MEMORI SWISS-ALBANIA
FINAL Liga Europa dini hari nanti (22/5) mempertemukan gelandang Bayer Leverkusen Granit Xhaka dan bek Atalanta BC Berat Djimsiti. Dua pemain yang sama-sama berusia 31 tahun serta lahir di Swiss dengan keturunan dari Albania.
Tapi, ketika Xhaka setia membela timnas Swiss dan kini dipercaya sebagai kapten sekaligus pemilik caps terbanyak, Djimsiti pindah ke timnas Albania (pada 2015) setelah menghabiskan karier di Swiss U-18, U-19, dan U-21. Saat ini Djimsiti menjabat kapten timnas Albania.
Di level klub, Xhaka dan Djimsiti pernah terlibat dalam salah satu rivalitas klub paling sengit di Swiss Super League. Xhaka bersama FC Basel dan Djimsiti membela FC Zurich. Namun, persaingan mereka terjadi hanya semusim (2011–2012). Itu pun ketika Xhaka yang masih berusia 18 tahun mulai jadi pilihan reguler, sedangkan Djimsiti masih belum banyak dimainkan.
”Salah satu kunci kekuatan Atalanta adalah departemen pertahanan mereka. Secara fisik, mereka juga sangat kuat,” kata Xhaka tentang Djimsiti di laman resmi UEFA.
Di Liga Europa, peran Djimsiti tidak tergantikan. Bek 31 tahun tersebut mencatat intersep tertinggi di antara skuad Atalanta. Selain itu, sapuan Djimsiti juga terbanyak (43 kali) dan tidak jarang memberi andil dalam skema counterattack Atalanta.
Siapa pun pemenangnya dini hari nanti, bakal ada pemain berdarah Swiss-Albania selain Xherdan Shaqiri yang pernah memenangi ajang antarklub Eropa. Bahkan, Shaqiri merasakannya dua kali dan terjadi di Liga Champions. Masing-masing bersama Bayern Munchen (2012–2013) dan Liverpool FC (2018–2019). (ren/c9/dns/jpg/rum)