Pertama di Indonesia, PLTU Bolok Sukses Uji Coba 100 Persen Biomassa

  • Bagikan
UJI COBA. GM PLN UIW NTT, Fintje Lumembang (kiri) ikut langsung dalam proses uji coba penggunaan Biomassa sebagai bahan bakar pengganti Batubara di PLTU Bolok, Jumat (21/10). Ini merupakan yang pertama di Indonesia sukses uji coba 100 persen penggunaan Biomassa sebagai bahan bakar pembangkit pengganti batubara. (FOTO: ISTIMEWA)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bolok, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi yang pertama di Indonesia dalam uji coba 100 persen penggunaan energi Biomassa sebagai bahan bakar pembangkit listrik pengganti batubara.

General Manager (GM) PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT, Fintje Lumembang, Direktur Utama PJBS, Teguh Widjajanto, dan Ardi Nugroho selaku Kepala Bidang Pengembangan Teknologi PLN Nusantara Power, memantau langsung pengujian High Precentage Co-firing PLTU Bolok, Jumat (21/10).

Pemanfaatan Biomassa dari kayu pohon kaliandra merah dengan kebutuhan pasokan 15 ton kayu per jam ini membuat PLTU Bolok menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) pertama di Indonesia. "Maka PLTU ini menjadi PLTU 100 persen Energi Baru Terbarukan (EBT)," kata Teguh Widjajanto.

Teguh menyebutkan, keberhasilkan ini sesuai visi dunia dalam mencapai net zero emission (netralitas karbon) dan berkontribusi pula terhadap negara dalam tranformasi energi batubara menjadi EBT.

Teguh mengatakan, masyarakat nantinya juga dapat menjadi pemasok kebutuhan Biomassa yang berasal dari kayu pohon kaliandra merah ini. Sementara saat ini Universitas Cendana dan HIPMI menjadi pemasok kebutuhan tersebut.

Ia menyebutkan, selain memasok kayu ke PLTU, masyarakat yang membudidayakan pohon ini pun dapat memanfaatkan daunnya untuk pakan ternak lalu bunganya sebagai madu. "Dengan sendirinya ini akan menciptakan peluang ekonomi baru di masyarakat karena masyarakat yang akan menyediakan kayunya," sebutnya.

Ardi Nugroho sendiri menyebut proses uji melalui tiga hari dimulai dari 25 persen lalu bertahap hingga 100 persen penggunaan energi Biomassa dengan daya yang dihasilkan sebesar 2x16,5 MW.

"Semua parameter operasi dalam keadaan normal dan ini akan menjadi pionir di PLN grup sebagai PLTU pertama yang melakukan uji coba 100 persen Biomassa," jelasnya.

Ardi melanjutkan, Biomassa ini memiliki karakter pembakaran yang lebih baik atau dengan kesempurnaan proses pembakaran dibandingkan dengan batubara.

"Ini komitmen kami bersama dalam menjalankan dekarbonisasi dan menjalankan co-firing Biomassa," sebutnya.

Pada kesempatan yang sama, GM PLN UIW NTT, Fintje Lumembang menegaskan, adanya kerja sama dengan Pemerintah Provinsi (pemprov) NTT terkait pembudidayaan kaliandra merah sebagai co-firing PLTU ini yang mana memanfaatkan lahan-lahan tidur sebagai sumber ekonomi baru masyarakat.

Ia menyebut PLTU Bolok memiliki total kapasitas 33 megawatt juga sebagai sumber pembangkit listrik Sistem Timor.

"Kita tentunya masih membutuhkan peran dari masyarakat karena PLTU Bolok ini salah satu pembangkit yang memasok interkoneksi listrik di sistem Timor," jelasnya.

Fintje yakin ke depannya PLN secara bersama-sama dapat mencapai net zero emission di tahun 2060, tentu dengan membangun energi baru terbarukan dan co-firing bagi sistem pembangkit yang sebelumnya memanfaatkan energi fosil. (r2)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan