KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Bank Indonesia (BI) bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) Lantamal VII Kupang melepas tim ekspedisi rupiah berdaulat di Provinsi NTT. Pelepasan tim ini berlangsung di Dermaga Lantamal VII Kupang, Senin (21/3).
Direktur Departemen Pengelolaan Uang, Eva Aderia Simanjuntak, mengatakan, kegiatan ekspedisi ini bekerjasama dengan pihak TNI AL dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Menurutnya, ekspedisi ini melibatkan TNI AL karena memiliki kekuatan armada dan kegiatan operasi yang rutin hingga menjangkau seluruh pelosok tanah air dari Sabang sampai Merauke.
“Oleh karena itu, sinergi antara Bank Indonesia dengan TNI AL menjadi sangat penting. Sinergi ini secara substansi mempertemukan dua tujuan yang sama, dimana TNI AL berkepentingan menjaga kedaulatan seluruh wilayah NKRI dengan pertahanan dan BI berkepentingan menjaga kedaulatan NKRI dengan Rupiah,” jelas Eva.
Menurut Eva, sinergi strategis antara TNI AL dan BI telah dimulai sejak tahun 2011, melalui kegiatan pelayanan kas keliling di daerah 3T di seluruh wilayah NKRI. Kegiatan ini bertujuan membantu penyediaan uang layak edar di pulau-pulau terdepan, terluar, dan terpencil yang sulit dijangkau dengan transportasi umum.
Selain kegiatan tersebut, pihaknya juga akan melakukan kegiatan lain meliputi sosialisasi atau edukasi Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah serta Program Sosial Bank Indonesia (CSR) bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat dengan penyaluran bantuan ke sektor pendidikan, kesehatan, lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi.
“Dari beberapa kegiatan yang dilakukan di wilayah 3T tersebut, diketahui bahwa masyarakat setempat sangat bersyukur dan merasakan kegiatan ini sangat bermanfaat karena selain mendapatkan uang baru, juga merasakan kebahagiaan dengan adanya perhatian dan bantuan sosial melalui kunjungan Bank Indonesia dan TNI AL tersebut,” ungkap Eva.
Dengan demikian, sinergi antara BI dan TNI AL telah memberikan dampak positif dalam upaya memelihara keutuhan dan kedaulatan NKRI dari sisi pertahanan dan militer, serta dari sisi kedaulatan ekonomi.
Eva menambahkan, sejak 2011 sampai 2021, BI dan TNI Angkatan Laut telah melaksanakan 76 kali kegiatan Kas Keliling 3T dengan 399 pulau 3T yang dikunjungi.
“Tahun ini, BI dan TNI AL bersepakat untuk memperluas jangkauan layanan kas keliling dengan program yang lebih terpadu dengan mengusung tema Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022, dimana tahun ini akan dilaksanakan kegiatan kas keliling 3T sebanyak 16 kali di 16 Provinsi dengan target 81 pulau yang dikunjungi,” jelasnya.
Eva menjelaskan, berdasarkan UU No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Bank Indonesia diberikan amanat dan kewenangan oleh negara untuk melakukan pengelolaan uang Rupiah meliputi perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan, dan penarikan serta pemusnahan. “Pengelolaan uang Rupiah merupakan salah satu tugas Bank Indonesia untuk mendukung tujuan BI, yaitu stabilitas nilai Rupiah,” ujar Eva.
Dalam pengelolaan uang rupiah khususnya terkait pengedaran uang, Bank Indonesia mempunyai misi untuk menyediakan uang Rupiah di seluruh wilayah NKRI dalam jumlah yang cukup dengan jenis pecahan sesuai kebutuhan masyarakat, dalam kondisi berkualitas dan layak edar.
Dalam mencapai misi tersebut, demikian Eva, BI memandang bahwa kebutuhan jumlah uang di seluruh wilayah NKRI wajib dipenuhi sehingga pengedaran dan penggunaan uang Rupiah merupakan hal penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Rupiah bukan saja sebagai alat transaksi pembayaran tetapi juga merupakan identitas dan alat pemersatu bangsa serta menjadi salah satu simbol kedaulatan bangsa sebagaimana ditegaskan dalam UU Mata Uang. Rupiah lahir dari perjuangan bangsa dan Rupiah merupakan bagian dari perjalanan bangsa Indonesia serta Rupiah juga yan akan menjaga keutuhan wilayah NKRI,” jelas Eva.
