Kebutuhan Uang Tunai Masyarakat NTT Rp23.62 miliar per hari
KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Pertumbuhan pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Provinsi NTT mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Data Februari 2024, jumlah merchant QRIS di NTT meningkat mencapai 228 ribu merchant, atau terjadi penambahan sebanyak 4.644 merchant sejak Januari dan Februari 2024.
Hal ini diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur, Agus Sistyo Widjajati, di Kantor Perwakilan BI NTT, Selasa (2/4).
Agus Widjajati menjelaskan, jumlah user QRIS juga meningkat sebanyak 286 ribu user hingga Februari 2024. Jumlah user QRIS ini terus mengalami peningkatan.
Sedangkan dari sisi nominal transaksi QRIS mencapai Rp207.37miliar atau tumbuh sebesar 611.20% (yoy). Dan volume transaksi QRIS mencapai 2.35 juta transaksi atau tumbuh sebesar 1,174.10% (yoy).
Sementara kalau dilihat dari nominal transaksi di Bulan Februari juga mengalami peningkatan yang signifikan jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, di mana terjadi peningkatan 600 persen.
"Sedangkan dari sisi volume jumlah transaksi meningkat mencapai 1.174 persen atau mencapai 2,35 juta transaksi yang terjadi di Bulan Februari 2024," kata Agus Widjajati.
Menurutnya, digitalisasi QRIS sudah mulai digunakan oleh masyarakat, yang diharapkan dapat terus meningkat, dan menjadi pilihan masyarakat NTT untuk bertransaksi.
Dia juga menjelaskan tentang kebutuhan uang tunai di masyarakat NTT. Dikatakan, pada Maret 2024 kemarin, Bank Indonesia Provinsi NTT mengeluarkan uang tunai sebesar Rp 363,2 Miliar atau Rp 20,18 miliar per hari.
"Jadi selama bulan Ramadhan ini, dari tanggal 1 sampai 31 Maret 2024, kebutuhan uang tunai masyarakat sebesar Rp 20,18 miliar per hari," jelasnya.
Dia juga membandingkan dengan periode sebelumnya di Tahun 2023, atau Bulan Ramadhan Tahun 2023 lalu, kebutuhan uang di masyarakat NTT sebesar Rp 23,09 miliar.
"Jadi kebutuhan uang di masyarakat pada bulan Ramadhan Tahun 2024 ini lebih rendah dibandingkan dengan Ramadhan Tahun 2023, hal ini disebabkan karena pada Februari 2024 kemarin, kebutuhan uang tunai masyarakat NTT sebanyak Rp 25,4 miliar per hari, sedangkan jika dibandingkan dengan Februari 2023 hanya Rp 4,49 miliar," jelasnya.
Artinya, kata Agus, uang yang ada di Bulan Februari lalu, masih digunakan oleh masyarakat sampai dengan Bulan Maret ini.
"Kenapa sampai kebutuhan uang pada Februari kemarin meningkat, karena ada pesta demokrasi atau Pemilu. Jadi saat Pemilu kemarin, banyak kebutuhan masyarakat terkait dengan uang tunai," jelasnya.
Dari peredaran uang pada Februari lalu, sebagian uang belum kembali sehingga mempengaruhi kebutuhan uang di Bulan Maret, dengan data kebutuhannya mencapai Rp 20,18 miliar per hari.
"Jadi rata-rata kebutuhan uang tunai masyarakat NTT sebesar Rp23.62 miliar per hari. Jika dilihat per bulannya, di Bulan Februari 2024 dikeluarkan uang tunai sebanyak Rp 457 miliar, dibandingkan Maret 2024 dikeluarkan Rp 363 miliar," tandasnya. (thi)