Warga Mukun Mengeluh Air Minum Keruh, Begini Respon UPTD SPAM

  • Bagikan
Kondisi sarana di sumber air Wae Naru. (FOTO: Dok. UPTD SPAM Matim)

BORONG, TIMEXKUPANG. FAJAR.CO.ID-Warga Mukun, Desa Golo Meni, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), mengeluhkan kondisi sarana air minum yang bersumber dari Wae Naru. Kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Matim melalui UPTD SPAM, warga mengeluh karena air mengalir kecil dan terkadang keruh.

Hal yang dikeluhkan oleh warga tersebut, tentunya berpengaruh terhadap kualitas pelayanan UPTD SPAM. Dimana, mereka tercatat sebagai pelanggan UPTD SPAM sejak tahun 2017 lalu, dengan jumlah 174 sambungan rumah (SR). Jumlah itu terdiri dari 164 untuk warga rumah tangga, ada 1 instansi pemerintah, dan sebanyak 9 lembaga sosial.

Kapasitas air untuk Wae Naru itu 2,3 liter per detik saat musim puncak atau kemerau. Dengan kapasitas yang ada dan jumlah pelanggan, pihak UPTD SPAM memberi pelayanan dengan membagi jadwal. Terkadang dalam seminggu tiga kali. Banyak masyarakat yang mengajukan untuk menjadi pelanggan baru, tapi dipending karena melihat kondisi kuantitas produksi.

"Dalam April 2022, cukup kencang warga sampaikan keluhan ke kami melalui forum komunikasi pelanggan UPTD SPAM. Kondisi sekarang, kapasitas air baku Wae Naru, kecil. Dalam bayangan warga, airnya tersumbat, dan juga kadang airnya keruh," ujar Kepala UPTD SPAM Matim, Fransiskus Yuna Aga, kepada TIMEX di Borong, Kamis (13/5).

Fransiskus atau yang biasa disapa Kevin, mengatakan bahwa kondisi yang terjadi di Mukun, itu ada banyak meteran air dari pelanggan yang rusak. Hal demikian karena warga membuka sendiri meteran yang ada. Juga terjadinya keruh, karena saat musim hujan adanya peristiwa longsor di dekat sumber mata air. Selain itu, ada warga yang mengikat ternak dekat sumber mata air.

"Sumber mata airnya dekat dengan areal persawahan dan daerah rawan longsor. Sehingga saat hujan, pasti longsor dan terjadi air keruh. Melalui forum komunikasi pelanggan, masyarakat juga menyampaikan rencana masyarakat untuk inisiatif melakukan pembersihan di sumber mata air. Bagi masyarakat kualitas air yang mereka konsumsi, tidak sesuai standar," ujar Kevin.

Dia pun menyampaikan terima kasih terhadap masyarakat Mukun yang sudah peduli dan merasa bertanggung jawab akan keberlanjutan dari air minum tersebut. Baik itu dari kuantitas maupun kualitas. Kevin mengatakan, pada perinsipnya untuk kualitas air minum, ada banyak paramater yang diataur melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Kemenkes). 

"Untuk mengatakan kualitas atau sesuai standar air minum itu, hanya dari instansi atau lembaga yang berwenang, seperti dinas kesehatan. Jadi bukan dari kami UPTD SPAM yang menentukan. Sampai sekarang, kita belum punya keahlian untuk hal itu," sebut Kevin.

Menurutnya, pihak UPTD SPAM tentu terus berjuang untuk mendapat solusi yang terbaik, agar kualitas air Wae Naru dikemudian hari lebih diperhatikan. Dalam waktu dekat, pihaknya akan bersurat ke Dinas Kesehatan untuk lakukan pengujian terhadap kualitas Wae Naru. Nantinya setelah mendapat hasil pengujian tersebut, baru bisa melakuka  penyelesaian.

"Masyarakat sangat mengharapkan adanya tanggapan dari UPTD SPAM. Jujur kami belum bisa beri tanggapan, karena belum ada hasil pengujian dan pernyataan air layak atau tidak dari lembaga yang berwenang. Kalau sudah ada hasilnya ,tentu dari situ nanti kita bisa ambil langkah yang perlu dilakukan," katanya.

Kevin menambahkan, untuk masalah sosial di wilayah Mukun, nyaris tidak ada. Namun, banyak jaringan yang rusak karena kondisi wilayah. Permasalahan yang paling besar di wilayah itu, kondisi asesoris pembagi. Dimana ketika malam hari, ada warga yang buka sendiri. 

"Yang pasti, kami dari UPTD SPAM tidak akan berhenti untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, khususnya pelanggan. Akibat kualitas air yang disampaikan oleh warga Mukun, bisa saja mempengaruhi kurang aktifnya pelanggan dalam pembayaran, dan menjadi ini pendapatan paling rendah," tutupnya. (*)

Penulis: Fansi Runggat

  • Bagikan