Eva mengatakan, dalam pelaksanaan amanat UU dan misi tersebut bukanlah tugas yang mudah, karena Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.499 pulau dan berbatasan dengan 11 negara tetangga.
“Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas perairan yang mencakup 70 persen dari luas wilayah NKRI, Bank Indonesia menghadapi 3 tantangan utama dalam mengedarkan Rupiah,” ujarnya.
Pertama, kondisi geografis NKRI dengan ribuan pulau dan keterbatasan infrastruktur khususnya jalur dan moda transportasi berdampak pada jangkauan Bank Indonesia dalam menyediakan uang kepada masyarakat, termasuk diantaranya untuk kepulauan di wilayah 3T.
Menurutnya, masih banyak daerah-daerah blank spot yang belum dapat dijangkau oleh BI dan Perbankan dalam pengedaran uang Rupiah.Kedua, keberagaman tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memperlakukan uang.
“Tercermin dari tingginya uang tidak layak edar karena lusuh yang disebabkan uang sering dilipat, dibasahi, maupun distraples. Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas uang Rupiah kita,” ujarnya.
Dalam konteks ini, ia menyebutkan, tantangan tersebut perlu kami jawab dengan edukasi. Penggunaan mata uang asing selain Rupiah sebagai alat pembayaran khususnya di wilayah perbatasan.
Ia menjelaskan, terhadap ketiga tantangan tersebut, Bank Indonesia wajib menjawab melalui berbagai strategi dan program dengan terus menerus melakukan perluasan jangkauan layanan ke seluruh wilayah NKRI.
Selain melalui jaringan kantor perwakilan yang dimiliki di 45 kantor perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia, BI juga bekerja sama dengan Perbankan dan TNI AL untuk dapat menjangkau seluruh wilayah NKRI termasuk pulau di 3T dan daerah destinasi wisata sehingga Rupiah dapat hadir disetiap pelosok negeri untuk menjamin bahwa disetiap jengkal NKRI terdapat uang Rupiah yang tersedia dengan cukup.
“Kehadiran Rupiah yang merupakan simbol kedaulatan negara diseluruh pelosok negeri merupakan wujud kontribusi kami dalam membela negara tanpa senjata,” tutupnya.
Eva menyebutkan, pelaksanaan kegiatan kas keliling 3T di Provinsi NTT merupakan lokasi yang kelima pada tahun 2022. Kegiatan ini mengikutsertakan petugas BI dari 9 kantor perwakilan, meliputi Kantor Perwakilan NTT, Papua, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, Cirebon, Solo, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
“Hari ini (Senin, 21/3, Red) secara resmi kita melepas Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022 yang akan melakukan kegiatan kas keliling 3T dari tanggal 21-26 Maret 2022 dengan mengunjungi 5 pulau terluar yaitu Pulau Salura, Pulau Rote, Pulau Ndao, Pulau Sabu, dan Pulau Raijua dengan membawa modal sebesar Rp 3 miliar menggunakan KRI Ajak-653,” jelasnya.
Untuk itu, Ia berharap dukungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT agar kami dapat memasuki wilayah dan pulau-pulau di wilayah NTT serta sekaligus menyalurkan program sosial BI untuk kebutuhan masyarakat di pulau setempat.
Eva menyampaikan, sesuai jadwal setiap bulan akan dilakukan kegiatan serupa diseluruh wilayah NKRI dan rencananya pada tahun ini akan berakhir di wilayah timur Indonesia.
Kegiatan ini, kata Eva, merupakan sinergi dan semangat untuk menjaga kedaulatan NKRI tentunya perlu dipertahankan dan ditingkatkan. “Selain dengan TNI AL, kami juga akan terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah setempat untuk memperoleh dan menetapkan pulau-pulau yang akan dikunjungi khususnya yang terkait dengan penyaluran Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang menjadi rangkaian kegiatan kas keliling,” tutur Eva.
