BPKD Bantu Bangun 13 Rumah Tunggu

  • Bagikan
PETRUS BATAONA/TIMEX POSE BERSAMA. Ketua BPKD Mabar, P Marcel Agot, SVD pose bersama usai meresmikan rumah tunggu kelahiran di Nanga Terang, Sabtu (4/5).

LABUAN BAJO, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Komitmen Badan Pertimbangan Kesehatan Daerah (BPKD) Manggarai Barat dalam menangani urusan kesehatan tidak perlu diragukan lagi. Sejak berdiri tahun 2013 lalu hingga saat ini, BPKD sudah membangun 13 rumah tunggu kelahiran hasil sumbangsih donatur, hotel Green Prundi, kas BPKD serta aksi solidaritas warga setempat.

"Sudah bantu bangun 18 rumah tunggu kelahiran di 18 puskesmas yang tersebar di 11 kecamatan, 13 diantaranya murni difasilitasi BPKD Mabar," tegas Ketua BPKD Mabar, P Marcel Agot, SVD saat meresmikan rumah tunggu kelahiran di Nanga Terang Desa Golo Sepang Kecamatan Boleng, Sabtu (4/5).

Hadir pada kesempatan itu Camat Boleng, Yohanes Suhardi, Kepala Dinas Kesehatan, Adrianus Ojo, Ketua BPKD Mabar, P Marcel Agot, SVD, para tokoh agama Desa Golo Sepang, forkopimcam, tokoh masyarakat serta warga sekitar.

Pater Marsel menjelaskan, anggaran yang digunakan untuk membangun rumah tunggu bersumber dari sumbangan pribadi para donatur seperti Ma'arif Institute, Rudi Sembiring, Cs, Julie Sutrisno Laiskodat, H Ramang, Intan, hotel Green Prundi, BPKD, Dinas Kesehatan Mabar, Pauli, Kedubes Jerman untuk Indonesia dan partisipasi masyarakat lokal setempat.

Diakui, tidak semua rumah tunggu dibangun BPKD. Ada yang masih sebatas membutuhkan fasilitas pendukung dan perlengkapan didalam itu yang dilengkapi BPKD.

"Tujuan adanya rumah tunggu kelahiran ìni supaya dapat mencegah kematian ibu yang baru lahir dan anak yang baru lahir. Dengan faskes ini tidak boleh ada kematian ibu dan anak di sini. Karena itu, kolaborasi dan kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan," katanya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Mabar, Adrianus Ojo mengaku pembangunan rumah tunggu kesehatan di Nanga Terang Desa Golo Sepang paling mahal dan paling bagus. Karena itu dibutuhkan semangat dan kerja sama semua pihak termasuk staf puskesmas.

Dikatakan, saat ini kinerja OPD dari tingkat kabupaten hingga kecamatan dipantau terus dan dievaluasi tiap minggu termasuk memantau ibu hamil dengan risiko tinggi saat melahirkan atau adanya kemungkinan ancaman wajib harus terus dipantau.

Dalam kesempatan itu juga  ditandatangani kesepakatan bersama untuk pemanfaatan rumah tunggu kelahiran yang baru dibangun bahwa fasilitas itu hanya untuk ibu hamil sebelum dan setelah melahirkan selama berada dalam perawatan Puskesmas Nanga Terang. Dapat digunakan kalau dalam situasi darurat seperti anak dalam kondisi gizi buruk serta tidak digunakan sebagai rumah dinas tenaga medis maupun dokter. (kr2/ays)

  • Bagikan

Exit mobile version