KUPANG-Link and Match SMK In Indonesia (LMSINDO) bekerjasama dengan Maastricht School of Management (MSM) Belanda, Polbangtan Bogor, dan Universitas Nusa Cendana (Undana), melaksanakan workshop 4.0, yakni pelatihan bagi guru Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri Kupang dan SMK Pertanian Waibakul, Sumba Tengah. Kegiatan tersebut dilakukan selama lima hari, mulai 7 – 11 Maret 2022 bertempat di Hotel Aston Kupang.
Kegiatan pelatihan yang berlangsung dengan prokes ketat itu dibuka oleh Rektor Undana, Maxs U. E. Sanam, dan dihadiri Direktur Proyek LMSINDO, Direktur Polbangtan Bogor, Kepala SMK-PP Kupang, Kepala SMK Waibakul, serta praktisi agribisnis NTT, Gesti Sino.
Ketua Panita Pelaksana, I Wayan Nampa mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah untuk menyinergikan pendidikan di kampus dengan kebutuhan dunia kerja. Harapannya, kata Wayan, pendidikan yang didapat siswa atau mahasiswa di bangku sekolah maupun kuliah bermanfaat ketika diterapkan di dunia kerja.
Wayan Nampa menjelaskan, dalam proyek ini, para guru atau tenaga pendidik (Tendik) SMK dan dosen dilatih guna meningkatkan kompetensi dan produktivitasnya di tingkat nasional serta mengembangkan kurikulum dengan sistem pembelajaran berbasis masalah dan sistem pembelajaran berbasis proyek.
Kegiatan intinya adalah mengetahui dan menerapkan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) dengan dengan Keynote Speaker: Hester van de Kuilen, M.Sc., dan Clemens Kolo, MAT.
Materi lain yang disampaikan yaitu Value Chain Analysis of Analysis of Several Agriculture Commodities in NTT, Horticulture or Food Security, Integrated Farming, Labor Market Needs Analysis/LMNA, and Student Collaboration.
Salah satu peserta dari SMK PP Negeri Kupang, Luthfi Retriansyah, menyatakan rasa antusiasnya mengikuti kegiatan tersebut karena materinya sangat cocok diberikan untuk para guru SMK dan Politeknik Pertanian.
“Para trainer dan keynote speakers sangatlah menarik dan mengajarkan kami berbagai metode pembelajaran bahkan bagaimana menarik perhatian siswa melalui games-games mendidik yang sangat menyenangkan. Kami akan menerapkannya ketika kembali ke sekolah,” kata Luthfi dalam keterangan tertulis Humas SMK-PP Negeri Kupang.
Salah satu output dari kegiatan ini adalah bagaimana melaksanakan metode pembelajaran PBL dan PjBL ketika kembali ke UPT masing-masing sehingga terjadi keselarasan antara DU/DI dengan SMK ataupun Politeknik.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, dibutuhkan metode pembelajaran pendidikan vokasi melalui pendekatan teaching factory (TEFA). “Salah satu kunci utama dari keberhasilan pembangunan pertanian adalah SDM-nya, bantuan benih, pupuk, bantuan alsintan, dan yang lain-lain tidak akan berhasil kalau tidak dikelola SDM yang kompeten,” ujar Mentan Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan, berbagai kerja sama yang dilakukan harus mampu menghasilkan output yang sangat luar biasa di sektor pertanian, khususnya peningkatan kualitas SDM Pertanian.
“Kementan melalui BPPSDMP akan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi pertanian. Kita akan ‘menikahkan’ Industri/Dunia Usaha (IDUKA) dengan pendidikan vokasi di lingkup Kementan,” ungkap Dedi. (*/aln)