami semua bermain dengan cara yang sama sebelum dua kekalahan terjadi kepada kami,’’ tuturnya.
Hal berbeda dengan kekalahan Arsenal. Tactician Mikel Arteta menurunkan nyaris starting XI minus bek kanan Jurrien Timber yang digantikan Ben White.
Martin Odegaard dkk pun seperti meneruskan tren sulit menang musim ini pada saat berbagi fokus dengan Liga Champions. Terlebih sejak lolos fase knockout atau sejak menghadapi PSV Eindhoven di 16 besar.
Kepada Daily Mirror, Odegaard telah mengakui bahwa beban harus selalu memenangi laga masih ada dalam pikirannya. Meski, gelar juara Premier League sudah jadi milik Liverpool FC dan status Arsenal main di Liga Champions musim depan telah aman.
’’Kami gagal memenuhi ekspektasi itu,’’ keluh kapten sekaligus gelandang serang Arsenal itu.
’’Kami harus melampiaskan kekalahan ini untuk memotivasi kami menang atas PSG,’’ imbuh Ode, sapaan akrabnya.
Di Liga Champions, Arsenal hanya butuh satu laga lagi untuk menyamai capaian terbaik mereka. Yakni, ketika lolos ke final edisi 2005–2006 di era Arsene Wenger dengan pemain bintang seperti Thierry Henry, Ashey Cole, Robert Pires, Sol Campbell, hingga Fredrik Ljungberg dan Jens Lehmann. (ren/dns/jpg/gat/dek)