Risiko Stagflasi Meningkat, BI Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen

  • Bagikan
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan paparan terkait pemulihan ekonomi saat dalam kuliah umum usai pelantikan 16 pengurus ISEI secara hybrid, 8 Juli 2022 lalu. (FOTO: Marthen Bana/TIMEX)

Sebelumnya 3,5 Persen

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Meningkatnya risiko stagflasi dan faktor ketidakpastian pasar keuangan global yang kian tinggi membuat Bank Indonesia (BI) menurunkan proyeksi pertumbuhan perekonomian global. Meski demikian, bank sentral masih mempertahankan suku bunga acuan BI-7 day reverse repo rate (BI7DRR) di level 3,5 persen.

Gubernur BI, Perry Warjiyo memperkirakan perekonomian global tumbuh lebih rendah daripada proyeksi sebelumnya. Tekanan inflasi global terus meningkat. Sejalan dengan tingginya harga komoditas akibat gangguan rantai pasokan imbas ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang terus berlangsung. “Ditambah meluasnya kebijakan proteksionisme, terutama pangan,” katanya.

Berbagai negara, terutama Amerika Serikat (AS), merespons peningkatan inflasi dengan pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif sehingga menahan pemulihan ekonomi dan meningkatkan risiko stagflasi. Pertumbuhan ekonomi di beberapa negara seperti AS, Eropa, Jepang, Tiongkok, dan India diprediksi lebih rendah daripada proyeksi sebelumnya.

Dengan perkembangan tersebut, BI menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2022. Dari proyeksi 3,5 persen menjadi 2,9 persen.

“Sejalan dengan perkembangan tersebut, ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi serta mengakibatkan terbatasnya aliran modal asing dan menekan nilai tukar di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,” jelas lulusan Iowa State University tersebut.

Meski begitu, perbaikan ekonomi domestik akan terus berlanjut. Namun, dampak perlambatan ekonomi global perlu tetap diwaspadai.

Perekonomian domestik pada kuartal II 2022 diproyeksikan melanjutkan perbaikan ditopang peningkatan konsumsi, investasi nonbangunan, serta kinerja ekspor yang lebih tinggi daripada proyeksi awal. Perry menyebut berbagai indikator dini pada Juni 2022 dan hasil survei BI seperti indeks keyakinan konsumen sebesar 128,2 atau tetap berada pada level optimistis (indeks > 100), penjualan eceran, dan purchasing managers’ index (PMI) manufaktur yang menunjukkan pemulihan ekonomi domestik.

Dari sisi eksternal, demikian Perry, kinerja ekspor lebih tinggi ketimbang perkiraan sebelumnya. Khususnya pada komoditas batu bara, bijih logam, dan besi baja. Apalagi, permintaan ekspor tetap kuat dan harga komoditas global masih tinggi.

Untuk diketahui, stagflasi merupakan suatu kondisi ekonomi yang ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi yang melemah dan tingginya angka pengangguran. (han/dee/c14/dio/JPG)

BAURAN KEBIJAKAN BI:

– Perkuat operasi moneter melalui struktur suku bunga di pasar uang dan penjualan SBN di pasar
sekunder
– Stabilisasi nilai tukar rupiah
– Transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK)
– Perluas QRIS antarnegara
– Pastikan operasionalisasi Standar Nasional Open API Pembayaran berjalan lancar
– Perkuat kebijakan internasional dengan memperluas kerja sama dengan bank sentral dan otoritas
negara mitra lainnya.

Sumber: Bank Indonesia

  • Bagikan

Exit mobile version