Gelar Simulasi Sispamkota di Lapangan Sitarda, Lasiana
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Polda Nusa Tenggara Timur (Polda NTT) menjamin bahwa pelaksanaan Pilkada tahun 2024 akan berlangsung aman. Karena itu, demi memastikan kesigapan saat Pilkada nanti maka personel gabungan mengikuti kegiatan Simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota).
Kegiatan Sispdamkota ini berlangsung di Lapangan Sitarda, Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Jumat (23/8). Kegiatan sispdamkota ini melibatkan personel gabungan dari Polda NTT, Polresta Kupang Kota serta TNI.
Kegiatan simulasi yang diberi nama Operasi Mantap Praja Turangga 2024 merupakan bagian dari persiapan intensif Polda NTT untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama berlangsungnya Pilkada nanti.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kapolda NTT, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga serta para undangan dari Forkopimda, Ketua KPUD NTT dan perwakilan dari Bawaslu NTT.
Kapolda NTT, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga pada kesempatan itu menekankan pentingnya simulasi ini sebagai bagian dari kesiapan Polda NTT dalam menghadapi berbagai potensi ancaman selama Pilkada 2024.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap personel siap menghadapi situasi apapun untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama proses Pilkada," ungkap Kapolda NTT.
Dirinya menegaskan bahwa semua pihak berharap agar Pilkada tahun ini dapat berlangsung dengan aman, tertib dan lancar serta mencerminkan prinsip-prinsip demokrasi yang adil dan transparan.
"Simulasi ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi antara aparat keamanan serta meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai potensi risiko selama Pilkada 2024," jelasnya.
Untuk diketahui, simulasi dimulai dengan skenario pendistribusian logistik Pilkada 2024, pelaksanaan pemungutan suara, hingga menghadapi berbagai konflik yang mungkin terjadi selama dan setelah proses pemungutan suara.
Berbagai skenario dipraktikkan oleh personel keamanan, termasuk kerusuhan kampanye, konflik di Tempat Pemungutan Suara (TPS), dan gangguan saat pengiriman hasil suara ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pada tahap awal, personel gabungan Polri dan TNI melakukan patroli terpadu untuk menjaga keamanan selama masa kampanye. Situasi menjadi memanas ketika terjadi kerusuhan kampanye yang memaksa tim keamanan untuk bertindak cepat menyelamatkan salah satu pasangan calon yang terancam keselamatannya.
Intensitas simulasi meningkat saat terjadi upaya perampasan kotak suara oleh massa yang tidak puas dengan hasil penghitungan.
Dalam skenario ini, personel Polri dan TNI bekerja sama untuk mengendalikan situasi dan melindungi kotak suara dari perusakan. Ketegangan semakin memuncak ketika massa menuduh adanya kecurangan dan menuntut pemilu ulang yang berujung pada kerusuhan di sekitar area KPU.
Untuk mengendalikan massa, personel Dalmas dan tim K9 dikerahkan. Meskipun demikian, situasi kembali memburuk ketika massa mulai bertindak anarkis dengan melempari petugas menggunakan benda-benda keras.
Simulasi juga memeragakan adegan unjuk rasa yang dimulai secara damai tetapi berakhir anarkis. Ketika negosiasi oleh Polisi Wanita (Polwan) dari Polresta Kupang Kota dengan para demonstran tidak berhasil, massa mulai melakukan perlawanan dengan mendorong barikade polisi. Dalam menghadapi situasi ini, tim Dalmas dengan peralatan lengkap diturunkan untuk menghalau massa.
Ketika situasi semakin memburuk, petugas menyemprotkan air dari mobil water cannon dan menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa. Tim penegakan hukum kemudian mengamankan para provokator, dan situasi akhirnya dapat dikendalikan kembali.
Selain itu, simulasi juga menampilkan skenario penemuan bahan peledak. Tim Jobom Polda NTT bertindak cepat menggunakan peralatan canggih, termasuk robot penjinak bom, untuk mengidentifikasi dan menghancurkan bahan peledak di tempat yang aman. (r1/gat/dek)