KEFAMENANU, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Perjuangan keluarga almarhum Petrus Berek untuk mengungkap misteri kematiannya –yang sebelumnya dikabarkan meninggal dunia karena dipagut ular– kini memasuki babak baru.
Pihak RSUD Kefamenanu secara resmi menyerahkan resume hasil rekam medis kepada keluarga korban yang berlangsung di RSUD Kefamenanu, Senin (10/1) lalu.
Direktur RSUD Kefamenanu, dr. Zakarias Fernandez kepada TIMEX, Senin (10/1) membenarkan adanya penyerahan resume hasil rekam medis tersebut ke keluarga korban.
Dokter Zakarias menjelaskan, dalam resume tersebut juga memuat tentang keluhan dari pasien saat mendatangi RSUD Kefamenanu untuk mendapatkan pertolongan medis dan juga kronologi penanganan dan tindakan yang dilakukan terhadap sosok yang selama ini bekerja sebagai sopir pribadi dari Elfi Ogom, istri Bupati TTU.
“Kami mendukung penuh upaya keluarga untuk mencari kebenaran di balik kematian almarhum Petrus Berek. RSUD Kefamenanu juga siap memberikan keterangan apabila dibutuhkan oleh Polisi,” ungkap dr. Zakarias.
Sementara, Kuasa Hukum keluarga korban, Roberth Salu menyampaikan terima kasih kepada manajemen RSUD Kefamenanu yang telah menyerahkan resume hasil rekam medis almarhum Petrus Berek.
Dikatakan, hasil rekam medis yang telah diperoleh itu akan dilakukan uji oleh Tim Forensik melalui autopsi. Untuk itu, pihak keluarga telah mengajukan permohonan autopsi kepada pihak kepolisian untuk segera dilakukan.
BACA JUGA: Tempuh Jalur Hukum, Keluarga Almarhum Petrus Berek Resmi Lapor Polisi
BACA JUGA: Enggan Serahkan Rekam Medis ke Keluarga Petrus Berek, Roberth Salu: RSUD Kefamenanu Keliru
“Hasil autopsi yang akan menjelaskan secara jelas apakah almarhum Petrus Berek meninggal karena dipagut ular atau karena unsur lain,” katanya.
Sebelumnya, keluarga almarhum Petrus Berek, diduga meninggal tidak dengan wajar kembali mendatangi RSUD Kefamenanu untuk meminta hasil rekam medis. Saat itu pihak keluarga didampingi anggota dari Polres TTU.
Kedatangan keluarga korban bersama pihak Kepolisian tersebut diterima Kepala Bidang Pelayanan RSUD Kefamenanu, dr. Theresia Mulowato di ruang kerjanya, Rabu (5/1).
Dalam dialog bersama dr. Theresia, ayah kandung korban, Blasius Berek kembali meminta pihak RSUD Kefamenanu untuk memberikan hasil rekam medis dari anaknya yang dilaporkan meninggal dunia karena dipagut ular.
Permintaan pihak keluarga tersebut lantaran ada dugaan bahwa kematian Petrus Berek bukan murni dipagut ular melainkan adanya unsur lain. “Kami hanya ingin tahu hasil rekam medis itu seperti apa? Apakah anak kami ini meninggal karena dipagut ular atau karena unsur lain karena sempat dirawat di RSUD Kefamenanu ini sebelum meninggal dunia,” pinta Blasius saat itu.
Blasius menambahkan, apabila almarhum Petrus Berek meninggal dunia karena dipagut ular berbisa, apakah dokter bisa menjelaskan di bagian tubuh korban manakah yang dipagut ular berbisa itu.
Pasalnya, sesuai pengamatan keluarga secara kasat mata di sekitar tubuh korban tidak terdapat bagian yang membekas akibat dipagut ular. Justru yang ditemukan adalah permukaan anus korban melebar dan kepala bagian belakang korban terdapat luka serius.
“Kami hanya minta dokter yang tangani akan kami itu harus jujur dan terbuka menyampaikan kepada kami terkait penyebab kematian anak kami. Apapun itu hasilnya, kami akan tetap tempuh jalur hukum dan melakukan otopsi jenazah korban untuk memastikan penyebab kematian korban secara hukum,” tegasnya. (*)
PENULIS: Petrus Usboko