Bank Indonesia Target 344 Ribu Pengguna QRIS di NTT

  • Bagikan
Deputi Kepala Perwakilan BI NTT, Daniel Agus Prasetyo saat sosialisasi QRIS usai pelantikan pengurus ISEI Cabang Kupang di aula Nembrala, Lantai III Gedung BI Perwakilan NTT, Jl. El Tari, Kelurahan Oebobo, Jumat (8/7). (FOTO: MARTHEN BANA/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTT, Daniel Agus Prasetyo mengatakan, salah satu fungsi BI di daerah adalah membantu masyarakat mengenali uang rupiah, juga pembayaran tunai dan non tunai, dalam hal ini terkait digitalisasi.

"Bank Indonesia terus meningkatkan digitalisasi sistem pembayaran, sebab sistem ini mendukung peningkatan transparansi, pembayarannya cepat, mudah, dan murah," jelas Daniel saat memberi sambutan pada pelantikan pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Kupang di aula Nembrala, Lantai 3 Gedung BI Perwakilan NTT, Jumat (8/7).

Terkait digitalisasi sistem pembayaran, kata Daniel, BI mengembangkan standardisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Dari standardidasi itu, lahirlah yang namanya QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard.

Menurut Daniel, Bank Indonesia mengeluarkan QRIS ini karena sebelumnya, jika ada pembayaran menggunakan aplikasi A harus scan QR dari A, kalau beda maka tidak bisa bayar. "Sehingga Bank Indonesia menetapkan sebuah standar supaya cukup menggunakan satu QR, semua aplikasi bisa bayar. Artinya anti ribet," kata Daniel.

Daniel menyatakan bahwa digitalisasi sistem pembayaran dilakukan karena dengan sistem ini dapat memberi berbagai manfaat. Diantaranya, adanya peningkatan transparansi dan akuntabilitas tata kelola keuangan daerah, mendorong peningkatan efektifitas dan efisiensi ekonomi. Manfaat berikutnya adalah peningkatan keuangan inklusif, dan menciptakan lapangan pekerjaan baru melalui ekonomi digital.

Terkait sistem pembayaran digital, lanjut Daniel, saat ini di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah ada 34 ribu pengguna QRIS. Jumlah ini, kata Daniel, sebenarnya masih jauh dari target, dimana tahun ini, NTT ditargetkan harus ada 344 ribu pengguna QRIS. Sementara secara nasional, target pengguna QRIS tahun ini adalah 15 juta.

"NTT itu ditargetkan 344 ribu pengguna QRIS, sekarang baru 34 ribu pengguna. Bagaimana kita tingkatkan ini? Karena itu, bersama ISEI, mari kita bersama mewujudkan target ini," ajak Daniel.

Guna mewujudkan target pengguna QRIS di NTT, Daniel mengajak pengurus ISEI untuk bersama-sama Bank Indonesia melakukan sosialisasi ke kampus-kampus, ke berbagai kalangan, dan lain-lain. Pasalnya, untuk mengajak para pengguna perlu perubahan mindset atau pola pikir terhadap sesuatu hal yang bersifat inovatif. (aln)

  • Bagikan

Exit mobile version