“Pasce Oves Meas”

  • Bagikan
Uskup Mgr Hironimus Pakaenoni

Persiapan Panitia 100 Persen

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Umat Katolik Keuskupan Agung Kupang (KAK) mengalami sukacita tak terhingga. Penantian panjang sejak tahun 2022, yakni ketika Uskup Agung Kupang, Mgr Petrus Turang mengajukan surat pengunduran diri ke Sri Paus di Roma karena pertimbangan usia yang sudah 75 tahun, akhirnya terwujud dengan kehadiran seorang uskup baru.

Uskup baru pengganti Mgr Petrus Turang adalah Mgr Hironimus Pakaenoni. Sri Paus Fransiskus memilih Mgr Hironimus Pakaenoni sebagai pengganti Mgr Petrus Turang dan telah diumumkan secara resmi pada 9 Maret 2024 pukul 12.00 waktu Roma.

Surat penunjukan Mgr Hironimus Pakaenoni oleh Sri Paus dibacakan langsung Mgr Petrus Turang ketika memimpin misa Pra Paskah IV di Gereja Katolik Maria Asumpta, Kota Kupang, Sabtu (9/3) lalu.

Kegembiraan umat Katolik KAK terasa lengkap ketika pada Kamis, 9 Mei 2024 besok, bertepatan dengan hari raya Kenaikan Tuhan Yesus ke surga, Uskup Agung Kupang, Mgr Hironimus Pakaenoni menerima tahbisan episkopal yang akan berlangsung di Gereja Katedral Kristus Raja, Kupang.

Uskup pentahbis adalah Yang Mulia, Mgr Piero Pioppo sekaligus bertindak sebagai uskup pendamping Uskup Agung Kupang Emeritus Mgr Petrus Turang dan Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku.

Sesuai informasi resmi panitia tahbisan Uskup Agung Kupang, pentahbisan Mgr Hironimus Pakaenoni akan dihadiri sekitar 34 uskup seluruh Indonesia dan 400 orang pastor. Hadir pula Yang Terkemuka, Mgr Ignasius Kardinal Suharyo, Yang Mulia, Mgr Piero Pioppo, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Yang Mulia, Mgr Antonius Bunyamin, Ketua Konferensi Wali-Gereja Indonesia serta Uskup Emeritus, Mgr Petrus Turang. Dari jajaran eksekutif akan hadir Dirjen Bimas Katolik Kemenag, Penjabat Gubernur NTT, pimpinan DPRD NTT, unsur Forkopimda NTT, para bupati se-NTT,  Penjabat Wali Kota Kupang dan undangan lainnya.

Uskup Agung Kupang yang baru Mgr Hironimus Pakaenoni memilih moto tahbisan episkopal dari Injil Yohanes 23:17, Gembalahkanlah Domba-dombaku (Pasce Oves Meas!).

Sebelumnya, Mgr Petrus Turang memilih moto Berkeliling sambil Berbuat Baik (Pertransiit Benefaciendo).

Bagi Mgr Emeritus Petrus Turang, moto baru “Pasce Oves Meas” sebagai upaya mewujudkan wewenang pastoral kekinian menurut bingkai keteguhan iman untuk mengembangkan pelayanan pastoral yang terbuka, kreatif dan inovatif sesuai dengan perkembangan zaman yang maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Inti dari moto apapun adalah upaya bersama untuk menghadirkan sikap saling percaya menurut teladan Yesus Kristus, Tuhan dan Penyelamat. “Dengan sikap saling percaya, kita mampu menyuguhkan antarhubungan yang bermartabat manusiawi di tengah pelbagai perbedaan sebagai bagian dari kekayaan bersama yang dianugerahkan Tuhan demi kebaikan bersama,” ujar Mgr Petrus Turang.

Sedangkan Uskup Agung Kupang yang baru Mgr Hironimus Pakaenoni mengungkapkan, ia memilih moto tahbisan "Pasce Oves Meas" (Gembalakanlah Domba-dombaKu) karena dirinya mencoba menghubungkan moto tersebut dengan tiga godaan iblis terhadap Yesus di padang gurun.

"Hal ini bertujuan untuk membuat kontras antara cara kita tergoda melakukan pelayanan satu sama lain, dengan cara Yesus memanggil Petrus untuk menjalankan tugas pelayanan," jelasnya.

Mengutip buku panduan pentahbisan yang diterbitkan panitia, moto ini dipilih Uskup Mgr Hironimus Pakaenoni karena ia mencatat salah satu hal bahwa Yesus mengarahkan perhatian Petrus pada kasihnya kepada Dia.

