Keluarga Aprianus Kiik Tolak Autopsi

  • Bagikan
IMRAN LIARIAN/TIMEX EVAKUASI. Jasad Aprianus Kiik usai dievakuasi ke darat oleh warga di Pantai Koepan, Kelurahan LLBK, Minggu (14/1)

Diduga ODGJ Lompat ke Laut

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Keluarga Aprianus Kiik, 23, yang diduga merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) menolak agar dilakukan autopsi. Jasad Aprianus Kiik ditemukan dalam kondisi mengapung di laut Pantai Koepan, Kelurahan LLBK, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, Minggu (14/1).

Penolakan autopsi itu ditandai dengan penandatanganan surat penolakan autopsi oleh Hendrikus Frengki Asa, 41, yang merupakan perwakilan keluarga Aprianus Kiik. Atas penolakan autopsi tersebut maka pihak kepolisian menyerahkan jasad Aprianus Kiik ke pihak keluarga.

"Kami keluarga menerima kematian Aprianus Kiik. Ini mungkin jalan Tuhan yang diterima almarhum," ungkap Hendrikus Frengki Asa saat ditemui media ini di RS Bhayangkara Titus Uly Kupang.

Hendrikus mengatakan bahwa almarhum Aprianus Kiik akan dimakamkan di kampung halamannya. Dia juga menyinggung soal tindakan kepolisian melakukan visum luar.

Kesimpulan dari dokter Forensik RS Bhayangkara Titus Uly Kupang menerangkan bahwa Aprianus Kiik ini murni tenggelam. Tidak ada kekerasan fisik atau penganiayaan pada tubuh korban. Aprianus Kiik sejak berada di Kupang ini tidak punya tempat tinggal.

"Almarhum Aprianus Kiik ini mengalami gangguan jiwa sudah sekira 2 tahun . Saya tidak tahu sejak kapan almarhum ada di Kupang, tapi almarhum ini hilang sudah sejak 2 bulan atau 3 bulan dari rumah," jelasnya.

Hendrik juga mengisahkan, Aprianus Kiik jika berbicara hanya bisa berbahasa Inggris danntidak menggunakan bahasa Indonesia.

"Kalau dia (Aprianus Kiik) tanya pakai bahasa Inggris lalu kita jawab dengan bahasa Indonesia itu dia langsung usir bahkan langsung kejar," jelasnya.

Terkait mendengar informasi tentang kematian Aprianus Kiik, kata Hendrikus, awalnya ia dapat informasi ini dari kakak kandung almarhum yang menelepon dirinya.

"Saat itu saya sedang cas HP," ujarnya.

Hendrik mengaku melihat handphone ada pemberitahuan panggilan maka dirinya langsung menelepon balik dan ternyata yang menelpon adalah kakak kandung korban.

Saat berkomunikasi lewat handphone, jakak kandung korban menyampaikan kendirinya untuk melihat postingan grup media sosial bahwa ditemukan mayat laki-laki di laut. Setelah melihat foto-foto yang ditampilkan itu diyakini sebagai adik kandungnya. Karena itu, kaka kandung korban meminta dirinya agar mengecek ke RS Bhayangkara Titus Uly Kupang untuk memastikan jasad tersebut.

"Saya langsung ke sini (RS Bhayangkara) Titus Uly Kupang dan waktu saya buka kantong mayat saya lihat ternyata betul apa yang disampaikan oleh kakak kandung korban," pungkasnya. (r1/gat)

  • Bagikan