Jalur Cangar, Satu Bulan Lebih setelah Tragedi Longsor
Jalur Cangar yang menghubungkan dua destinasi wisata terkenal Jawa Timur sudah dibuka terbatas, tapi akan ditutup lagi jika cuaca dianggap ekstrem. Guardrail di titik longsor telah terpasang, tapi penerangan dan rambu belum.
MARTDA VADETYA, Kabupaten Mojokerto
JALUR Cangar memang sudah dibuka terbatas pada 23 April, 20 hari setelah tragedi yang menewaskan 10 orang. Tapi, sistemnya masih buka-tutup.
Pada Selasa (6/5) siang pukul 14.00, misalnya. Jalur penghubung antara dua destinasi wisata terkenal di Jawa Timur (Jatim), Pacet di Kabupaten Mojokerto dengan Kota Batu, tersebut ditutup sementara. Sebab, terjadi hujan lebat yang mengguyur kawasan lereng Gunung Arjuno-Welirang itu.
”Hari ini (Selasa, 6/5) pengerjaan (proyek pascalongsor) juga dihentikan sementara pukul 14.00 karena hujan dengan intensitas tinggi,’’ ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto Abdul Khakim kepada Radar Mojokerto Grup Jawa Pos (grup Timex).
Praktis tak ada kendaraan yang melintasi portal yang dipasang di rest area Sendi dan Pemandian Air Panas Cangar berikut penjagaan petugas gabungan. Sampai sekarang jalan juga belum bisa dilintasi kendaraan saat malam. Pengendara hanya diperbolehkan melintas pukul 05.00 sampai 18.00. Pertimbangannya tentu keselamatan pengguna jalan.
Pada 3 April lalu, Toyota Innova nopol L 1217 NT dan Daihatsu Grand Max pikap nopol S 9137 N yang total berisi 10 orang terhantam longsoran saat melintas di Cangar dari arah Pacet menuju Batu. Ke-10 orang tersebut meninggal di lokasi yang dekat dengan wisata air terjun Watu Lumpang.
Belum Terpasang Optimal
Di titik longsor belum terpasang penerangan jalan (PJU) dan rambu. Dari arah Mojokerto, tiang PJU hanya sampai di sekitar wisata panorama Petung Sewu. Dari sebaliknya, penerangan jalan mentok ada di pemandian air panas Cangar.
”Di jembatan Cangar ada PJU, tetapi jarang menyala karena di sana jarang terkena matahari. PJU-nya menggunakan solar cell,’’ sebut Kasidalops UPT P3 LLAJ Mojokerto Dishub Jatim, Akhmad Yazid.
Dishub Jatim akan menuntaskan pemasangan sarana-prasarana (sarpras) lalu lintas tersebut dalam waktu dekat. Adapun guardrail (pembatas) dengan panjang lebih dari 200 meter di titik longsor rampung dipasang.
Kondisi itulah yang menjadi pertimbangan belum beroperasinya angkutan Mojokerto–Batu di jalan provinsi tersebut sejak kejadian longsor 3 April. ”Pelengkapan sarpras keselamatan ini sesegera mungkin dilengkapi, kita berkoordinasi dengan Dishub Kabupaten Mojokerto,’’ terangnya.
Upaya Preventif
Sepanjang jalur Cangar dari arah Pacet, setidaknya ada lima tanjakan tajam yang langsung menikung. Itu berarti dari arah Batu juga ada jumlah yang sama untuk turunan tajam menikung.
Berbagai upaya preventif dan sosialisasi telah dilakukan pemerintah daerah dan provinsi. Salah satunya dalam razia gabungan sekaligus ramp check angkutan sayur dan barang yang melintasi jalur Pacet–Cangar pada Rabu (30/4).
Sebanyak 12 angkutan sayur yang kedapatan melakukan pelanggaran disanksi peringatan. Mereka memakai ban vulkanisir hingga uji kir dan STNK kedaluwarsa.
’’Kami sosialisasikan keselamatan berkendara karena di jalur ini rawan kecelakaan akibat rem blong. Sekaligus kita sosialisasikan buka-tutup jalan ini saat cuaca ekstrem,’’ tambah Yazid.
Proyek rehabilitasi bencana tersebut kini tengah fokus pengecoran bahu jalan tepi jurang. Pembuatan terasering bambu soil bioengineering dan pipanisasi saluran irigasi di atas mahkota longsor telah tuntas sepenuhnya. Air dari Coban Watu Lumpang juga sudah kembali mengaliri persawahan warga sekitar.
”Setelah pengecoran selesai, akan kami lakukan pengaspalan pekan depan,’’ kata PPK Wilayah 1 UPT PJJ Mojokerto Tri Cahyo Utomo.
Pihaknya optimistis bisa merampungkan proyek penanganan pascabencana secara keseluruhan sebelum deadline dua bulan dari rakor bersama pada 20 April lalu. Hingga akhirnya nanti jalur alternatif ini dibuka 24 jam penuh.
Menurut Cahyo, konstruksi jalan saat ini aman dilintasi kendaraan. ’’Insya Allah kurang dari dua bulan sudah selesai. Untuk pembukaan jalan 24 jam penuh nanti menunggu keputusan bersama dengan BPBD Jatim dan instansi terkait,’’ ujar Cahyo. (fen/ttg/jpg/ays/dek)