BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Danau Rana Mese, salah satu sumber air baku untuk kebutuhan air minum bagi masyarakat kota Borong dan sekitarnya di Kabupaten Manggarai Timur (Matim). Sebagai pengelola, pihak UPTD SPAM memandang penting untuk terus merawat dan melestarikan anugerah Tuhan ini.
Terakhir pada Maret 2024, lembaga pelayan air minum di bawah Dinas PUPR Matim itu, menggelar ritual adat di sumber Danau Rana Mese bersama pemilik ulayat dan tokoh adat kampung Lerang, Desa Golo Loni, Kecamatan Rana Mese. Disana, untaian permohonan didaraskan oleh tua adat, menyampikan ucapan syukur, mohon perlindungan, serta sumber yang ada tetap terjaga.
Kemudian kearifan lokal yang dilaksanakan oleh UPTD SPAM, lanjut ke reservoir produksi yang berlokasi di Golo Nderu, Desa Compang Kantar, Kecamatan Rana Mese. Pada ritual itu, selain menghadirkan tokoh adat dari Lerang, juga dihadiri tokoh adat setempat, kepala desa, pemilik lahan, dan staf UPTD SPAM.
"Setiap tahun, kami dari UPTD SPAM bersama tokoh adat, menggelar ritual adat di sumber Danau Rana Mese. Termasuk di reservoir produksi Golo Nderu. Disini, kita menyampaikan syukur karena alam menyediakan cadangan air begitu melimpah untuk kita kelola dan manfaatkan," ujar Kepala UPTD SPAM, Fransiskus Yuna Aga, Senin (18/3/2024).
Lanjut Fransiskus, kearifan lokal yang dijalankan itu, intinya sebagai bentuk syukur terhadap alam dan ketersedian air yang selama ini bisa memberikannya dalam melakukan pelayanan kebutuhan masyarakat. Pihaknya, tentu terus merawat dan melestarikan alam serta sumber yang ada. Sembari memohon petugas UPTD diperlakukan ramah oleh alam atau pun penghuni Danau Rana Mese.
"Disanakan ada hutan, dan sesuai kepercayaan warga setempat, bahwa ada penghuni atau penjaga. Teman-teman kita tidak tahu atau tidak sengaja potong ranting, atau tumbuhan yang mestinya tidak boleh diganggu, dan dilakukan kerusakan. Sehingga melalui acara adat itu, kita perlu dijaga," jelas Fransiskus yang akrab disapa Kevin.
Kemudian, sepanjang perjalanan dari sumber Danau Rana Mese menuju produksi, melewati hutan, lahan warga, dan mungkin saja tiba-tiba mandi di Danau. Sehingga selain mohon petugas UPTD SPAM bisa diperlakukan ramah, pihanya juga perlu menjaga alam jangan sampai dirusak. Demikian juga untuk ritual adat di reservoir produksi Golo Nderu.
"Disana ada petugas 24 jam dengan kegiatan membagi air ke Peot, Kembur, Rana Loba dan Kisol. Bahwa itu ada di tengah kebun, atau di luar pemukiman penduduk, dan jangan sampai ada hal yang tidak tahu atau celaka. Berharap melalui ritual adat, menyampaikan kepada alam bahwa sebagai pengelola kita menghargai. Juga minta agar tenaga kita yang sedang melakukan tugas, bisa melaksanakan dalam keadaan aman dan baik," kata Kevin.
Dikatakanya, tentu ada kekurangan dari petugas UPTD SPAM, mohon untuk dimaklumi. Paling penting di acara itu, mensyukuri bahwa Rana Mese menjadi ikon dari pengelolaan air minum dari Matim. Dimana takaranya di Borong, Ibu Kota Kabupaten Matim. Air yang paling besar untuk melayani wilayah Borong adalah Danau Rana Mese.
"Semua sumber air minum yang dikelolah oleh UPTD SPAM, setiap tahun selalu kita buat acara. Pada sisis lain ada kewenangan ulayat, sperti acara penti, tentu pasti kita terlibat. Mungkin bagi orang lain, kegiatan ritual adat di sumber itu tidak begitu penting. Tapi kami berpandang penting demi menjaga agar mata air yang menjadi sumber kehidupan tetap melimpah," katanya.
Kelestarian danau perlu dijaga sebaik mungkin karena mereka memiliki berbagai manfaat yang mampu menunjang kehidupan manusia. Kearifan lokal itu, bentuk permohonan kepada leluhur, dan Tuhan sebagai sang penguasa alam semesta, untuk mengijinkan penggunaan sumber mata air bagi kebutuhan masyarakat.
Sekaligus memohon untuk terus menjaga agar air tetap mengalir dan memberikan kehidupan bagi masyarakat banyak orang. Air adalah kebutuhan utama manusia, karena itu manusia punya kewajiban untuk menjaga dan melestarikan setiap sumber mata air yang dimiliki, (Kr1).