Pemilu yang Aman Dorong Rupiah Semakin Kuat

  • Bagikan
MATA UANG. Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing Agung Masayu di Jakarta, Selasa (24/10/2023). (MIFTAHUL HAYAT/ JAWA POS

Terhadap Dolar Amerika Serikat

JAKARTA,TIMEX.FAJAR.CO.ID-Analis Pasar Uang Rully Nova mengatakan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang berjalan aman dan damai mendukung penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Dengan euforia hasil quick count (hitung cepat) pilpres, rupiah bisa menguat sampai dengan Rp15.400 sampai satu pekan ke depan," kata Rully dilansir Antara, Kamis (15/2).

Analis dari Bank Woori Saudara itu menuturkan aliran modal asing juga bersambung masuk ke pasar finansial Indonesia lantaran pemilu melangkah tenteram dan diproyeksikan satu putaran sehingga menjadi sentimen positif bagi penguatan rupiah.

Lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa lampau menyerap biaya Rp24 triliun dengan oversubscribed lebih dari dua kali, dan tetap berpotensi masuknya modal asing ke dalam negeri alias capital inflow sebesar Rp12 triliun lagi sampai dengan akhir bulan ini.

Hasil hitung sigap sejumlah lembaga survei termasuk dari Charta Politika Indonesia dan Lembaga Survei KedaiKOPI pada Rabu (14/2) menyatakan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul.

Namun menurut Rully, penguatan rupiah akan dibatasi oleh faktor eksternal seperti sentimen terkait arah kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR) ke depan.

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis pagi naik 22 poin atau 0,14 persen menjadi Rp15.582 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.604 per dolar AS.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan nilai tukar rupiah per akhir Desember 2023 secara point to point meningkat 1,11% year on year (yoy) dibandingkan posisi akhir 2022.

Sri Mulyani mengatakan, apresiasi rupiah pada akhir tahun lalu lebih baik daripada Baht Thailand dan Peso Filipina. Adapun masing-masing mata uang tersebut hanya menguat 0,76% dan 0,62%.

"Ini berarti apresiasi rupiah hingga akhir 2023 lebih baik dibandingkan penguatan beberapa mata uang di Asean, seperti Baht Thailand yang menguat 0,76%, dan Peso Filipina yang menguat 0,62%," ujarnya dalam Konpers KSSK di Jakarta, Selasa (30/1).

Secara keseluruhan, termasuk adanya capaian tersebut, Menkeu menilai stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga. Hal tersebut juga ditopang oleh kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia (BI). (jpc/thi)

  • Bagikan

Exit mobile version