RUTENG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kunjungan kerja (Kunker) Bupati Manggarai, Hery Nabit bersama rombongan ke Desa Lungar, Kecamatan Satar Mese, disambut aksi demo masyarakat setempat, Senin (27/2). Masyarakat menolak rencana PT PLN melakukan pengembangan sumur panas bumi geotermal di Ulumbu.
Kunker itu dilakukan dalam rangka mendengar dan menyerap aspirasi masyarakat Desa Lungar, khususnya warga Gendang Lungar, Gendang Mesir, dan warga Gendang Rebak, terkait rencana pembangunan geotermal. Saat acara penjemputan berlangsung, sejumlah masyarakat meminta Bupati Hery Nabit agar wilayah mereka tidak dilakukan eksploitasi geotermal. Pada spanduk yang dibentangkan bertepatan dengan kunker bupati itu berisi penolakan warga terkait rencana eksploitasi geotermal itu.
"Tujuan saya kesini, ya mau mendengar langsung suara dari bapa, mama, dan adik-adik, terkait rencana pembangunan geotermal. Saya mengajak untuk menyampaikan aspirasinya di aula Kapela Stasi Lungar, sebagai tempat kegiatan tatap muka agar menjadi dasar bagi saya melakukan koordinasi dengan pihak PLN," kata Bupati Hery Nabit saat berhadapan dengan peserta aksi.
Sementara saat tatap muka di aula Kapela Stasi, Bupati Hery Nabit meminta seluruh warga yang hadir agar menyampaikan unek-uneknya. Baik yang positif maupun negatif terkait rencana pembangunan geotermal di Poco Leok.
Bupati menyampaikan hal ini biar tidak ada salah paham, seolah-olah dirinya atau pemerintah ada di pihak PLN. Bupati menjelaaskan bahwa jika pihaknya berada bersama PLN, lalu untuk apa dia datang bertemu masyarakat?
"Sangat penting saya hadir hari ini disini. Hal itu karena saya harus mendengarkan langsung keluhan masyarakat. Kalau tidak mau bicara langsung dengan saya, lalu harus disampaikan kepada siapa terkait keluhan ini. Terkait soal aksi tadi dari sejumlah kelompok masyarakat, itu wajar saja, karena itu sebagai bentuk respon masyarakat Poco Leok, terkait pembangunan Geotermal," ujar Bupati Hery Nabit.
Bupati Heru menambahkan, pemerintah bersedia mendengar dan menimbang suara masyarakat, baik yang pro maupun kontra terkait rencana pembanyunan proyek itu. Sehingga dirinya memutuskan untuk jalan ke setiap rumah gendang. Bagi yang pro dan kontra, tentu dengan alasan masing-masing. Sehingga hal itulah yang akan pemerintah komunikasikan dengan PT PLN.
Bupati Hery Nabit mengatakan, sebagai pemimpin pemerintahan di Manggarai, dirinya bertanggung jawab terhadap isu yang ada. Sebagai penanggung jawab dalam pembangunan di Manggarai, perlu mengetahui kondisi lapangan secara real. Bahwa ada reaksi-reaksi, atau respons-respons dari masyarakat yang di luar dugaan, itu adalah sesuatu yang normal saja. Tentu perlu didengar, perlu di serap, dan jangan ditanggapi terlalu negatif.
"Saya sudah kasih arahan kepada Pak Camat dan Pak Kepala Desa, pintu komunikasi itu jangan ditutup, tapi harus tetap dibuka. Apapun itu. Pintu komunikasi dibuka terus supaya teman-teman di tingkat bawah, bisa membangun komunikasi dengan pihak-pihak, bapa-mama, adik-kakak yang menerima kegiatan ini, maupun juga yang menolak," tegasnya.
Hadir bersama bupati dalam kunker itu, Kapolres Manggarai, AKBP Yoce Marten, Dandim 1612/Manggarai, Letkol Arh Drian Priyambodo, Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan, Yosep Mantara, sejumlah pimpinan OPD, Camat Satar Mese, Damianus Arjo, tokoh masyarakat, dan masyarakat desa Lungar, (*)
Penulis : Fansi Runggat.
Editor: Marthen Bana