Bersama TNI AL, BI akan terus memperkuat dan menambah program kas keliling ini tidak hanya dalam penyediaan dan penukaran uang layak edar bagi masyarakat di kepulauan, tetapi juga bersama-sama memberikan edukasi kepada masyarakat di wilayah 3T tentang kedaulatan negara dari sisi pertahanan dan ekonomi melalui program Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah serta menjadikan program Kas Keliling 3T ini menjadi ajang dan program Bela Negara bagi personil BI yang melaksanakan kegiatan kas keliling.
“Terima kasih dan apresiasi khususnya kepada TNI AL, termasuk juga Pemprov NTT dan pihak-pihak terkait lainnya yang telah dan terus mendukung Bank Indonesia dalam pelaksanaan pendistribusian uang yang berkualitas khususnya ke seluruh wilayah 3T di NKRI dalam rangka menegakkan dan menjaga kedaulatan bangsa dan negara tercinta,” tutupnya.
Sementara itu, Wakil Asisten Operasi Kasal Laksamana Pertama TNI Wasis Priyono mengatakan, demi memastikan kesedian uang di wilayah 3T, disiapkan kapal KRI-AJAK-653.
“Untuk diketahui kapal ini milik Negara dengan tipe KCT (Kapal Cepat Torpedo). Di Indonesia hanya ada dua, yakni KRI AJAK dan KRI SINGA. Kapal ini sangat jago dalam melawan kapal selam karena dilengkapi torpedo,” ujar Laksamana Pertama TNI Wasis.
Laksamana Wasis menyebutkan, kapal ini merupakan buatan dalam negeri deri PT. PAL yang di-launching pada tahun 1988, berkat kerjasama Indonesia-Jerman.
Lebih lanjut Laksamana Pertama TNI Wasis menyampaikan, KRI AJAK akan menempuh rute dari Pulau Salura, Pulau Sabu, Pulau Raijua, Pulau Rote, dan berakhir di Pulau Ndao. “Diperkirakan akan kembali ke Kota Kupang pada 26 Maret 2022 dengan jarak tempuh 705 mil,” sebutnya.
Diharapkan, dengan adanya KRI AJAK-653 dapat membantu pelaksanaan distribusi penukaran uang rupiah didaerah yang sulit terjangkau. Untuk itu, Laksamana Pertama TNI Wasis menekankan kepada seluruh awak KRI AJAK 653 dalam menjalankan pedoman ekspedisi rupiah berdaulat harus saling menjalin komunikasi yang baik dengan personel BI yang onboard di atas kapal dan laksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
Selain itu, perhatikan pelaksanaan protokol kesehatan khususnya pada kegiatan yang bersinggungan-langsung dengan masyarakat dan selalu perbaharui berita cuaca dan memperhatikan keamanan bernavigasi. “Jadi cuaca ini sangat berpengaruh terhadap kegiatan, semoga kegiatan ini dapat terlaksana sesuai dengan rencana,” ujarnya.
Laksamana pertama TNI juga menambahkan kepada personel KRI AJAK 653 harus mengedepankan zero accident atau keselamatan dan melaksanakan semua kegiatan sesuai standar prosedur. Apabila menemui kendala boleh melaporkan kepada atasan secara berjenjang.
“Saya berharap pelayaran ini dijadikan sebagai kegiatan yang sangat berkesan dalam kehidupan. Ini merupakan pengalaman yang sangat langka,” tutupnya.
Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda NTT, Ganef Wurgiyanto mengatakan, selama ini mungkin daerah terpencil masih memberlakukan sistem barter. Ini yang tidak boleh terjadi di NKRI.
Untuk itu, Ganef menyampaikan apresiasi kepada BI dan TNI AL yang sudah mau bekerjasama melaksanakan kegiatan ini. “Kami berharap kegiatan ini dapat menjangkau wilayah-wilayah yang membutuhkan uang rupiah dengan kondisi baru,” harapnya. (r2)