Latih Karakter serta Jiwa Kerja WBP

  • Bagikan
olahraga

Kiat Lapas Kelas IIA Kupang Lakukan Pembinaan

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Lemabaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kupang, kembali melatih kemandirian dan karakter para warna binaannya dalam berkerja. Ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan pelatihan serta kegiatan kerohanian.

Kepala Lapas Kelas IIA Kupang, Badaruddin yang diwawancarai mengatakan, tahun ini pihaknya akan menjalankan program-program kemandirian yang ditujukan kepada warga-warga binaanya. Seperti pelatihan-pelatihan kerja serta pembentukan karakter lewat kegiatan keagamaan.

Kepada media ini, Jumat (26/1), Badaruddin mengatakan, pelatihan kerja yang dimaksud adalah pelatihan pengelasan dan pelatihan mebeler. Dalam pelatihan ini, Lapas Kelas IIA Kupang merangkul Balai Latihan Kerja (BLK) Provinsi NTT sebagai mitra untuk menyukseskan kegiatan ini.

"Di samping kegiatan-kegiatan pelatihan, kami juga mewadahi warga binaan di sini untuk ikut dalam peningkatkan pangan. Seperti pertanian dengan menanam sayur, jagung serta umbi-umbian. Kami juga terus pantau sehingga hasilnya bisa dinikmati bersama dan akan terus kami tingaktakan di tahun ini," ungkapnya.

Selain program-program pelatihan, Lapas Kelas IIA Kupang juga turut menguatkan karakter para warga binaan lewat kegiatan-kegiatan rohani. Program kerohanian ini juga sebagai insturmen penilaian perilaku para narapidana atau sistem penilaian pembinaan narapidana (SPPN) di Lapas Kelas IIA Kupang.

"Menganai kegiatan kerohanian sudah wajib hukumnya untuk warga binaan di sini mengikutinya. Semua kegiatan kerohanian itu juga telah ditentukan, kususnya kegiatan rohani. Jadi, kami berkerja sama dengan gereja-gereja baik itu kereja Katolik maupun gereja Protestan. Sementara untuk muslim kami bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam menyukseskan kegiatan ini ," ungkapnya.

Melihat semua kegiatan yang sudah ada ini, maka dirinya berharap agar para warga binaan di Lapas Kelas IIA Kupang bisa semakin memperbaiki diri agar kesalahan-kesalah di masa lalu tidak terulang kembali. Dan, semua keselahan di masa lalu itu supaya menjadi pelajaran di masa mendatang. Sehingga dapat diterima masyarakat sebagai manusia yang baru yang dapat berperilaku baik dan bisa memiliki peran yang aktif dalam membangun lingkunganya dan juga daerah. (cr5/gat)

  • Bagikan