Kecoh Tuchel, Leverkusen Masih Belum Terkalahkan
LEVERKUSEN,TIMEX.FAJAR.CO.ID – Ketika Xabi Alonso memulai karier melatih tim utama pada 5 Oktober 2022 bersama Bayer Leverkusen, Thomas Tuchel sudah memenangkan berbagai gelar, termasuk Liga Champions. Tuchel juga dianugerahi The Best FIFA Football Coach 2021 dengan Xabi masih berkutat di Real Sociedad B.
Tidak ada yang menyangka pada Bundesliga musim ini, Xabi menjadi rival tersulit Tuchel di Bundesliga. Setelah sama kuat (seri 2-2) dalam pertemuan pertama di Allianz Arena (16/9/2023), Xabi menjadi pemenang ketika membawa Leverkusen mengalahkan Bayern di BayArena kemarin (11/2). Skornya telak: 3-0.
Kemenangan yang tidak hanya membuat Leverkusen masih belum terkalahkan dalam 21 spieltag atau total 31 laga di berbagai ajang musim ini. Tetapi juga memperlebar gap antara Die Werkself –sebutan Leverkusen– sebagai pemuncak klasemen dan Bayern di peringkat kedua menjadi 5 poin (55-50).
Keyakinan meraih Meisterschale (gelar juara Bundesliga) pun akhirnya muncul dari salah satu penggawa Leverkusen.
”Sepertinya kami bisa memenangi kompetisi ini,” ungkap Alex Grimaldo, wingback kiri Leverkusen sekaligus pencetak gol kedua ke gawang Bayern kemarin, seperti dilansir Bild.
Bersama wingback kanan Jeremie Frimpong, sektor sayap Leverkusen dalam skema 3-4-2-1 memang berkelas. Keduanya total berkontribusi 29 gol di Bundesliga musim ini.
Grimaldo 8 gol dan 9 umpan gol, sedangkan Frimpong 6 gol dan 6 umpan gol.
Kemarin Xabi malah seperti meniadakan posisi wingback. Frimpong tidak starter dan Josip Stanisic yang menempatinya. Stanisic pun seperti bermain sebagai bek kanan sehingga skema main menjadi 4-2-3-1. Itu ditunjang Grimaldo yang lebih advance.
Modifikasi itu pun mengecoh Tuchel yang melakukan mirroring. Bayern yang biasanya bermain 4-2-3-1 mengusung 3-4-2-1. Sport1 dalam analisisnya menyebut modifikasi Xabi sejatinya tipu-tipu karena menggoda Tuchel mengganti skema dan terbukti tidak berjalan efektif. Bayern pun kembali bermain 4-2-3-1 setelah satu jam permainan. Sayangnya, 10 menit sebelumnya, Leverkusen sudah unggul 2-0 dan gol ketiga lahir dari serangan balik di pengujung laga.
Kepada Sky Deutschland, Xabi memuji anak asuhnya yang adaptif dengan taktiknya. ’’Ketika kami memerlukannya, kami akan melakukannya. Hari ini (kemarin, Red) semua pemain menunjukkan performa dalam level tinggi serta bermain dengan penuh konsentrasi dan mentalitas terbaik,” beber pria 42 tahun asal Tolosa, Spanyol, itu.
Gelandang bertahan Leverkusen Robert Andrich menambahkan, Xabi telah mempersiapkan taktiknya dengan cermat.
”Ide itu kami dapat pada Kamis, lalu kami menerapkannya dalam sesi latihan pada Jumat (H-1 sebelum laga, Red),” tutur Andrich seperti dilansir Kicker. (ren/c19/dns/jpg/rum)