Ahok: Memilih Dengan Hati Nurani

  • Bagikan
Bonefasius Bahy/TIMEX DIALOG. Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat memberikan sambutanya dalam acara Dialog kebangsaan di milenium Bellroom, Rabu (7/2).

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, atau biasa disapa Ahok, ajak masyarakat Kota Kupang untuk memilih pemimpin sesuai hati nurani.

Hal tersebut disampiakan Ahok, saat wawancara media usai acara dialog kebangsaan dengan masyarakat Kota Kupang, di gedung Milenium Bellroom Kupang, Rabu (7/2).

Acara tersebut dihadiri oleh anggota DPRD Provinsi NTT, para anggota partai politik, serta masyarakat Kota Kupang, pukul 16:00 WITA.

Melihat kedatangan Ahok di gedung milenium Bellroom, antusias masyarakat Kota Kupang sangatlah besar, dilihat dari krumunan masyarakat yang memadati halaman milenium Bellroom dengan sorak-sorai yang meriah.

Ahok menyapa masyarakat dengan mengatakan, bahwa dirinya datang ke Kupang, hanya untuk bersilahturahmi, dan bukan untuk kepentingan agenda kampanye, kedatanganya juga sekaligus saya ingin memastikan masyarakat Kota Kupang bisa berani menentukan hak pilihnya.

Ahok juga menambahkan "Pemilu ini kan langsung, umum, bebas, rahasia, tidak boleh ada tekanan siapa pun, dan paksaan siapa pun, saya kan juga bukan datang untuk berkampanye. Lagi pula saya tidak masuk dalam tim kampanye salah satu paslon presiden RI"

Dalam kesempatan tersebut juga Ahok sempat menyinggung perihal pemimpin yang sekedar terbar janji, tanpa realisasi yang jelas.

"Ada pemimpin yang pernah menjanjikan DP rumah nol persen kepada masyarakat, hal itu sangat sulit terjadi dan bisa dilihat hasilnya sekarang, janji tersebut belum teralisasi sesuai yang dijanjikan, kasihan masyarakat," ungkapnya.

Dalam dialog kebangsaan, Ahok menerima beberapa pertanyaan, Diantaranya adalah bagaimana cara masyarakat dapat menentukan pilihan kepada pemimpi yang tepat.

Dalam jawabanya, Ahok mengatakan, jangan pilih pemimpin yang cuman tau tebar janji tanpa prestasi kerja.

"Saya minta masyarakat jangan percaya dengan calon-calon pemimpin yang cuman jualan kecap atau janji tipu-tipu, dan masyarakat perlu hati-hati dengan kalimat-kalimat yang diucapkan oleh para calon pemimpin, karena ungkapan mereka itu harus diterjemahkan lebih dalam, dan melihat efeknya kedepan," jelasnya.

Ahok juga berpesan bahwa Ia pun mengembalikan pilihan itu kepada masyarakat karena menurutnya masyarakat telah menonton debat dari para calon pemimpin lima tahun ke depan, jadi pilihan tergatung suara hati masing-masing. (cr5/rum)

  • Bagikan