Banjir Bandang Porak Poranda Dua Desa di Fatuleu Barat, Puluhan Rumah Rusak

  • Bagikan
RUMAH RUSAK. Salah satu rumah warga tampak rusak berat akibat banjir bandang yang melanda Desa Tuakau, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, Kamis (29/12). (IST)

KUPANG.TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Bencana banjir bandang kembali memporak porandakan dua desa, Kecamatan Fatuleu Barat Kabupaten Kupang. Banjir bandang tersebut akibat meluapnya kali Siumate.

Hujan lebat disertai angin kencang itu melanda wilayah tersebut beberapa hari terakhir sehingga menyebabkan penahan kali jebol dan luapan air membanjiri permukiman warga.

Korban banjir bandang tersebut di Desa Naitae dan Desa Tuakau, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, Kamis (29/12).

Bhabinkamtibmas Desa Poto, Bripka Stefenson Radjah yang dikonfirmasi Kamis (29/12), membenarkan kejadian ini. "Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun sejumlah rumah warga dan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan rusak parah dihantam banjir," ujarnya.

Dikatakan, sekira pukul 22:00 wita banjir meluap di sekitar Desa Netae dan Siumate, Kabupaten Kupang. Hal ini mengakibatkan kerugian material yakni rusaknya puluhan rumah warga yang berada di pesisir sungai Dusun Uel dan sekitarnya. "Ada pula kerugian material lainnya yang belum bisa untuk diperhitungkan dan dilaporkan," katanya.

Kaur Bin Ops (KBO) Satreskrim Polres Kupang, Ipda Kuswantoro selaku penanggungjawab Posko Hari Raya Wilayah Fatuleu yang dikonfirmasi terpisah juga mengakui hujan lebat sejak Minggu (25/12).

"Korban jiwa nihil. Kerugian material masih didata, tapi yang pasti sejumlah rumah warga rusak dihantam banjir," tandasnya.

Kepala BPBD NTT, Ambrosius Kodo kepada TIMEX membenarkan kejadian tersebut. Dikatakan pihaknya terus melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Kupang untuk melakukan pendataan.

"Untuk data, petugas dilapangan sementara mendata. Kita belum mendapatkan data pasti," katanya.

Ia menghimbau kepada warga agar tidak panik. Perlu ketenangan dan kesiapsiagaan untuk menghadapi cuaca ekstrim, cuaca dengan curah hujan yang berlimpah, bisa picu banjir dan longsor.

"Jadi kalo ada hujan lebat dan lebih dari 1 jam, obyek dengan jarak pandang 30 meter tidak jelas terlihat maka bapa mama basodara yang tinggal di lereng, di bantaran/pinggiran sungai dan di dataran rendah daerah aliran sungai segeralah mengungsi ke titik aman terlebih dahulu," sebutnya.

Kepala BPBD Kabupaten Kupang, Semua Tinenti yang dikonfirmasi terkait bencana alam tersebut belum merespon. (r3)

  • Bagikan