Indonesia vs Jordania: Abaikan Rekor Pertemuan, Tunjukkan Daya Juang

  • Bagikan
Para pemain Timnas Indonesia merayakan gol kemenangan saat menundukkan tuan rumah Kuwait di laga Grup A Kualifikasi Piala Asia dua hari lalu. (FOTO: Twitter/Fajar.co.id)

Kualifikasi Piala Asia 2023

KUWAIT CITY, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Tim Nasional (Timnas) sepak bola Indonesia telah membuka peluang untuk bisa berlaga di Piala Asia 2023 mendatang setelah menundukkan tuan rumah Kuwait di laga perdana Grup A.

Dini hari nanti waktu Indonesia, anak-anak asuhan pelatih Shin Tae-yong kembali melakoni laga kedua Grup A babak ketiga Kualifikasi Piala Asia 2023 menghadapi tim tangguh Jordania di Stadion Internasional Jaber Al-Ahmad, Kuwait City.

Laga dinihari nanti menjadi penentu, sehingga untuk bisa merebut tiket putaran final Piala Asia tahun depan, Asnawi Mangkualam dkk kawan harus kembali menunjukkan daya juangnya.

Pada laga perdana di Stadion Internasional Jaber Al-Ahmad yang juga akan menjadi venue duel dini hari nanti, Indonesia sukses mempermalukan Kuwait dengan skor 2-1 berkat penampilan spartannya. Meski tuan rumah tampil lebih dominan, Indonesia mampu memberikan perlawanan sengit dan performa yang konsisten selama 90 menit.

Apa yang ditampilkan anak asuh Shin Tae-yong menjadi bukti mereka juga bisa menjadi lawan sulit bagi Jordania yang di partai perdana mengalahkan Nepal dengan skor 2-0. Apalagi, gaya bermain Kuwait dan Jordania relatif sama.

Jika merujuk pada peringkat FIFA dan sejarah pertemuan, Jordania jelas akan menjadi favorit di pertandingan ini. Seperti diketahui, Jordania saat ini menempati peringkat 91 dunia. Sebaliknya, Indonesia masih di posisi 159.

Statistik head to head juga terlihat timpang. Al Nashama, julukan Jordania sebelumnya memenangi empat pertemuan kedua negara. Pada duel pertama, 12 Februari 2004, Jordania unggul 2-1 dalam laga persahabatan.

Setelah itu, di pertemuan kedua yang juga bertajuk friendly match pada 27 Agustus 2011, Jordania kembali menang tipis 1-0. Dua tahun kemudian, atau tepatnya pada 31 Januari 2013, Tim Garuda kembali takluk 0-5 di laga uji coba.

Sementara di pertemuan terakhir yang berlangsung pada 11 Juni 2019 yang juga merupakan partai persahabatan, Jordania unggul 4-1. Namun perlu dicatat bahwa keempat duel tersebut berlangsung di Amman, ibu kota Jordania.

Dengan pertandingan berlangsung di tempat netral, peluang membalas kekalahan sekaligus membuat sejarah baru sangat terbuka. Atau paling tidak, Marc Klok dan kawan-kawan bisa mencuri satu angka dan memaksimalkan laga terakhir kontra Nepal yang secara rangking berada di bawah Indonesia.

Shin Tae-yong sendiri menegaskan bahwa mereka akan berusaha melakukan yang terbaik di dua laga terakhir Grup A agar bisa lolos ke putaran final Piala Asia. “Kami akan terus melangkah dan melakukan yang terbaik untuk lolos ke babak utama,” kata Shin Tae-yong dalam sesi konferensi pers usai laga kontra Kuwait.

Pelatih asal Korea Selatan itu percaya Indonesia masih bisa berkembang. Yang terpenting kata dia, pemain mau menunjukkan daya juang di lapangan. Menurutnya, itu sudah mereka tunjukkan di laga pertama. “Saya yakin kemenangan bisa datang tergantung seberapa besar para pemain berjuang di lapangan,” ujarnya di situs resmi PSSI.

Gelandang bertahan Indonesia Rachmat Irianto menambahkan, kemenangan 2-1 atas Kuwait sudah membuka harapan mereka untuk lolos ke Piala Asia. Karena itu, mereka sama sekali tidak boleh gentar menghadapi Jordania.

“Kami percaya diri menatap dua laga selanjutnya. Kami ingin lolos ke Piala Asia 2023,” kata Irianto yang di laga kontra Kuwait menjadi penentu kemenangan dengan golnya di menit ke-46.

Di kubu Jordania, pelatih Adnan Hamad sejak awal sudah mewanti-wanti anak asuhnya bahwa laga versus Indonesia tidak akan menjadi pertandingan mudah. Menurutnya, kemenangan atas tuan rumah menjadi bukti Tim Garuda tidak bisa diremehkan.

“Tidak ada keraguan bahwa kemenangan mereka melawan tuan rumah mengubah prediksi grup. Kemenangan itu membuat mereka memiliki peluang setara untuk lolos ke (putaran) final,” kata Adnan Hamad di jfa.jo.

Makanya, sang pelatih berharap anak asuhnya bisa tampil lebih bagus. “Ini (Indonesia) adalah tim yang terorganisir dan mempersiapkan diri dengan baik untuk kualifikasi ini. Kami harus memberikan level yang dibutuhkan untuk meraih kemenangan dan maju ke puncak grup,” tegas pelatih asal Iran tersebut.

Winger klub Belgia Oud-Heverlee Leuven, Musa Al-Taamari akan menjadi senjata andalan Jordania di laga ini. Pemain berusia 24 tahun itu adalah sosok yang paling merepotkan Nepal meski gagal mengkonversi hadiah penalti timnya menjadi gol. Namun, pemain yang sudah mencetak sembilan gol dalam 45 laga internasional itu mengalami sedikit cedera di laga kontra Nepal. Hingga malam tadi, belum ada konfirmasi soal kesiapannya bermain, namun jika harus absen, itu akan menjadi kehilangan besar bagi Jordania.

Selain Musa Al-Taamari, dua nama yang juga patut diwaspadai Indonesia adalah Ali Olwan dan Hamza Al-Dardour. Keduanya menjadi pencetak gol Jordania di laga sebelumnya. Khusus Hamza Al-Dardour, ia adalah pemain paling berpengalaman sekaligus top skor dalam skuat Jordania saat ini. Pemain klub Al-Ramtha itu sudah mengantongi 101 caps dan mencetak 32 gol internasional.

Indonesia sementara itu diprediksi tidak akan melakukan perubahan signifikan. Kecuali jika Shin Tae-yong ingin mencoba membendung serangan sayap lawan, ia bisa memainkan Asnawi Mangkualam sejak awal. (amr/fajar)

Prakiraan Pemain:

Indonesia (5-3-2): Nadeo Argawinata; Asnawi, Fachruddin Aryanto, Elkan Baggott, Rizky Ridho, Pratama Arhan; Rachmat Irianto, Mark Klok, Ricky Kambuaya; Saddil Ramdani, Witan Sulaeman

Pelatih: Shin Tae-yong

Jordania (4-4-2): Yazid Abu Layla; Yazan Al-Arab, Abdullah Nassib, Muhammad Abu Hasheesh, Ihsan Haddad; Bahaa Abdel-Rahman, Saleh Rateb, Ali Oliwan, Musa Al-Taamari; Sharara, Hamza Al-Dardour

Pelatih: Adnan Hamad

  • Bagikan

Exit mobile version