Penanganan Efektif, Angka Stunting di Kota Kupang Turun 19 Persen

  • Bagikan
TIMBANG BAYI. Petugas Puskesmas Bakunase saat melakukan penimbangan pada anak di Kelurahan Airnona, Selasa (1/2). (DOK PUSKESMAS BAKUNASE FOR TIMEX).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Angka stunting di Kota Kupang dipastikan turun sesuai hasil pelaksanaan bulan timbang Februari 2023. Penurunan jumlah kasus tersebut berkaitan kerja kolaborasi yang dicanangkan Pemerintah Kota (Pemkot) diyakini efektif.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, Retnowati melalui Kepala Bidang Kesehatan Keluarga, Ngurah Sunarwa mengatakan, target angka stunting di Kota Kupang turun menjadi 19 persen.

"Kami juga target angka 19 persen ini turun lagi pada bulan timbang Agustus nanti menjadi 18 persen," katanya saat diwawancarai Timor Express.

Dia mengaku, angka stunting di Kota Kupang saat ini 21,5 persen, diyakini perlahan angka tersebut akan turun, apa lagi saat ini berbagai upaya telah dilakukan.

"Sejumlah program penanganan stunting yang dicanangkan Penjabat Wali Kota Kupang, George Hadjoh yang menghendaki kerja kolaboratif dinilai efektif, selain pemberian makanan tambahan dan vitamain, juga pola asuh orang tua stunting, dengan membuka kesempatan kepada siapa saja yang mampu secara ekonomi di wilayah anak stunting, secara sukarela medampingi dan mengasuh anak stunting," ungkapnya.

Ngurah merincikan, data stunting pada bulan timbang Agustus 2022 sebesar 21,5 persen, atau 5.497 anak, turun dari bulan timbang Agustus 2021 sebesar 26,1 persen atau 3.068 anak.

Jadi, kata Ngurah, secara jumlah mengalami peningkatan, namun presentasenya menurun. Hal itu, kata Ngurah, dikarenakan banyak orangtua yang tidak membawa anaknya ke posyandu untuk ditimbang, salah satunya karena Covid-19.

Sementara di tahun 2022 kemarin, persentase pengukuran anak sangat tinggi dan naik drastis di bulan timbang Februari kemarin.

Ngurah mengatakan, persentase timbang bulan Februari 2023 mencapai 93 persen atau 25 ribu anak dari 27 ribu anak di Kota Kupang.

Tingginya pesentase ini, kata Ngurah, menunjukan kerja kader posyandu dan kesehatan berhasil dengan lebih aktif mendatangi rumah-rumah warga.

Pola itu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana petugas kesehatan hanya menunggu di posyandu atau Puskesmas.

"Teman-teman petugas kesehatan, pikul timbangan dan jalan dari rumah ke rumah untuk timbang, ditambah lagi dengan peran camat dan lurah yang sangat aktif membantu," katanya.

Ngurah memprediksi penangan stunting di tahun-tahun mendatang akan lebih efektif. Dukungan petugas dan dana mencukupi.

Di tahun 2023 ini, biaya untuk pemberian makanan tambahan di posyandu meningkat, dari Rp150 ribu perbulan menjadi Rp350 perbulan. Aloaksi anggaran tersebut bersumner dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Sementara anggaran dari pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Umum (DAU) juga cukup tinggi, sebesar Rp4,8 miliar yang langsung disistribusikan ke 11 Puskesmas di Kota Kupang.

Besaran alokasi dana ini, menunjukan keseriusan pemerintah pusat dalam menekan angka stunting, sesuai instruksi Presiden yang menghendaki Tahun 2024 mendatang, stunting harus turun dibawah 14 persen.

"Dengan dukungan ini, kita yakin, Tahun 2023 akan turun ke 18 persen dan 2024 menjadi 14 persen sesuai instruksi presiden," katanya.

Ngurah berharap, kerja sama semua pihak dalam penanganan stunting, karena selama ini pola orangtua asuh, juga perlu motivasi orangtua untuk membawa anaknya ke Posyandu atau Puskesmas. (r2)

Editor: Intho Herison Tihu

  • Bagikan