BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pelayanan air minum untuk wilayah Peot dan Kembur, Kelurahan Satar Peot, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) mengalami gangguan. Penyebab adanya penurunan produksi di bak penampung atau reservoir Golo Nderu.
Kondisi ini terjadi bukan karena tidak cukupnya ketersedian air baku dari sumber Danau Rana Mese. Namun dugaanya, ada benda dalam pipa yang menghambat aliaran air, seperti potongan kayu atau batu. Saat ini pihak UPTD SPAM, tengah menelusuri jaringan pipa transmisi dari sumber ke reservoir.
Kegiatan cari titik hambatan ini sudah menyita waktu dua pekan lamanya. Memang tidak mudah, apalagi hambatan dalam kegiatan itu adalah jaringan pipa yang berukuran 6 dim dibenam alias berada dalam tanah. Belum lagi selama berapa hari terakhir, wilayah kecamatan Rana Mese dan Borong dilanda hujan.
Panjang bentangan pipa dari sumber air baku menuju unit produksi di reservoir yang berlokasi di Golo Nderu, Desa Compang Kantar, Kecamatan Rana Mese, mencapai sekira 18 kilo meter (Km). Disini ada dua jenis pipa, yakni pipa HDPE dan Gip. Tercatat, penurunan produksi air ini mencapai 5 liter per detik.
"Kondisi ini membuat pelayanan di wilayah Peot dan Kembur mengalami kendala, dan sudah satu minggu berjalan. Secara teknis, telah terjadi penurunan 5 liter di unit produksi," ujar kepala UPTD SPAM Matim, Fransiskus Yun Aga, Jumad (9/5).
Fransiskus yang akrab disapa Kevin menjelaskan, bahwa dari air baku sumber Danau Rana Mese masih cukup untuk produksi. Namun penurunan ini diduga ada benda yang menghambat dalam pipa jaringan transmisi. Pekerjaan mencari posisi keberadaan benda penghambat ini, dilakukan bertahap.
Sebab lanjut Kevin, jika aliran air dihentikan total maka akan mengganggu seluruh pelayanan. Jadi disini untuk mengecek hambatan dalam pipa, terpaksa setiap sambungan pipa dilepas. Ketika dilepas pada satu bagian pipa, maka sama sekali tidak ada air yang masuk ke unit produksi.
"Jadi ini yang membuat kami menghadapi tantangan pelayanan. Pada saat yang sama memastikan air yang ada bisa memberikan pelayanan sambil kami mencari titik hambatan. Kegiatan penelusuran titik hambatan ini, sudah berlangsung dua minggu," kata Kevin.
Dikatakanya, penurunan air pada unit produksi yang membuat tekanan air ke jaringan pelanggan jadi berkurang. Apalagi sesuai pembagian air bergilir, wioayah Peot dan Kembur dapat jadwal sore hari. Dimana kondisi air yang mengalir ke pelanggan tidak sesuai yang diharapkan atau mengalirnya kecil.
Kevin menambah, antara pencarian titik hambatan dan pelayanan, konsekuensinya adalah penurunan kualitas pelayanan. Tentu demi pelayanan, pihaknya terus berjuang mencari titik hambatan pada jaringan transmisi yang membentang 18 km tersebut. Besar harapan, secepatnya bisa ditemukan dan segera diperbaiki.
"Kami menyampaikan permohonan maaf kepada pelanggan atas terganggunya pelayanan ini. Tentu ini bukan karena sengaja dilakukan, tapi karena adanya penurunan produksi air yang masuk di reservoir. Sekarang masih telusuri titik hambatan di jaringan transmisi, dan semoga secepatnya ditemukan," bilangnya, (kr1/dek).