Lapas Perempuan Kelas IIB Kupang Rayakan Hari Perempuan Internasional 2025
Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIB Kupang tampil memukau dalam acara peringatan Hari Perempuan Internasional tahun 2025. Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama antara Lapas Perempuan Kelas IIB Kupang dan PKBI NTT bertempat di Lapas Perempuan Kelas IIB Kupang.
IMRAN LIARIAN, Kupang
KEGIATAN yang digelar ini tidak hanya menjadi ajang unjuk bakat, tapi juga sebagai wujud nyata dari upaya pemberdayaan dan rehabilitasi yang dijalankan Lapas Perempuan Kupang dan sejalan dengan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI, Agus Andrianto.
Diawali dengan tarian penyambutan yang dinamis, Senin (10/3), para WBP tampil dengan lihai, menari untuk menyambut tamu undangan yang hadir. Tarian yang dibawakan mencerminkan rasa kebersamaan dan optimisme, sekaligus menandai dimulainya rangkaian acara dengan penuh antusiasme.
Suasana semakin hangat ketika paduan suara WBP mempersembahkan dua lagu daerah, yaitu 'Mana Lolo Banda' yang berasal dari Rote dan 'Ie-Ie' dari Ende.
Penampilan vokal ini tidak hanya menyemarakkan acara, tetapi juga menghadirkan nuansa budaya lokal yang kaya dan penuh kebanggaan.
Mengusung kreativitas dari dalam, para WBP juga menyuguhkan pentas drama yang sepenuhnya disusun dan diperankan oleh mereka sendiri. Drama tersebut mengambil latar suasana kerajaan dengan kisah yang penuh konflik batin.
Dalam cerita yang dibawakan, sang ratu harus menghadapi dilema ketika ibunya tertangkap mencuri hasil pertanian kerajaan. Menghadapi dilema antara keharusan menegakkan aturan dan perasaan kasih sayang terhadap ibu, sang ratu akhirnya harus menanggung konsekuensi.
Ironisnya, alih-alih menghukum ibunya sesuai peraturan, justru sang ratu sendiri yang mendapat hukuman cambuk karena ketidaktegasan dalam mengambil keputusan. Drama diakhiri dengan penampilan lagu 'Satu Tetes Air Susu Mama' yang mengharukan, sekaligus meninggalkan pesan mendalam tentang keadilan, tanggung jawab, dan nilai-nilai kekeluargaan.
Tidak hanya melalui tarian dan drama, acara ini juga menampilkan pameran hasil kerajinan tangan Warga Binaan. Pameran memamerkan berbagai produk kreatif seperti kain tenun yang merupakan warisan budaya, hasil dibidang tata boga, serta demonstrasi langsung keterampilan menenun.
Selain itu, terdapat juga mading photovoice yang berisikan rangkaian kata-kata inspiratif. Mading tersebut menggambarkan kehidupan sehari-hari dan perjalanan emosional para Warga Binaan selama menjalani pembinaan di Lapas Perempuan Kupang, menambah warna dalam rangkaian acara dengan pesan-pesan positif yang menggugah semangat.
Pada kesempatan yang penuh haru ini, Kepala Lapas Perempuan Kelas IIB Kupang, Dewi Andriani mengatakan bahwa kegiatan semacam ini merupakan bukti nyata bahwa potensi dan kreativitas warga binaan tidak terbatas oleh kondisi yang ada.
“Kegiatan ini adalah wujud nyata dari semangat pemberdayaan dan bakat luar biasa yang ada dalam diri para perempuan," ungkapnya.
"Lapas Perempuan Kelas IIB Kupang juga berkomitmen untuk terus menciptakan ruang di mana mereka dapat mengekspresikan diri, mengasah keterampilan, serta mendapatkan kesempatan kedua untuk berkontribusi positif bagi masyarakat,” tuturnya.
Acara perayaan Hari Perempuan Internasional tahun 2025 di Lapas Perempuan Kelas IIB Kupang ini tidak hanya menjadi ajang pertunjukan seni, melainkan juga media untuk menyuarakan aspirasi dan harapan yang selama ini terpendam.
Melalui penampilan tarian, drama dan pameran, Warga Binaan menunjukkan bahwa meskipun berada dalam keterbatasan, mereka memiliki kemampuan dan potensi yang patut diapresiasi.
"Kegiatan ini diharapkan dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap perempuan yang tengah menjalani pembinaan, membuka peluang bagi mereka untuk mendapatkan kesempatan kedua, serta mendorong terciptanya sistem pemasyarakatan yang lebih manusiawi dan inklusif," pungkasnya. (gat/dek)