Berjiwa Muda dan Bersemangat Layani Umat, Ini Isi Surat Paus Fransiskus untuk Mgr. Turang

  • Bagikan
Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang saat memimpin perayaan ekaristi 25 tahun menjadi uskup di Gereja Sta. Maria Asumpta, Kayu Putih, Rabu (27/7). (FOTO: INTHO HERISON TIHU/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang telah menginjakan kaki pelayanannya sebagai Uskup Agung Kupang selama 25 tahun. Perjalanan panjang pelayanan tersebut juga membawanya memasuki usia ke-75 tahun. Meski dari sisi usia sudah tua, namun pelayanannya diminta untuk tetap berjiwa muda dan bersemangat dalam melayani umat.

Hal itu disampaikan Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo dalam sambutannya pada peringatan 25 tahun tahbisan episkopal Mgr. Petrus Turang Uskup Agung Kupang di Gereja St. Maria Asumpta, Rabu (27/7).

Mgr. Piero Pioppo mengaku kebahagiaan terasa lengkap ketika dirinya diberikan kesempatan untuk bersama-sama memperingati 25 tahun tahbisan episkopal Mgr. Petrus Turang Uskup Agung Kupang.

Dengan kehadirannya juga menjadi catatan sejarah dalam hidupnya bahwa pernah menginjakan kakinya di Kota Kupang yang pertama kalinya.

Pada kesempatan itu, Mgr. Piero Pioppo mengisahkan awal mula bertemu dan mengenal Mgr. Petrus Turang. Pertemuan dan berkomunikasi pertama terjadi di Semenanjung Korea pada 1996.

Dalam perbincangan mereka, kata Mgr. Piero, ia merasakan sosok Mgr. Petrus Turang sebagai sosok yang sangat rendah hati dan berbicara dengannya menggunakan bahasa Italia secara sempurna atau fasih.

Dubes Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo saat menghadiri perayaan pesta perak tahbisan episkopal Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang di Gereja St. Maria Asumpta, Rabu (27/7). (FOTO: INTHO HERISON/TIHU)

"Saya merasa penghormatan mendalam atas keberaniannya dan kebaikannya.Waktu itu, ia (Mgr Petrus Turang, Red) meluangkan waktunya untuk berbicara dengan saya dengan menggunakan bahasa Italia dengan sempurna," kisah Mgr. Piero.

20 tahun kemudian, lanjut Mgr. Piero, ia bertemu kembali dengan Uskup Agung Kupang di Jakarta dan dirinya tersentuh dan bersyukur karena ia mengingatkan kembali peristiwa yang terjadi di Semenanjung Korea itu.

Usai pertemuan tersebut, kata Mgr. Piero, komunikasi terus berlanjut sehingga kedekatan dan persaudaraan serta kerja sama yang otentik terbangun.

Dikatakan, kehadirannya pada perayaan itu sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada Mgr. Petrus Turang namun tidak ada hadiah yang diberikan. Ia hanya menyampaikan keinginan Bapak Suci Paus Fransiskus sebagai bukti penghargaan kepada Mgr. Petrus Turang atas pelayanannya.

Ia lalu melanjutkan dengan membacakan surat dari Paus Fransiskus kepada Mgr. Petrus Turang di hadapan umat yang mengikuti perayaan ekaristi itu dalam Bahasa Italia yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.

"Dngan persaudaraan, saya menjadikan perasaan Bapak Suci sebagai milik saya juga dan berharap kepada Uskup Turang agar tetap hidup di tengah umatnya dan terus berbuat baik tanpa lelah sebagaimana yang senantiasa diungkapkan dalam moto Petransiit Benefaciendo (Ia berkeliling sambil berbuat baik. Kisah Para Rasul 10:38)," katanya.

Kepada saudara kami yang terhormat, Petrus Turang, Uskup Agung Metropolitan Kupang.

Dengan sukacita atas pencapaian peringatan 25 tahun tahbisan episkopal, kami menyampaikan salam persaudaraan. Dalam momentum penuh sukacita tersebut karena untuk pelayanan yang dijalankan dengan tekun bagi umat beriman Kristus dan plenus gereja lokal di Kupang.

Dalam hati kami, pelayanan pastorania yang diemban dan kita puji, kami meminta untuknya dan segenap hati dan melalui perantaraaan perawan Maria yang terberkati, kami melimpahkan rahmat surgawi dan melalui perantaraaan Rasul Santo Petrus yang terberkati, kami memberikan kepadanya dan kepada kawanan terkasih dan memintanya untuk berdoa bagi kami dan kami dapat selalu mampu melaksanakan pelayanan Petrus kami.

Diberikan di Roma 25 Juni 2022,
Fransiskus Paus

"Uskup Agung Kupang yang terkasih, selalu berjiwa muda dan bersemangat dalam melayani umatmu yang mulia amin," tutup Mgr. Piero. (r3/ito)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan