NTP Desember 2023 Meningkat 0,95 Persen

  • Bagikan
Matamira Kale

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT, Matamira Kale, menyebut bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) Bulan Desember 2023 mengalami peningkatan 0,95 persen.

"Peningkatan ini dipengaruhi oleh peningkatan harga-harga komoditas pertanian yang lebih cepat, dibandingkan dengan peningkatan harga komoditas konsumsi rumah tangga dan barang modal," kata Kepala BPS NTT, Matamira Kale, Selasa (2/1).

Matamira menjelaskan, indeks yang diterima meningkat sebesar 1,35 persen sedangkan indeks bayar 0,40 persen. Indeks bayar terdiri dari konsumsi rumah tangga yang meningkat 0,41 persen dan indeks biaya produksi dan pertambahan barang modal meningkat 0,25 persen.

"Apa bila di lihat per sub sektor, peningkatan NTP hanya terjadi pada sub sektor tanaman pangan 1,79 persen dan sub sektor holtikultura 3,05 persen, untuk bulan Desember 2023," jelasnya.

Nilai Tukar Petani (NTP) yang mencakup lima sub sektor, yaitu padu, palawija, holtikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan, perkembangan NTP Desember 2023 mengalami peningkatan 0,95 persen.

Dia merinci, beberapa komoditas tanaman pangan yang menyumbang kenaikan NTP diantaranya jagung, kopi, beras dan gabah. "Karena di beberapa daerah sudah melewati masa panen," jelasnya.

Nilai Tukar Petani adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar Petani dalam bentuk persentase.

Indeks yang diterima petani merupakan indikator tingkat pendapatan produksi pertanian, sedangkan indeks yang dibayar menggambarkan perubahan harga yang dibayar petani untuk kebutuhannya, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal.

"Oleh karena itu ratio ini secara konsep hanya menggambarkan laju perkembangan harga jual dan harga beli, jadi bukan menjadi pendekatan untuk mengukur kesejahteraan petani," jelasnya.

Dia melanjutkan, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) itu diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, di mana komponen indeks harga yang dibayar hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM).

NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. NTUP pada bulan Desember mengalami peningkatan 1,1 persen, di mana peningkatan terjadi di subsektor tanaman pangan dan holtikultura.

"Perkembangan indeks harga konsumsi rumah tangga petani pedesaan pada bulan Desember mengalami inflasi 0,41 persen, terutama pada sub kelompok pakaian dan alas kaki 0,67 persen dan makanan minuman dan tembakau 0,53 persen," ujarnya.

Komoditas yang memberikan andil pada peningkatan indeks harga konsumsi rumah tangga diantaranya adalah benih padi, beras, gula pasir dan bawang merah. Perkembangan indeks harga konsumsi rumah tangga petani secara Years on Years (yoy), jadi Desember 2023 dibandingkan dengan Desember 2022 sebesar 4,74 persen. (thi)

  • Bagikan