Gabungan Tiga Kota IHK di NTT Alami Inflasi 0,42 Persen

  • Bagikan
Donny H.Keatubun

Pada Oktober 2023

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Berdasarkan rilis data BPS Provinsi NTT, gabungan 3 kota IHK di Provinsi NTT tercatat mengalami inflasi sebesar 0,42% (mtm) pada Oktober 2023, setelah pada bulan sebelumnya deflasi sebesar 0,08% (mtm).

Tingkat inflasi tersebut lebih tinggi dari rata-rata bulan Oktober dalam 3 tahun terakhir yang tercatat inflasi sebesar 0,13% (average mtm), juga lebih tinggi dibandingkan Nasional yang pada Oktober 2023 mengalami inflasi sebesar 0,17%(mtm).

Secara tahunan, inflasi gabungan di Provinsi NTT sebesar 2,37% (yoy) atau masih terjaga dalam rentang sasaran 3 ± 1%, serta lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional yang tercatat sebesar 2,56% (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur, S. Donny H. Heatubun mengatakan, sumbangan inflasi terbesar berasal dari kelompok komoditas transportasi yang memberikan andil inflasi sebesar 0,25% (mtm).

"Hal tersebut terutama disumbang oleh kenaikan tarif angkutan udara sejalan dengan pola historis menjelang akhir tahun. Selain itu, penyesuaian harga BBM non-subsidi per 1 Oktober 2023 turut mendorong inflasi kelompok transportasi," katanya.

Dikatakan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga turut menyumbang inflasi. Beras menjadi faktor utama pendorong inflasi di tengah belum masuknya masa panen di sejumlah daerah pemasok.

Selain itu, beberapa komoditas lainnya seperti sawi hijau, daging ayam ras, dan ikan kakap merah juga menjadi penyumbang inflasi kelompok. Andil komoditas penyumbang inflasi terbesar yakni beras,angkutan udara, sawi hijau, bensin, dan biaya print masing-masing sebesar 0,27%; 0,22%; 0,17%;0,03%;0,03%.

Inflasi yang lebih tinggi pada bulan Oktober 2023 tertahan oleh menurunnya harga beberapa komoditas, di antaranya tomat, ikan tembang, daging babi, ikan tongkol, dan sawi putih dengan andil masing-masing sebesar -0,08%; -0,06%; -0,04%; -0,04%; dan -0,03%.

Komoditas hortikultura seperti tomat dan sawi putih masih melanjutkan penurunan harga seiring dengan kondisi curah hujan yang stabil mendukung produksi secara umum. Selain itu, hasil tangkapan nelayan yang terjaga sepanjang bulan Oktober juga menjadi penyebab deflasi komoditas ikan-ikanan khususnya ikan tembang dan ikan tongkol.

Selanjutnya, dari 3 kota pengukuran IHK di Provinsi NTT, seluruhnya mengalami inflasi. Kota Kupang mengalami inflasi tertinggi yakni sebesar 0,47% (mtm), diikuti oleh Waingapu dan Maumere yang juga mencatat inflasi masing-masing sebesar 0,30% (mtm) dan 0,18% (mtm). Adapun secara tahunan, Maumere mencatat inflasi tertinggi yakni sebesar 4,07% (yoy), diikuti oleh Waingapu sebesar 3,92% (yoy) dan Kota Kupang sebesar 1,98% (yoy). (thi)

  • Bagikan