Warga Kinbana Geger, Pensiunan ASN Ditemukan Tak Bernyawa di Hutan Atona Laloran

  • Bagikan
OLAH TKP. Tim Identifikasi Polres Belu melakukan olah tempat kejadian perkaran penemuan jasad Aloysius Taek, warga Desa Bakustulama, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu di Hutan Atona Laloran, Minggu (4/9). (FOTO: PETRUS USBOKO/TIMEX)

ATAMBUA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Warga Kinbana, Desa Bakustulama, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu digegerkan dengan penemuan jasad seorang pria di Kawasan Hutan Atona Laloran yang tak jauh dari permukiman warga setempat.

Jasad yang ditemukan tersebut diketahui Bernama Aloysius Taek, 69, Warga Desa Bakustulama, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu. Korban diketahui seorang pensiunan guru Aparatur Sipil Negara (ASN).

Kapolres Belu AKBP Yosep Krisbiyanto ketika dikonfirmasi TIMEX, Minggu (4/9), membenarkan adanya peristiwa penemuan mayat di Desa Bakustulama.

Dikatakan, pihaknya juga telah menerima laporan polisi dari warga setempat dan Tim Unit Identifikasi Polres Belu langsung turun mengamankan dan mengolah TKP dan mengevakuasi jasad korban ke Rumah Sakit Marianum Halulilik.

Mennurut AKBP Yosep, dari hasil pemeriksaan awal terhadap jasad korban, didapati luka lecet di lutut kanan dan luka lecet di bagian kepala sebelah kanan. Sementara untuk sebagai tubuh korban lainnya tidak ditemukan bekas apapun.

Selain itu, lanjut Yoseph, pihak RS Marianum Halilulik juga telah melakukan Visum At Repertum dan hasilnya tidak ditemukan bekas ataupun luka yang menyebabkan kematian terhadap korban.

"Korban ini diduga meninggal dunia karena ada penyakit lain karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Dari keterangan keluarga juga bahwa korban memiliki riwayat penyakit jantung, darah tinggi, dan gula. Keluarga juga menolak untuk dilakukan otopsi dan tidak menuntut untuk proses lanjut," kata Kapolres.

Atas penolakan itu, Kapolres menyatakan, pihaknya telah meminta keluarga membuat surat pernyataan penolakkan otopsi mayat.

Winda Taek, anak kandung korban mengatakan, sebelum ditemukan meninggal dunia, korban sebelumnya meninggalkan rumah tanpa pamit atau tidak memberitahukan kemana perginya.

Karena tak kunjung pulang ke rumah, dirinya kemudian mengajak warga sekitar tempat tinggalnya untuk bersama mencari sang ayah. "Saya bangun pagi sekitar 06.30 Wita, Bapak sudah tidak ada di rumah. Karena pikirnya biasa-biasa saja, saya kemudian berangkat ke sekolah untuk mengajar seperti biasa," kata Winda.

Menurut Winda, sepulangnya dari sekolah, ia belum mendapati sang ayah di rumah. Akhirnya dia mencoba mencari ayahnya hingga ke sekitaran hutan Atona Laloran, namun tak berhasil menemukan sang ayah. Winda kemudian mengajak tetangga dan sejumlah masyarakat sekitar untuk bersama-sama mencari ayahnya.

Dari hasil pencarian itu, lanjut Winda, sang ayah ditemukan Maksi Ati, 54. Maksi kemudian berlari memberitahukan kepada anak kandung korban dan warga yang ikut dalam pencarian tersebut.

"Saat diberitakan hilang, banyak warga ikut mencari di seputaran hutan dan yang pertama kali menemukan korban yakni Bapak Maksi Ati yang saat itu ikut bersama-sama warga lainnya mencari keberadaan korban," jelasnya. (mg26)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan