Bank NTT Catat Laba Rp 100 M dalam 76 Hari, Gubernur VBL Yakin Target Bank Devisa Terwujud

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2021 dan RUPS Luar Biasa Tahun 2022 PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (PT. BPD NTT), yang digelar di Labuan Bajo, Kamis (17/3), berlangsung sukses.

Seperti sudah diprediksi sebelumnya, RUPS ini berlangsung selama dua jam. Dibuka pukul 10.00 Wita dan berakhir di pukul 12.00 Wita.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) sebagai Pemegang Saham Pengendali hadir dan memimpin secara langsung RUPS yang dihadiri sebagian besar pemegang saham seri A, yakni para bupati dan walikota. Sementara, ada beberapa kepala daerah yang mengikuti secara virtual.

Dalam konferensi pers seusai RUPS di Lingko Meeting Room, Sudamala Resorts Labuan Bajo, Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho menjelaskan bahwa pihaknya memberi apresiasi kepada seluruh pemegang saham karena sampai hari ini, baru pertama dalam sejarah bagi Bank NTT, dalam waktu yang sangat singkat di tahun 2022, telah terhimpun dana (penyertaan modal) kurang lebih Rp 110 miliar. Penyertaan modal ini disetor lebih dari 14 pemegang saham.

Pencapaian ini, menurut Alex, memberikan satu optimisme yang kuat dimana program Bank NTT dengan adanya percepatan penyetoran modal tentu akan memberikan ruang gerak yang lebih memadai untuk fungsi intermediasi bank.

Termasuk Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), lanjut Alex, pihaknya mulai menggenjot untuk upaya-upaya realisasi pinjaman daerah disetujui oleh Kemendagri sehingga apa yang diharapkan para pemegang saham agar mempercepat proses peminjaman daerah di Bank NTT bisa segera terealisir.

“Rekomendasi ini tentu dilandasi juga oleh pengamatan para pemegang saham terhadap pencapaian kinerja Bank NTT. Kita berterimakasih kepada OJK NTT karena untuk periode semester II Tahun Buku 2021, kita kembali diberikan penilaian komposit tingkat kesehatan 2 atau sehat, atau dua semester kita sandang predikat sehat. Secara paralel, kita terus mempersiapkan proses-proses untuk Bank NTT menjadi bank devisa. Tinggal menunggu satu semester lagi assesment tingkat kesehatan bank untuk menjadi hal yang esensial dalam proses persetujuan administrasi perijinan bank devisa,” tegas Dirut Alex.

Di satu sisi, Alex mengaku, pihaknya terus melakukan persiapan di bidang SDM, IT, SOP, dan infrastruktur lainnya. Termasuk feasibility study, pendampingan oleh konsultan sudah dilakukan dan sementara berjalan untuk memastian dalam waktu 2023 proses menjadi bank devisa menjadi terwujud.

“Tentu kita butuh dukungan semua pihak agar apa yang menjadi harapan dan kebutuhan dalam proses intermediasi semua struktur ekonomi, semua kebutuhan klayanak di bidang devisa dapat kita sediakan dan dapat teratasi dengan baik. Tentu dengan asas komplain dan mampu memitigasi berbagai resiko yang berhadapan dengan aktivitas bank devisa. Kita juga bersyukur bahwa dengan peningkatan setoran modal ini dapat memberikan akselerasi bisnis dan proses bisnis yang memadai,” tambahnya lagi.

Pada kesempatan itu, tidak hanya penyertaan modal inti saja yang meningkat. Dirut Alex pun menyebut, hingga hari ke-76 di tahun 2022 (per tanggal 17 Maret), laba Bank NTT tercatat mencapai Rp 100 miliar. Dan ini merupakan pertumbuhan yang sangat luar biasa. Baginya, pertumbuhan ini ditopang oleh perbaikan-perbaikan yang terus dilakukan oleh manajemen dan mulai membaiknya komitmen, militansi, daya jual, dan daya tahan dari segenap komponen Bank NTT secara internal.

Kondisi ini, kata Alex, terjadi juga karena mulai meningginya tingkat kepercayaan dari berbagai pihak eksternal, baik masyarakat, pelaku ekonomi, mitra-mitra yang terus berkontribusi nyata bagi terjalinnya sinergitas dan kolaborasi.

Saat memberikan pernyataan, Dirut Alex didampingi seluruh direksi. Yakni, Direktur Teknologi, Informatika dan Operasional, Hilarius Minggu, Direktur Dana dan Treasury, Yohanis Landu Praing, Direktur Kredit, Paulus Stefen Messakh, serta Direktur Kepatuhan, Christofel Adoe.

Hadir pula para komisaris, diantaranya Komisaris Utama, Juvenile Jodjana serta dua Komisaris Independen, yakni Samuel Djo Despasianus dan Frans Gana.

Gubernur Optimis Kinerja Bank NTT

Gubernur VBL ketika diwawancarai media mengenai komitmen pemegang saham dalam penyertaan modal agar Bank NTT segera berstatus sebagai Bank Devisa tahun 2024, menyatakan sudah berjalan baik.

“Sudah berjalan dengan baik (Penyertaan modal oleh para pemegang saham, Red). Dan kalau sudah berjalan baik, maka di 2023 sudah cukup (Modal inti minimum Rp 3 Triliun). Kecuali tiba-tiba ada perubahan mendadak. Kalau nggak yah dengan pola yang sekarang, 2023 bisa memenuhi kebutuhan Rp 3 triliun itu,” ungkap VBL sesaat sebelum meninggalkan lokasi RUPS.

Pernyataan Gubernur VBL ini sangat beralasan karena berdasarkan Peraturan OJK Nomor 12 tahun 2020, terhitung tahun 2024, seluruh BPD harus memiliki modal inti minimum Rp 3 triliun, dan para pemegang saham serta seluruh pengurus berkomitmen agar pada tahun 2023 nanti atau tahun depan, modal inti sudah tercapai.

Untuk diketahui, bahwa pemegang saham sangat serius memajukan Bank NTT yang merupakan bank kebanggaan masyarakat NTT. Hal itu diwujudkan dengan menghadirkan agenda khusus mengenai penyertaan modal dalam agenda RUPS TB 2021 maupun RUPS LB tahun 2022. Bahkan di RUPS LB tahun 2022, mereka membahas peningkatan modal inti minimum Rp 3 triliun sampai dengan tahun 2024. (r2)

  • Bagikan