Gubernur NTT Dorong Rote Ndao jadi Sumber Pangan Indonesia

  • Bagikan
KPW BI NTT FOR TIMEX PANEN. Gubernur Nusa Tenggara Timur Melkianus Laka Lena memimpin secara langsung kegiatan panen raya komoditas padi, di lahan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) di Desa Oenitas, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao pada Kamis (1/5).

Sinergi Untuk Memperkuat Ketahanan Pangan di Pulau Selatan NKRI

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Panen raya di Kabupaten Rote Ndao sebagai bukti nyata sinergi seluruh pihak dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

Gubernur NTT , Melki Laka Lena memimpin secara langsung kegiatan panen raya komoditas padi, di lahan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) di Desa Oenitas, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao pada Kamis (1/5).

Kegiatan ini merupakan bukti nyata dari hasil koordinasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dari tingkat Provinsi sampai dengan Kabupaten di NTT.

Turut hadir Anggota Komisi IV DPR RI Ahmad Yohan, Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT Agus Sistyo Widjajati, Bupati Rote Ndao Paulus Henuk, dan Ketua Majelis Sinode GMIT Pdt. Samuel Pandie.

Daya juang dan kreatifitas masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ke depan. Kegiatan panen raya dilanjutkan diskusi panel dengan tema “Malole Sinergi Bangun GMIT, Bangun NTT dan Indonesia”.

Dalam sambutannya, Gubernur Nusa Tenggara Timur menekankan perlunya dukungan dari masyarakat, untuk mengkonsumsi produk asli NTT guna mengurangi ketergantungan produk dari provinsi lain.

“Sejarah Provinsi NTT dimulai bersamaan dengan Provinsi Bali dan NTB. Apabila Provinsi Bali berfokus pada pariwisata dan NTB dengan pertambangan, maka NTT berfokus pada Pertanian, " ungkapnya.

Melki Laka Lena menyatakan berkomitmen untuk menjadikan Provinsi NTT, khususnya Kabupaten Rote Ndao, menjadi salah satu sumber pangan Indonesia.

Tentunya, kata Melki, komitmen itu harus mendapatkan dukungan dan kerjasama seluruh masyarakat.

Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Samuel Pandie menyatakan siap berkontribusi menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD), mengingat gereja dan pemerintah merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan.

Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Agus Sistyp Widjajati, mengatakan, bahwa diperlukan dorongan terhadap sektor pertanian sebagai kontributor utama perekonomian NTT.

Selain itu, di Kantor Bupati Rote Ndao pada Jumat (2/5), Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT Agus Sistyo Widjajati melakukan audiensi yang diterima langsung oleh Bupati Rote Ndao.

Dia mengatakan, bahwa total nilai kredit pembiayaan yang disalurkan ke Provinsi NTT mencapai Rp55 triliun, namun nilai kredit di sektor pertanian yang menyerap mayoritas tenaga kerja dan menjadi sektor primer di NTT, termasuk Kabupaten Rote Ndao, hanya di kisaran Rp3 triliun atau kurang dari 10 persen.

Agus Sistyo Widjajati, mengaku bahwa angka tersebut menunjukkan bahwa perlu dilakukan optimalisasi potensi dari Kabupaten Rote Ndao melalui penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), sampai dengan tata kelola dan proses bisnis kegiatan usaha. (thi/dek)

  • Bagikan