Meski Angka Kesembuhan Baik, Kota Kupang Waspada KLB DBD

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kota Kupang mencatat angka kesembuhan yang tinggi terkait penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Sejak awal merebak hingga saat ini, terdapat 272 kasus DBD. Dari jumlah itu, satu orang meninggal dunia, pasien sembuh sebanyak 261 orang, dan ang masih dirawat saat ini sebanyak 10 orang. Sisanya, 84 kasus dinyatakan sebagai suspek DBD.

“Artinya masyarakat sudah sangat sadar dan waspada, sehingga langsung membawa pasien ke fasilitas kesehatan terdekat seperti rumah sakit dan puskesmas untuk mendapatkan penanganan segera,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Kota Kupang, Tiurmasari Saragih saat diwawancarai di Neo Hotel, Kamis (10/3).

Tiurmasari mengatakan, meski angka kesembuhan tinggi, namun Kota Kupang dalam status waspada KLB DBD. Pasalnya kasus DBD pada Januari 2022 mengalami peningkatan tajam jika dibanding dengan periode yang sama pada Januari 2021. “Tetapi peningkatan kasus lebih dominan pada grade atau level 1,” jelasnya.

Dikatakan, jika dibandingkan tahun 2021, ketika selesai masa penularan DBD, jumlah kematian 3 kasus. Sementara jika dibanding tahun 2022, ada satu kematian pada awal tahun ini. “Kita berharap agar ketika masuk pada masa penularan berikutnya, yakni pada November dan Desember 2022, tidak ada lagi kematian. Kita selalu melakukan perbaikan-perbaikan,” tuturnya.

Tiurmasari menyatakan, memang pada awal tahun atau Januari lalu, angka DBD naik dratis. Pada minggu pertama Januari 2021, ada 26 kasus. Sementara minggu pertama Januari 2022, terdapat 49 kasus. “Artinya ada kenaikan dua kali lipat,” beber Tiurmasari. Kemudian paka pekan kedua Januari 2021, ada 26 kasus, sementara di minggu kedua Januari 2022, terdapat 48 kasus.

Tren kasus DBD tahun 2022 menurun pada pekan ke empat sampai saat ini sudah masuk ke minggu ke sembilan. Sampai minggu kesembilan 2022 ini, ada 12 kasus, sementara minggu ke sembilan 2021 ada 41 kasus. “Artinya bahwa tren menurun sampai saat ini,” ucapnya.

DBD, demikian Tiurmasari, adalah penyakit yang berpotensi atau cenderung mengarah ke KLB. “Jadi pantauan kami, ketika musim penularan, maka kami melakukan pemantauan secara harian, mingguan dan bulanan. Tetapi ketika selesai masa penularan, kita tetap melakukan pemantauan, karena DBD saat ini, tidak hanya terjadi pada musim penularan saja,” kata Tiurmasari. “Kita saat ini dalam proses pengadaan abate tahun 2022,” pungkasnya. (r2)

  • Bagikan