Pemerintah Bangun Kilang Minyak Kapasitas 1 Juta Bph

  • Bagikan
ilustrasi

Di Berbagai Wilayah untuk Pemerataan dan Kemandirian Energi

JAKARTA,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Pemerintah semakin gencar memperkuat ketahanan energi nasional. Salah satu cara adalah meningkatkan kapasitas kilang minyak. Sebagai bagian dari percepatan hilirisasi, proyek pembangunan pengolahan minyak (refinery) kini dirancang lebih besar dari rencana awal.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebutkan, kilang dengan total kapasitas 1 juta barel per hari (bph) akan dibangun di berbagai wilayah Indonesia. Hal itu untuk memastikan pemerataan dan kemandirian energi.

"Kita akan bangun (kilang minyak) kurang lebih sebesar 1 juta bph, dan itu akan kita lakukan di beberapa tempat. Baik di Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Maluku-Papua sehingga terjadi pemerataan," ujar Bahlil di Jakarta kemarin (12/3).

Bahlil menegaskan, peningkatan kapasitas kilang minyak 100 persen, dari semula 500 ribu bph, merupakan hasil rapat terbatas (ratas) implementasi teknis hilirisasi bersama Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Negara.

Salah satu pertimbangan peningkatan kapasitas kilang minyak ini yaitu adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan dan produksi minyak dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah akan membangun terminal penyimpanan BBM (storage) dengan kapasitas yang sama dengan kilang. "Karena kita masih impor 1 juta barel per hari," tuturnya.

Selain pembangunan pengolahan dan penyimpanan minyak, percepatan hilirisasi akan dilakukan pada subsektor energi lain. Pemerintah, lanjut Bahlil, berkomitmen untuk mendorong pengembangan dimethyl ether (DME) sebagai olahan gas dari batubara untuk menggantikan liquified petroleum gas (LPG).

Mengenai lokasi pembangunan DME, Bahlil menyinggung Sumatera dan Kalimantan ditargetkan sebagai lokasi ideal pembangunan proyek tersebut. Alasannya, kedua pulau itu banyak mengandung cadangan batu bara.

Di sisi lain, Kementerian ESDM akan terus mendorong hilirisasi mineral mentah, seperti bauksit, nikel, dan timah.

"Satu lagi, kita akan membangun solar panel dan pasir kuarsa yang akan kita tarik menjadi bagian dari mineral kritis. Karena, ini menjadi potensi keunggulan komparatif bagi bangsa kita," urai Bahlil.

Seperti diketahui, pembangunan kilang, terminal penyimpanan BBM dan dimethyl ether (DME) merupakan bagian dari 26 sektor komoditas sebagai prioritas hilirisasi nasional.

Yang mencakup mineral, minyak dan gas, perikanan, pertanian, perkebunan, serta kehutanan yang ditetapkan Presiden Prabowo. Selain untuk memperkuat ketahanan energi dan industri nasional, hilirisasi itu juga diproyeksikan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. (dee/dio/thi/dek)

  • Bagikan