Dalam Masa Pemeliharaan, Kontraktor Perbaiki Kerusakan Ringan Jalan Kembur-Metuk

  • Bagikan
Pekerja dari PT Kencana Sakti Nusantara (KSN) tampak memperbaiki kerusakan jalan yang rusak pada ruas Kembur-Watu Ngiung-Metuk di Kabupaten Matim. (FOTO: FANSI RUNGGAT/TIMEX)

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pembangunan HRS atau hotmix di ruas jalan Kembur-Watu Ngiung-Metuk di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) telah tuntas dilaksanakan. Namun, di sejumlah titik mengalami kerusakan ringan, dan itu masih dalam masa pemeliharaan, sehingga kontraktor pelaksana langsung melakukan perbaikan dengan menambal titik jalan yang rusak tersebut.

Sebagaimana terpantau, ada sebanyak enam titik kerusakan ringan pada badan jalan, dan semua sudah selesai diperbaiki. Proyek pembangunan hotmix pada ruas jalan itu dilaksanakan tahun angggaran 2022 lalu. Nilai kontraknya sebesar Rp 7.906.000.000, bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Pelaksananya PT Kencana Sakti Nusantara (KSN), dan Konsultan Pengawas, CV. Mentari Consultant.

Ruas jalan tersebut merupakan jalur utama penghubung wilayah Borong, ibu kota Kabupaten Matim dengan sejumlah wilayah desa dalam Kecamatan Borong. Jalan ini juga menjadi akses menuju wilayah Kecamatan Kota Komba, Kota Komba Utara, dan termasuk menuju wilayah Kecamatan Elar Selatan. Setiap hari ramai dengan aktifitas kendaraan. Lebar jalan yang sudah diintervensi hotmix empat meter dengan ketebalan lapisan aspal homix mencapai 4 cm.

"Ruas jalan Kembur-Watu Ngiung-Metuk, masuk dalam masa pemeliharaan. Jadi kalau kalau terjadi kerusakan ringan, sedang, dan berat, itu menjadi tanggung jawab atau kewajiban kontraktor pelaksana untuk perbaiki," ujar Kepala Dinas PUPR Matim, Yoseph Marto kepada media ini di Borong, Rabu (12/7).

Terkait titik kerusakan di ruas jalan itu, pihaknya bersama Konsultan Pengawas telah menyampaikan ke kontraktor pelaksana. Sehingga pihak kontraktor PT KSN, tidak tinggal diam, dan langsung memperbaiki.

Yoseph mengatakan, setelah perbaikan, kondisi jalan itu kembali mulus dan nyaman dilintasi penggunaan jalan. Tahun 2023, pada ruas jalan yang sama, lanjut dengan pembangunan hotmix menggunakan dana pinjaman daerah di Bank NTT senilai Rp 18.950.000.000.

Kosultan Pengawas CV. Mentari Consultant, Fransiskus X. Candra, mengatakan, hasil pekerjaan pada ruas jalan Kembur-Watu Ngiung-Metuk masih dalam pemeliharaan atau menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana. Sehingga, jika terjadi kerusakan mereka wajib memperbaiki. Sebab hal itu telah diatur dalam kontrak antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan penyedia, dimana jangka waktu pemeliharaan satu tahun dengan jaminan sebesar lima persen dari nilai kontrak.

"Jaminan pemeliharaan itu sebesar lima persen dari nilai kontraknya Rp 7.906.000.000. Jadi setelah melakukan PHO, penyedia sudah menjaminkan uang sebesar Rp 395.300.000 atau sebesar lima persen dari nilia kontrak itu untuk melakukan perbaikan. Saya juga mau luruskan, nilai kontraknya bukan Rp 18 miliar seperti yang disebut-sebut orang. Mungkin yang mereka sebut itu nilai kontrak di tempat lain," ujar Candra.

Candra menjelaskan, apabila penyedia atau kontraktor pelaksana tidak melakukan perbaikan pada masa pemeliharaan, maka PPK berhak mengklaim jaminan pemeliharaan sebesar nilai kerusakan yang ada di lokasi pekerjaan. Jadi kerusakan yang terjadi sampai batas akhir masa pemeliharaan, sudah pasti semuanya akan di perbaiki oleh penyedia atau PPK. 

"Jadi 6 titik kerusakan pada ruas jalan ini, kondisinya tidak parah. Masuk ketegori ringan, karena kondisi kerusakan hanya 0,067 persen dari panjang ruas selurunya atau sebesar 0,01 dari nilai kontrak. Namun masa pemeliharaan, sehingga kami meminta pelaksana untuk perbaik, dan kerusakan itu telah ditangani dan diperbaiki," tutur Candra.

Candra menambahkan, apabila ke depan masih ada kerusakan, tentu penyedia berkewajiban melakukan perbaikan. Hal tersebut karena masa pemeliharaan hingga Desember 2023 mendatang. Volume atau panjang jalan yang diintevensi pada tahun 2022 lalu itu mencapai sekira 3.350 meter, yakni dari Kampung Lewe hingga Kampung Maro, Desa Rana Masak. Lebar badan jalan 4 meter, dengan ketebalan hotmix 4 cm.

Sementara warga Desa Rana Masak, Sipri dan Hardius, kepada media ini mengaku senang karena ruas jalan itu sudah dibangun mulus oleh Pemkab Matim tahun 2022 lalu. Bahkan tahun 2023, pembangunan hotmix lanjut dilaksanakan. Selain menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Matim, warga juga menyampaikan terima kasih kepada kontraktor, karena sejumlah titik kerusakan pada lapisan permukaan hotmix telah diperbaiki.

"Soal nilai kualitas, kita terlalu mengerti. Tapi kasat mata kami melihat, hasil pekerjaan tahun lalu ini, bagus adanya. Karena terbukti, kondisi jalan masih kokoh, pada hal jalur ini ramai dengan aktifitas kendaraan, termasuk kendaraan truk pengangkut beban berat. Ada memang pada titik tertentu yang lapisan atasnya retak dan pecah, tapi tidak parah, dan sudah diperbaiki," ungkap Hardius diamini Sipri. (*)

Penulis: Fansi Runggat

  • Bagikan