KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Pengusaha, ekonom dan bankir ternama di NTT, Christofel Liyanto terjun ke dunia politik untuk memprioritaskan pembangunan di segala sektor yang berdampak bagi masyarakat NTT. Christofel menyebut, tujuannya menjadi calon DPR RI dapil NTT 2 yang meliputi Timor, Sabu, Sumba dan Rote itu untuk memberi perlindungan dan memberi kesejahteraan bagi masyarakat. Sehingga, NTT dapat keluar dari masalah kemiskinan dan ketertinggalan.
Christofel mengatakan, dirinya tidak ingin menjadi wakil rakyat yang mencari harta dan kekayaan. Sebab, ia sendiri adalah pengusaha yang telah mencapai kebebasan finansial di usianya yang ke-60 tahun. Karena itu, dia hanya ingin fokus berkontribusi dan membawa manfaat yang berarti dan dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
Lanjutnya, meskipun BPR Christa Jaya yang ia rintis sudah bertumbuh pesat dan telah membantu banyak orang, namun ia merasa bantuan tersebut masih terbatas dan belum dapat menjangkau masyarakat lebih luas.
"Maka saya masuk ke dunia politik, karena menjadi anggota dewan itu jangkauannya luas, ada berbagai dana yang didapat untuk keperluan masyarakat luas, kita bisa melihat skala prioritas pembangunan sektor mana yang berdampak bagi masyarakat NTT," tutur Christofel dalam Podcast Timex Forum, Senin (6/11).
Dirinya tidak memilih jalur DPRD provinsi sebab, menurutnya, tidak begitu berpengaruh karena NTT tidak dapat tumbuh dengan kemampuannya sendiri. Apalagi, PAD NTT yang rendah dan fiskal NTT yang bergantung di pusat sehingga kebutuhan ekonomi NTT masih bergantung pada anggaran dari pemerinta pusat. Selain itu, regulasi atau pembuatan kebijakan di daerah sangat bergantung pada pemerintah pusat. Padahal, belum tentu kebijakan yang dikeluarkan pusat itu berpihak pada masyarakat NTT atau tidak.
Sebagai pengusaha, ia melihat ekonomi NTT masih sangat bergantung pada pemerintah pusat, padahal ada sektor swasta yang menentukan.
Christofel mengatakan, semakin banyak jumlah pengusaha pada suatu daerah atau negara, maka kehidupan ekonominya bisa berputar. Sementara NTT sendiri masih sedikit masyarakat yang berprofesi sebagai pengusaha.
"Sekarang orang lihat mau jadi PNS, polisi dan lain-lain. Daerah ini tidak bisa maju kalau pengusahanya tidak ada. Satu-satunya cara adalah menciptakan kondisi yang berdaya tarik sehingga masyarakat mau menjadi pengusaha. Saya ingin membawa hal itu ke pusat. Saya aktif diberbagai organisasi bisnis dan ekonomi, saya melihat pengusaha muda adalah salah satu unsur penting memajukan ekonomi NTT," jelasnya.
Ia menyampaikan, masuk ke dalam dunia politik melalui berbagai pertimbangan yang matang, bulan Mei lalu, ia memutuskan bergabung ke Partai Gerindra NTT. Ia pun diberi kepercayaan untuk mengisi komposisi caleg DPR RI. Karena itu, ia bertekad agar perwakilan DPR RI dari Gerindra NTT tidak kosong.
"Kali ini Gerindra akan mendapat satu kursi, kalau bisa mendapatkan dua kursi. Saya waktu berkomitmen masuk Gerindra, saya tipe orang yang berkomitmen harus berhasil atau mendekati sempurna, apabila ingin bangun rumah harus jadi, bangun usaha harus yang terbaik. Sampai sekarang hal-hal kecil pun harus totalitas. Maka, saya pastikan Gerindra harus dapat satu suara, kita harus kerja profesional dan maksimal," tegasnya.
Dirinya menyebut, ketika memutuskan untuk maju, dia langsung memperkenalkan diri ke masyarakat. Christofel pun sering turun mengunjungi masyarakat, mendengar dan menampung aspirasi rakyat. Sehingga, apabila lolos menjadi anggota DPR RI, Christofel sudah mengetahui apa yang harus dikerjakan.
Menurutnya, selama turun ke masyarakat, ia menemukan ada beberapa persoalan penting yang harus diperjuangkan ke pusat. Misalnya di Kabupaten Kupang kesulitan mendapatkan pupuk subsidi, di Kota Kupang dan SoE sebagian besar kesulitan mendapatkan air, di Sabu ada penurunan harga garam yang merugikan petani. Di Tablolong dan Rote juga berkutat dengan harga rumput laut yang menurun drastis.
"Kalau jadi anggota DPR RI harus sering ke masyarakat untuk melihat itu, menyangkut dengan regulasi itu akan sangat membantu petani. Saya pribadi bisa bantu, tapi terbatas misalnya untuk dana mobilisasi kan butuh banyak. Nah, kalau jadi anggota DPR RI itu bisa berikan usulan dan regulasi, juga ada dana-dana tertentu yang bisa dialokasikan minimal membangun embung-embung kecil bagi petani," jelasnya.
Begitu pun dengan dunia usaha, Christofel menilai perlu ada regulasi yang mendukung para pengusaha, berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk satu fokus menciptakan jumlah pengusaha di NTT.
Ia menekankan, masyarakat harus memilih caleg yang berkompeten, berpengalaman dan berkapasitas, sehingga para caleg yang terpilih mengetahui dan memahami cara membangun NTT.
"Saya mau jadi caleg DPR RI karena saya sudah selesai dengan diri saya, sehingga saya tidak punya beban apa-apa. Jadi, saya betul-betul bisa fokus untuk mengoptimalkan apa yang saya miliki, pengalaman, keahlian dan kecerdasan saya untuk mengabdikan diri bagi masyarakat NTT," tutup Christofel. (cr1/ays)