Menag: 51 Jemaah Dibadalhajikan, 136 Disafariwukufkan

  • Bagikan
SEBELUM WUKUF. Jemaah haji naik ke Bukit Jabal Rahmah yang terletak di dekat Masjid Namirah di Arafah kemarin (8/7). (FOTO: MEDIA CENTER HAJI/JawaPos.com)

MEKAH, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Satu juta umat muslim dari penjuru dunia berkumpul di Padang Arafah, Jumat (8/7). Itulah wukuf yang ditunggu para jemaah haji dari luar Arab Saudi setelah dua tahun tertunda akibat pandemi Covid-19. Cuaca panas yang menembus angka 40 derajat Celsius tak menyurutkan semangat para jemaah untuk menunaikan ibadah itu.

Sebelumnya, akibat gempuran pandemi, pemerintah Saudi hanya membuka ibadah haji secara terbatas. Yakni, untuk masyarakat lokal dan warga asing (ekspatriat) yang sudah tinggal di Saudi. Pada 2020, kuotanya hanya seribu jemaah dan tahun berikutnya sebanyak 60 ribu jemaah. Tahun ini pun kuota haji belum sepenuhnya normal. Pihak Saudi hanya memberikan total kuota satu juta jemaah. Pada kondisi normal, jumlah jemaah bisa mencapai 2,5 juta orang.

Jurnalis Jawa Pos, Naufal Widi dari Makkah melaporkan, jemaah Indonesia yang menempati maktab 1–44 mengikuti dengan khusyuk rangkaian kegiatan wukuf di tenda masing-masing. Di tenda Misi Haji Indonesia, Habib Hilal Al Aidid yang mewakili Menteri Agama sebagai Amirul Hajj menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah Saudi yang telah menyambut dan melayani jemaah haji.

Sementara itu, khatib wukuf Muhammad Mukri Wiryosumarto dalam khotbahnya menyatakan, kesempatan berhaji tahun ini menjadi istimewa bagi para jemaah. Sebab, pelaksanaan wukuf jatuh pada Jumat.

”Kita diberi kesempatan oleh Allah untuk menjadi bagian dari sejarah yang jarang terjadi, yakni haji akbar,” katanya. ”Ini merupakan bagian nikmat dari nikmat-nikmat Allah lainnya yang tidak bisa kita hitung satu per satu,” lanjut anggota amirul hajj tersebut.

Haji akbar, lanjut Mukri, memang spesial serta memiliki kelebihan dan keistimewaan jika dibandingkan dengan musim-musim haji lainnya. Pada momen itu, dia mengajak para jemaah merenungkan perjalanan kehidupan sekaligus mengambil pelajaran sebagai modal menghadapi masa depan.

Rektor UIN Raden Intan Lampung itu juga mengingatkan untuk mengedepankan diskusi dengan kepala dingin dalam menyelesaikan berbagai masalah demi mewujudkan kemaslahatan bersama. Juga menyadari adanya perbedaan.

Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan, tahun ini total ada 51 jemaah yang dibadalhajikan dan 136 jemaah yang disafariwukufkan karena meninggal maupun menderita sakit cukup parah di Tanah Suci. “Sesuai komitmen pemerintah, semua jemaah haji yang berhalangan harus dibadalhajikan atau disafariwukufkan,” terang Gus Men, panggilan akrabnya, di Arafah kemarin (8/7).

Kepala Bidang Bimbingan Ibadah Haji Alam Agoga Hasibuan memerinci, 51 jemaah yang dibadalhajikan terdiri atas 29 badal haji karena wafat dan 22 jemaah dibadalhajikan karena sakit berat. Sepuluh orang yang sakit berat dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), sementara 12 lainnya di Rumah Sakit Arab Saudi.

“Untuk jemaah safari wukuf, sebanyak 31 jemaah disafariwukufkan dengan berbaring di bus, 104 jemaah dengan posisi duduk di bus, dan ada 1 jemaah yang disafariwukufkan oleh pihak Rumah Sakit Arab Saudi,” ucap Alam.

Alam menjelaskan, proses safariwukuf menggunakan 10 bus dan satu bus cadangan. Selain tim kesehatan, setiap bus ditugaskan seorang khatib dan dua pembimbing ibadah. “Nantinya di bus akan dilakukan proses safari wukuf, mulai dari khutbah wukuf hingga salat jamak qashar Zuhur dan Asar, serta talbiyah, zikir, dan doa,” jelasnya.

Kasi Bimbingan Ibadah Haji Daker Makkah, Anshor menambahkan, ada 30 tim safari wukuf dan sejumlah tim medis dari KKHI Daker Makkah yang diterjunkan. Mereka antara lain bertugas mulai dari membimbing niat thaharah/bersuci jemaah, termasuk tayammum. Tim Kesehatan KKHI juga membantu wudlu jemaah uzur.

Bagi jemaah yang tidak bisa berwudlu, mereka dibantu bisa bertayamum. “Tim KKHI juga membantu jemaah mengenakan pakaian ihram, baik untuk laki laki atau perempuan,” ucap Anshor.

Sementara tim bimbingan ibadah, mereka membantu melafalkan doa berihram, membimbing melafalkan niat salat sunnah ihram, membimbing niat haji, serta membimbing talbiyah sampai memasuki Arafah. “Di setiap bus, ada petugas yang membacakan khutbah wuquf dan imam salat jamak qashar Zuhur dan Asar,” ujar Anshor.

“Mereka juga membimbing jemaah uzur untuk memperbanyak talbiyah, zikir, dan doa selama berada di Arafah,” sambungnya. Anshor menanbahkan, proses safari wukuf, sejak keberamgkatan dari KKHI menuju Arafah, lalu kembali ke KKHI ditargetkan berlangsung maksimal tiga jam. (*/tau/c14/cak)

  • Bagikan