"Pada umumnya kita justru cenderung memusatkan perhatian pada relevansi diri kita terhadap kebutuhan orang-orang di sekitar kita," katanya.

Persiapan Panitia 100 Persen

Sementara itu, sesuai pantauan Timor Express di Gereja Katedral Kupang, Selasa (7/5) petang, panitia melakukan gladi persiapan penahbisan, tampak hadir seluruh panitia yang dipimpin oleh ketua panitia Sisilia Sona.

Demikian pun aparat keamanan yang diturunkan dari Polda NTT juga sibuk mengatur lalu lintas. Informasi yang dihimpun, aparat keamanan yang disiapkan untuk mengamankan acara tersebut mencapai 500 personel.

Sisilia Sona di sela-sela gladi menjelaskan jika semua persiapan sudah siap untuk menyukseskan acara sakral tersebut.

"Persiapan sudah mencapai 100 persen. Kita sudah gladi malam ini dan sudah siap semuanya. Kita doakan agar kegiatan ini berjalan dengan lancar dan aman," harapnya.

Mengenai kedatangan para tamu dan para uskup dari seluruh Indonesia, menurut Sisilia, para uskup yang berjumlah sebanyak 34 dari seluruh Indonesia akan menghadiri acara penahbisan Mgr Hironimus Pakaenoni. Selain itu, dua uskup dari negara tetangga Timor Leste juga akan hadir di Gereja Katedral Kupang.

"Tamu para uskup sudah ada yang datang dan sebagiannya besok (hari ini, red) termasuk dua uskup dari Timor Leste," pungkas Sisilia Sona. (aln/ays)

Penjelasan Logo Uskup

Uskup Kupang yang baru, Mgr Hironimus Pakaenoni memiliki sebuah logo, di mana logo tersebut memiliki 11 unsur atau makna, antara lain:

1. Topi berwarna hijau: Misteri keselamatan Allah yang  selalu hadir menaungi umat manusia. Lambang martabat tahbisan dan kuasa suci yang diterima seorang uskup dari Tuhan sebagai pengganti para rasul, yang siap diutus untuk melaksanakan karya kegembalaan.

2. Tali single dan jumbai bersusun empat berwarna hijau: Lambang ikatan kesatuan yang teguh dan tak terputuskan dengan para rasul, sekaligus kesiapan dan kesediaan seorang uskup untuk karya penggembalaan.

3. Salib: Lambang misteri keselamatan dan pusat pewartaan gereja adalah Kristus Sang Tersalib, Jalan Keselamatan.

4. Burung Merpati: Roh kudus sebagai jiwa dan pemersatu gereja. Perutusan Kristus dan roh kudus terlaksana di dalam gereja, tubuh Kristus dan kenisah roh kudus, yang membuat umat beriman masuk ke dalam persekutuan  Kristus bersama Bapa-Nya dalam roh kudus.

5. Mitra: Lambang tugas seorang uskup sebagai pemimpin, pelayan, pembela kebenaran dan keadilan, yang senantiasa mengusahakan kebahagiaan dan keselamatan umat.

6. Tongkat gembala: Lambang wewenang seorang uskup sebagai gembala dan pelayan yang menghadirkan kasih Allah di tengah umat.

7. Sasando: alat musik khas dari pulau Rote. Simbol inkulturasi, yang bertujuan membantu umat beriman dalam setiap kebudayaan agar dapat menghayati iman Kristiani dengan cara yang selaras dengan budayanya.

8. Gembala Yang Baik: Yesus Sang Gembala Agung, contoh dan teladan setiap gembala.

9. Warna coklat, hijau dan riak-riak air di bawah sasando: Wilayah penggembalaan di Keuskupan Agung Kupang yang terdiri dari wilayah gersang, wilayah yang subur dan lautan. Gembala yang baik akan berjalan bersama umat Allah menuju tanah yang subur agar bertumbuh dalam iman.

10. Pallium: Terbuat dari wol domba dengan enam salib menghiasi pallium, dikenakan di atas kasula Uskup Agung Metropolitan. Lambang domba yang hilang, sakit dan lemah yang oleh gembala diletakkan di bahunya dan dibawa ke air kehidupan. Pallium menekankan peran uskup sebagai gembala, sekaligus mengingatkannya akan “kuk” Kristus yang harus dipanggulnya sebagai panggilan hidupnya.

11. Pita bertuliskan motto: PASCE OVES MEAS: GEMBALAKANLAH DOMBA-DOMBAKU (Yoh. 1:17). Logo dibuat berdasarkan gagasan utama dari Mgr Rony. Logo ini dirancang oleh RD Theo Silab dan penyempurnaan teknis-grafisnya dikerjakan oleh Wens Putra Wua. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version